20
4.2. Rancangan Kombinasi Faktor dan Respon
Sebelum merancang kombinasi dari variabel, titik pusat ditentukan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Armeidy tahun 1992. Pada penelitian tersebut, rendemen dan kekuatan gel tertinggi
terdapat pada penggunaan asam asetat dengan konsentrasi 1. Hasil penelitian inilah yang menjadi dasar untuk menentukan titik pusat pada penelitian kali ini. Grafik rendemen dan kekuatan gel dari
hasil penelitian Armeidy 1992 pada penggunaan asam asetat dengan konsentrasi 1 disajikan pada Gambar 9 dan 10. Penentuan titik pusat pada waktu perendaman juga sama didapatkan dari penelitian
Armeidy 1992, sehingga titik pusat untuk waktu perendaman yang dipakai adalah 1 jam. Grafik dari penggunaan waktu perendaman 1 jam yang menghasilkan rendemen tertinggi dapat dilihat pada
Gambar 11.
Gambar 9. Pengaruh konsentrasi asam asetat 1 terhadap rendemen menghasilkan nilai rendemen tertinggi Armeidy, 1992
Gambar 10. Pengaruh konsentrasi asam asetat 1 terhadap kekuatan gel menghasilkan nilai kekuatan gel tertinggi Armeidy, 1992
0.5; 27,22 1; 34,84
1.5; 30,42
5 10
15 20
25 30
35 40
1 2
3 4
Rendem en
Konsentrasi as.asetat
Rendemen
0.5; 361,64 1; 454,64
1.5; 309,57
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
1 2
3 4
K ek
ua ta
n G
el g
f
Konsentrasi as.asetat
Kekuatan gel
21 Gambar 11. Rendemen tertinggi pada waktu perendaman asam asetat 1 jam
Begitu juga dengan pemilihan titik pusat pada suhu ekstraksi yang digunakan, titik pusat ditentukan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pelegrin 1997. Pada penelitian
Pelegrin menghasilkan kekuatan gel yang cukup tinggi pada suhu ekstraksi 90
o
C, grafik disajikan pada Gambar 12. Menurut Pelegrin 1997, perbedaan konsentrasi dan suhu sangat kuat pengaruhnya
pada karakteristik agar dari Gracilaria. Berdasarkan Armisen 1987, untuk menghasilkan agar yang memadai untuk keperluan industri, indutri agar di Jepang menggunakan suhu 90
o
C untuk ekstraksi Gracilaria.
Gambar 12. Kekuatan gel tertinggi pada suhu ekstraksi 90
o
C Setelah menentukan titik pusat, langkah berikutnya adalah menetukan taraf rendah -1 dan
taraf tinggi 1. Pengkodean variabel dihitung dengan menggunakan persamaan –persamaan:
1 jam; 33,34
2 jam; 29,97 3 jam; 29,18
28,5 29
29,5 30
30,5 31
31,5 32
32,5 33
33,5 34
1 2
3 4
Rendem en
Waktu Perendaman jam
Rendemen
100 200
300 400
500 600
700 800
75 80
85 90
95
K ek
ua ta
n G
el g
f
Suhu Ekstraksi
o
C
Kekuatan gel
22 Rancangan RSM yang digunakan pada program Design Expert V.7 dx7 adalah Central Composite
Design CCD. CCD pertama kali dideskripsikan oleh Box dan Wilson pada 1951, dan rancangan ini merupakan rancangan kuadratik yang paling populer Dean dan Voss, 1999. Dalam statistik, suatu
CCD adalah rancangan percobaan yang sangat berguna dalam Metode Respon Permukaan, setiap rancangan terdiri dari rancangan linier biasa dengan titik-titik faktorial ortogonal n
f
dan titik pusat n
o
, ditambah dengan n
a
titik aksial”, sehingga menurut John 1997 rancangan terdiri dari tiga himpunan titik percobaan yang berbeda.
Pada rancangan percobaan penelitian ini terdiri dari rancangan 2
k
faktorial dimana k adalah banyaknya variabel yang berjumlah tiga dengan ditambahkan enam pengulangan pengamatan pada
titik pusat dengan kode 0 dan axial run star runs sehingga didapatkan 20 rancangan percobaan. Pada tahap ini, hal yang harus diperhatikan adalah menentukan variabel komponen, nilai titik pusat, dan
respon yang diinginkan. Variabel yang digunakan pada optimalisasi rendemen dan kekuatan gel dari agar-agar adalah penambahan konsentrasi CH
3
COOH, suhu ekstraksi, dan waktu perendaman asam asetat. Nilai titik pusat yang digunakan berdasarkan penelitian pendahuluan. Batas maksimum dan
minimum yang diperoleh dikonversi secara otomatis oleh program dx7 seperti dapat dilihat pada Tabel 5 variabel respon yang akan dianalisis adalah rendemen , kekuatan gel gf, kadar air
dan kadar abu . Hasil dari rancangan kombinasi faktor dan respon disajikan pada Tabel 6.
4.3. Analisis Kombinasi Faktor dan Optimasi Respon Permukaan