15 Pada penerapannya proses ekstraksi rumput laut dilakukan mengikuti rancangan dari
kombinasi variabel yang didapatkan dari rancangan faktorial. Program yang digunakan untuk mendapatkan kombinasi dari hubungan variabel dengan taraf adalah program Design Expert 7.0.0
DX 7.0.0. Tahapan proses ekstraksi rumput laut disajikan pada skema proses pengolahan agar-agar yang disajikan pada Lampiran 2. Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian merupakan
modifikasi dari metode Armeidy 1992 dan Istini et al. 1986. Tabel 5. Taraf dari beberapa faktor
Faktor Kode
Taraf -1,682
-1 1
1,682
Konsentrasi asam asetat X
1
0,16 0,5
1 1,5
1,84 Waktu perendaman jam
X
2
0,16 0,5
1 1,5
1,84 Suhu ekstraksi
o
C X
3
81,59 85
90 95
98,41 Tabel 6. Rancangan percobaan pada optimasi rendemen dan mutu agar-agar
Run
X
1
X
2
jam X
3
o
C Y
1 -1
-1 -1
Y
1
2 1
-1 -1
Y
2
3 -1
1 -1
Y
3
4 1
1 -1
Y
4
5 -1
-1 1
Y
5
6 1
-1 1
Y
6
7 -1
1 1
Y
7
8 1
1 1
Y
8
9 -1,682
Y
9
10 1,682
Y
10
11 -1,682
Y
11
12 1,682
Y
12
13 -1,682
Y
13
14 1,682
Y
14
15 Y
15
16 Y
16
17 Y
17
18 Y
18
19 Y
19
20 Y
20
3.2.3. Analisis Kombinasi Faktor dan Optimasi Respon Permukaan
Pengolahan data dilakukan dengan Design-Expert DX 7 prosedurnya adalah sebagai berikut: 1.
Data yang dimasukkan pada rancangan komposit terpusat CCD yaitu 3 faktor diantaranya adalah faktor konsentrasi asam asetat X
1
, faktor waktu perendaman X
2
, dan suhu ekstraksi X
3
pengulangan pada data adalah 6 pengulangan pada titik tengah, respon pada rancangan komposit terpusat terdiri dari 4 respon, yaitu adalah respon rendemen, kekuatan gel, kadar air
dan kadar abu. 2.
Pendugaan awal pada data dilakukan dengan melihat bagian fit summary untuk menentukan model persamaan yang disarankan suggested oleh program.
16 3.
Selanjutnya dilakukan analisis sidik ragam ANOVA dengan model yang sudah terpilih. Model berpengaruh nyata jika nilai p-value kurang dari 0,05 peluang kesalahan kurang dari 5,
sedangkan model bersifat tidak berpengaruh nyata jika nilainya lebih dari 0,1 peluang kesalahan lebih dari 10. Selain model, dianalisis juga nilai p-value
“Prob F” pada lack of fit 4.
Kemudian dilakukan analisis pada R
2
untuk mengetahui kuadrat korelasi antara variabel yang digunakan sebagai predictor X dan variabel yang memberikan response Y, R
2
0,8 menunjukan varian model bagus.
5. Setelah didapatkan model yang dianggap paling sesuai akan ditampilkan di dalam sebuah
contour plot grafik dua dimensi atau grafik tiga dimensi. 6.
Langkah berikutnya pengoptimalan ditentukan kriteria yang meliputi variabel dan setiap respon yang mempengaruhi. Pada tahap ini ditentukan goal yang ingin dicapai, batasan dari goal, dan
bobot kepentingan. 7.
Langkah terakhir adalah program Design-Expert 7 akan menampilkan beberapa solusi optimal dengan nilai desirability yang berbeda. Solusi optimal yang memiliki nilai desirability mendekati
1 cenderung dipilih sebagai solusi terbaik.
3.2.4. Validasi Kondisi Optimum
Tahap terakhir adalah validasi kondisi optimal pada respon rendemen, kekuatan gel, kadar air dan kadar abu yang telah diprediksi oleh program Design Expert 7.0.0. Tahap validasi bertujuan untuk
membuktikan nilai respon dari solusi kombinasi faktor yang direkomendasikan. Setelah dilakukannya tahap pengujian validasi, hasil nilai respon aktual yang didapatkan pada tahap tersebut kemudian
dibandingkan dengan nilai respon prediksi yang dihasilkan oleh program Design Expert 7.0.0.
3.3. Prosedur Penelitian