Pembersihan dan Pencucian Perendaman dan Pemucatan Praperlakuan Ekstraksi

8

2.3. Proses Pembuatan Agar-Agar

Pengolahan rumput laut menjadi agar-agar umumnya melalui beberapa tahapan yaitu pembersihan dan pencucian, perendaman dan pemucatan, pra-perlakuan asam, perebusan atau ekstraksi, penyaringan, penjedalan, dan pendinginan Indriany, 2000.

2.3.1. Pembersihan dan Pencucian

Rumput laut dibersihkan dan dicuci untuk menghilangkan batu-batuan, kerikil, lumpur, kerang dan benda-benda asing lainnya. Setelah dicuci, rumput laut harus segera dikeringkan, sehingga kandungan airnya mencapai 20. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya proses fermentasi yang dapat menurunkan mutu dan kandungan koloidnya. Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari. Penjemuran ini juga dimaksudkan untuk menghilangkan warna dari rumput laut Putro, 1991.

2.3.2. Perendaman dan Pemucatan

Perendaman dimaksudkan untuk melanjutkan pembersihan rumput laut dari kotoran-kotoran yang mungkin masih melekat. Perlakuan ini juga bertujuan untuk melunakkan jaringan rumput laut agar memudahkan ekstraksinya. Pada perendaman ini dapat dilakukan sekaligus dengan proses pemucatan Indriany, 2000. Pada proses pemucatan, rumput laut direndam dalam larutan pemucat selama beberapa waktu disertai proses pengadukan Indriany, 2000. Larutan pemucat yang umum digunakan adalah larutan kalsium hipoklorit CaOCl 3 1 dengan lama perendaman 30 menit Amnidar, 1989, larutan kapur tohor CaO 0,5 selama 5-10 menit Nasran, 1993, dan NaOCl 1 selama 30 menit Kosasih dan Suprijatna, 1967. Larutan pemucat yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan kapur tohor CaO 0,5 selama 5-10 menit. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Nasran et al., 1991, Asmarita 2000, dan Indriany 2000, larutan tersebut memberikan hasil pemucatan yang baik terhadap bahan baku. Untuk menghilangkan bau bahan pemucat yang digunakan, rumput laut dicuci sambil diremas-remas dan dibilas dengan air bersih.

2.3.3. Praperlakuan Ekstraksi

Praperlakuan sebelum ekstraksi yaitu proses perendaman rumput laut yang dilakukan sebelum ekstraksi untuk mempermudah proses ekstraksi, serta untuk meningkatkan mutu rendemen produk agar-agar yang dihasilkan. Praperlakuan dapat dilakukan dengan menggunakan larutan alkali atau asam Irawati, 1994. Proses perendaman dengan asam ini bertujuan untuk memecah dinding sel, sehingga agar-agar mudah diekstrak. Selain itu larutan asam tersebut diharapkan dapat menghancurkan dan melarutkan kotoran sehingga rumput laut lebih bersih. Larutan asam yang dapat digunakan pada perlakuan asam selain asam sulfat dapat juga digunakan asam asetat, asam sitrat, buah asam, dan daun asam Winarno, 1990. Pada penelitian yang telah dilakukan Armeidy 1992 dengan menggunakan CH 3 COOH 1 pada ekstraksi agar-agar rumput laut jenis Gracilaria verrucosa sebagai perlakuan asam telah terbukti dapat meningkatkan rendemen dan kekuatan gel agar-agar yang dihasilkan. Demikian pula percobaan yang dilakukan Priatama 1989, mendapatkan nilai kekuatan gel yang tertinggi pada Gracilaria sp dengan menggunakan CH 3 COOH 3 pada praperlakuan asam. Secara umum praperlakuan asam dapat memperpendek waktu ekstraksi serta meningkatkan rendemen dan kekuatan gel agar-agar yang dihasilkan Priatama, 1989. Praperlakuan dengan alkali tidak selalu diikuti dengan peningkatan kekuatan gel. Praperlakuan dengan alkali dapat menurunkan kekuatan gel agar-agar dari 138 gcm 2 tanpa perlakuan alkali 9 menjadi 110 gcm 2 Whyte dan Englar, 1980 dalam Amnidar, 1989 sedangkan menurut Cho et al 1975, praperlakuan dengan asam terhadap Gracilaria sp ternyata dapat menurunkan kandungan abu, total sulfur dan nitrogen serta dapat meningkatkan kekuatan gel agar-agar.

2.3.4. Ekstraksi