Pengertian Persekongkolan Tender TINJAUAN UMUM HUKUM PERSAINGAN USAHA DAN

Ketika menggunakan teori rule of reason, pelaksanaan dari suatu tindakan yang dilarang perlu dibuktikan lebih dahulu, sampai beberapa jauh tindakan yang merupakan anti persaingan tersebut akan berakibat kepada pengekangan persaingan pasar yang menyebabkan persaingan usaha tidak sehat. Substansi penerapan rule of reason dalam Undang- Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat tergambar dari konteks kalimat yang membuka alternatif interpretasi bahwa tindakan tersebut harus dibuktikan terlebih dahulu akibatnya secara keseluruhan. 16 Jadi, tidak seperti teori per se illegal, dengan memakai teori rule of reason tindakan yang dilarang tidak otomatis bersalah, meskipun perbuatan yang dituduhkan tersebut kenyataan terbukti telah dilakukan. Kecuali ditentukan sebagai per se illegal, berdasarkan doktrin per se, kepatutan atau ketidakpatutan dari hambatan perdagangan ditentukan secara rule of reason. Kepatutan perdagangan ditentukan berdasarkan asas hukum dan kewajiban untuk menerapkan kepentingan umum yang termuat dalam peraturan perundang-undangan.

D. Pengertian Persekongkolan Tender

Secara filosofis, pengertian kejahatan bisnis mengandung makna bahwa telah terjadi perubahan nilai-nilai values dalam masyarakat ketika suatu kegiatan bisnis dioperasikan sedemikian rupa sehingga merugikan 16 Alum Simbolon, “Pendekatan yang Dilakukan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Menentukan Pelanggaran dalam Hukum Persaingan Usaha”, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum no.2 vol.2 , April 2013: h.196. kepentingan masyarakat luas, seperti penanaman modal dalam sektor swasta yang padat karya. 17 Perubahan nilai tersebut membuktikan bahwa kalangan pebisnis sudah kurang atau tidak menghargai lagi kejujuran demi untuk mencapai tujuan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Menurut Black’s Law Dictionary, persekongkolan dapat juga diartikan sebagai penyatuan maksud antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk menyepakati tindakan melanggar hukum atau kriminal melalui upaya kerjasama. Hal ini terdapat dalam Al-Quran QS. An-Nisa 4: 29, Allah SWT berfirman: Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persekongkolan berasal dari kata “sekongkol”, sekongkol diartikan sebagai orang-orang yang turut serta berkomplot melakukan kejahatan kecurangan 18 . Persekongkolan juga kerap disamakan dengan kolusi collusion , yaitu sebagai, “A secret agreement between two or more people for deceitful or produlent purpose ”, yang 17 Romli Atmasasmita, Pengaturan Hukum Kejahatan Bisnis Business Crime, Bogor: Kencana, 2003, h. 34. 18 TIM Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gita Media Press,2000, h. 684. diartikan bahwa dalam kolusi adalah sebuah perjanjian rahasia yang dibuat oleh 2 dua pihak atau lebih dengan bermaksud berbohong atau penggelapan yang sama artinya dengan konspirasi dan cenderung berkonotasi negatif. Persekongkolan mempunyai karakteristik tersendiri, karena dalam persekongkolan conspiracy terdapat kerja sama yang melibatkan dua atau lebih pelaku usaha yang secara bersama-sama melakukan tindakan melawan hukum. 19 Mahkamah Tertinggi USA menciptakan istilah concerted action untuk mendefinisikan istilah persekongkolan dalam hal menghambat perdagangan, dan kegiatan saling menyesuaikan berlandaskan pada persekongkolan guna menghambat perdagangan serta pembuktiannya dapat disimpulkan dari kondisi yang ada. Berdasarkan pengertian diatas, persekongkolan merupakan suatu perjanjian yang konsekuensinya adalah perilaku yang saling menyesuaikan dalam melancarkan aksi kecurangan mereka conspiracy is an agreement which has consequence of concerted action. Terdapat tiga terminologi berbeda untuk menjelaskan pengertian tender yaitu pemborongan, pengadaan, dan penyediaan. 20 Suatu pekerjaanproyek ditenderkan maka pelaku usaha yang menang dalam proses tender akan memborong, mengadakan, atau menyediakan barangatau jasa 19 Dayu Padmara Rengganis, Hukum Persaingan Usaha Perangkat Telekomunikasi dan Pemberlakuan Persetujuan ACFTA, Bandung: P.T.Alumni,2013,h.38 20 Asril Sitompul, Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Tinjauan Terhadap Undang-Undang No. 5 Tahun 1999,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,1999,h.31. yang dikehendaki oleh pemilik pekerjaan dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi berdasarkan peraturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak terkait. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peresekongkolan tender adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih, secara terang-terangan maupun diam-diam melalui tindakan penyesuaian kesamaan tindakan concerted action dan atau membandingkan dokumen tender sebelum penyerahan comparing Bid prior to submission dan atau menciptakan persaingan semu sham competition dan atau menyetujui dan atau memfasilitasi dan atau tidak menolak melakukan suatu tindakan meskipun mengetahui atau sepatutnya mengetahi bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk mengatur dalam rangka memenangkan perserta tender tertentu. 21

E. Persekongkolan Tender Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999

Dokumen yang terkait

Eksistensi Presidential Threshold Paska Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/Puu-Xi/2013

6 131 94

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi No.92/Puu-X/2012 Ke Dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2014 Tentang Mpr, Dpr, Dpd Dan Dprd

0 54 88

Pembatalan Putusan Arbitrase Internasional (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 631 K/Pdt.Sus/2012)

14 81 121

Disparatis putusan sanksi denda pada persekongkolan tender (studi putusan MA perkara Nomor 118 K/Pdt.Sus-KPPU/2013)

1 20 0