Validasi Kondisi Optimum HASIL DAN PEMBAHASAN

32 Tabel 10. Solusi optimasi hasil analisis Design Expert 7 No. Konsentrasi as. asetat Waktu rendam jam Suhu ekstraksi o C Rendemen Kekuatan Gel gf Kadar Air Kadar Abu Desirability 1 0,50 0,64 89,31 16,53 232,91 15,00 4,21 0,718 2 0,50 0,64 89,17 16,50 233,74 15,01 4,22 0,718 3 0,50 0,80 88,26 16,55 229,54 15,35 4,26 0,700 Nilai desirability yang baik adalah nilai yang mendekati 1, dari ketiga solusi yang diberikan nilai yang paling mendekati satu adalah solusi optimasi pertama dan kedua dengan nilai desirability sebesar 0,718. Perlakuan terpilih yang optimum adalah perlakuan solusi pertama, faktor-faktor pada solusi pertama diantaranya adalah konsentrasi asam asetat X 1 0,50, waktu perendaman X 2 38 menit0,64 jam, dan suhu ekstraksi X 3 89,31 o C dengan desirability sebesar 0,718. Selain dilihat dari nilai desirability yang mendekati satu juga dikarenakan waktu perendaman pada solusi pertama lebih singkat dibandingkan solusi ketiga yang memiliki rendemen sedikit lebih tinggi dibanding solusi pertama. Faktor-faktor pada solusi ketiga diantaranya adalah konsentrasi asam asetat X 1 0,50, waktu perendaman X 2 0,80 jam, dan suhu ekstraksi X 3 88,26 o C. Tujuan dari optimasi menggunakan metode respon permukaan adalah untuk dapat menentukan kombinasi optimum dan faktor peubah bebas yang akan menghasilkan respon peubah tidak bebas yang diinginkan dan dapat menggambarkan bahwa respon mendekati optimum.

4.4. Validasi Kondisi Optimum

Berdasarkan hasil analisis dari program dx7, didapatkan nilai desirability yang mendekati nilai satu yaitu respon yang memiliki konsentrasi asam asetat 0,50, waktu perendaman 0,64 jam, dan suhu ekstraksi 89,31 dengan nilai desirability 0,718. Setelah dilakukan validasi terhadap dugaan nilai respon-respon yang diberikan, didapatkan agar-agar tepung dengan jumlah rendemen 18,28, kekuatan gel 99,20 gf, kadar air 15,21, dan kadar abu 4,58. Apabila dibandingkan dengan nilai prediksi yang diberikan dari program dx7, nilai hasil validasi tidak berbeda jauh dengan nilai prediksi untuk kadar air dan kadar abu karena masih didalam selang prediksi sedangkan untuk nilai rendemen didapatkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rendemen prediksi, hal tersebut dikatakan baik karena tujuan dari penelitian adalah untuk mencari hasil yang optimum yaitu rendemen yang maksimal. Berbeda dengan kekuatan gel, nilai kekuatan gel yang diprediksi oleh program dx7 adalah 232,9 gf dengan selang prediksi terendah adalah 189,91 gf dan yang tertinggi 275,91 gf, sedangkan nilai aktual yang didapat hanya 99,20 gf. Menurut Anonim 2007, definisi dari 95 PI Prediction Interval low adalah nilai terendah dari interval yang diprediksikan, dimana memiliki nilai kepercayaan dari pengamatan individual sebesar 95 sedangkan definisi dari 95 PI Prediction Interval high adalah nilai tertinggi dari interval yang diprediksi, dimana memiliki nilai kepercayaan dari pengamatan individual sebesar 95. Rendahnya nilai kekuatan gel dapat dikarenakan turunnya mutu dari rumput laut kering yang sudah lama disimpan berbulan-bulan. Perbandingan nilai respon yang diprediksikan solusi optimasi satu dengan program dx7 dengan nilai hasil pengamatan aktual dapat dilihat pada Tabel 11. 33 Tabel 11. Perbandingan nilai respon prediksi solusi optimasi pertama dengan nilai hasil pengamatan validasi Respon Aktual Prediksi 95 PI Rendah Tinggi Rendemen 18,28 16,53 14,89 18,18 Kekuatan Gel gf 99,20 232,91 189,91 275,91 Kadar Air 15,21 15,00 13,35 16,65 Kadar Abu 4,58 4,21 2,91 5,52 Pada Tabel 11 terdapat kolom aktual yang memberikan nilai rendemen, kekuatan gel, kadar air, dan kadar abu dari hasil analisis laboratorium pada solusi optimasi yang direkomendasikan oleh program dx7. Sedangkan, nilai pada kolom prediksi dan 95 PI Prediction Interval didapat dari hasil pengolahan piranti lunak Design Expert 7. Sehingga dari kedua kolom tersebut dapat dibandingkan hasil dari nilai aktual dengan nilai prediksi tidak berbeda jauh karena masih terdapat dalam selang prediksi yang diberikan oleh program dx7, kecuali pada kekuatan gel yang nilainya cukup jauh dari prediksi program dx7. 34

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian, perlakuan terpilih yang optimum adalah perlakuan solusi pertama, faktor-faktor pada solusi pertama diantaranya adalah konsentrasi asam asetat X 1 0,50, waktu perendaman X 2 38 menit0,64 jam, dan suhu ekstraksi X 3 89,31 o C dengan desirability sebesar 0,718. Selain dilihat dari nilai desirability yang mendekati satu juga dikarenakan waktu perendaman pada solusi pertama lebih singkat dibandingkan solusi ketiga yang memiliki rendemen sedikit lebih tinggi. Rendemen dan kekuatan gel yang optimum didapat dari masing-masing perlakuan mengikuti model: Rendemen = -254,21971 + 10,84412 X 1 + 5,81118 X 2 + 5,71972 X 3 – 5,32005 X 1 2 – 2,94417 X 2 2 – 0,030927 X 3 2 Kekuatan gel gf = - 9672,83341 – 1617,75267X 1 + 22,18875X 2 + 237,66372X 3 + 127,00000 X 1 X 2 + 16,03000 X 1 X 3 - 94,85219X 2 2 – 1,40956X 3 2 Hasil validasi menunjukkan tepung agar-agar pada kondisi optimum menghasilkan rendemen 18,28, kekuatan gel 99,2 gf, kadar air 15,21, dan kadar abu 4,58. Kekuatan gel tidak sesuai dengan prediksi dari program design expert dikarenakan turunnya mutu dari rumput laut kering yang sudah lama disimpan berbulan-bulan. Kekuatan gel yang diprediksikan program design expert sebesar 232,91 gf, sedangkan untuk rendemennya sebesar 16,53, kadar air sebesar 15,00, dan kadar abu sebesar 4,21.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap rendemen dan kekuatan gel agar mendapatkan titik yang optimal. Selain itu diperlukan metode ekstraksi yang lebih cocok untuk mendapatkan rendemen dan kekuatan gel yang optimum.