Keadaan Geografis, Letak Topografi dan Luas Sibolga Potensi Sumberdaya Ikan Teri di Sibolga

20 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis, Letak Topografi dan Luas Sibolga

Kota Sibolga berada pada posisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah lautan Hindia. Bentuk kota memanjang dari Utara ke Selatan mengikuti garis pantai di sebelah timur terdiri dari gunung dan lautan di barat. Wilayah Sibolga seluas 10,77 km 2 atau 1.077 ha yang terdiri dari daratan Sumatera 889,16 ha daratan kepelautan 187,84 ha. Secara geografis kawasan ini terletak diantara 1 44’4564’’N dan 98 46’3164’’E dengan batas-batas wilayah: 1 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah; 2 Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah; 3 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah; dan 4 Sebelah barat berbatasan dengan Teluk Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah Iklim di Kota Sibolga cukup panas karena hanya beberapa meter di atas permukaan laut dengan suhu maksimal 32 C dan minimum 21,6 C. Kota Sibolga terletak di atas permukaan laut 0-150 m, dan kemiringan lereng lahan bervariasi antara 0-2 persen sampai lebih dari 40 persen Tabel 3. Tabel 3 Kemiringan lereng berdasarkan kawasan di Sibolga Ke miring an lereng Kawasan 0-2 Kawasan seluas 3,12 kilo meter persegi atau 29,10 persen meliputi daratan Sumatera seluas 2,17 kilo meter persegi dan kepulauan 0,95 kilo meter persegi 2-15 Lahan seluas 0,91 kilo meter persegi atau 8,49 persen yang meliputi daratan Sumatera seluas 0,73 kilo meter persegi dan kepulauan seluas 0,18 kilo meter persegi 15-40 Lahan seluas 0,31 kilo meter persegi atau 2,89 persen terdiri dari 0,10 kilo meter persegi wilayah daratan Sumatera dan kepulauan 0,21 kilo meter persegi 40 Lahan seluas 6,31 kilo meter persegi atau 59,51 persen terdiri dari lahan di daratan Sumatera seluas 5,90 kilo meter persegi dan kepulauan seluas 0,53 kilo meter persegi Sumber: Pemko Sibolga 2008 21

4.2 Kondisi Perikanan Tangkap di Sibolga

4.2.1 Sumberdaya manusia SDM nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan Undang-Undang [UU] Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Menurut DJPT 1997, nelayan diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Nelayan penuh adalah nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan atau binatang lainnya atau tanaman air; 2 Nelayan sambilan utama adalah nelayan yang sebagian besar waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan, binatang air lainnya atau tanaman air; dan 3 Nelayan sambilan tambahan adalah nelayan yang sebagian kecil waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan, binatang air lainnya, atau tanaman air. Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah nelayan Sibolga sebanyak 6.621 jiwa, dengan tingkat pendidikan relatif rendah atau rata-rata sekolah dasar SD. Nelayan tersebut tergabung ke dalam beberapa rumah tanggan perikanan RTP sebagaimana pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4 Jumlah Rumah Tangga Perikanan RTP yang ada di kota Sibolga tahun 2006-2010 Jenis RTP Jumlah RTP 2006 2007 2008 2009 2010 Perahu Tampa motor 20 25 11 53 28 Motor Tempel 98 136 68 77 156 Armada Perikanan – 10 GT 127 117 71 71 71 10 – 30 GT 106 112 126 126 126 30 GT 116 67 45 45 45 Jumlah 467 457 321 372 427 Sumber: Dinas Perikanan Sibolga 2011 Kepemilikan unit penangkapan dapat dikelompokan berdasarkan nela yan pemilik dan nelayan buruh. Biaya operasional penangkapan ikan diperoleh dari nelayan pemilik armada penangkapan sedangkan nelayan buruh mendapatkan 22 bagian dari bagi hasil yang telah ditentukan. Selain sebagai nelayan penangkapan ikan, adapun sebagian mata pencaharian masyarakat kota Sibolga adalah sebagai nelayan pengolah ikan sebanyak 125 unit usaha. Unit- unit pengolahan tersebut dapat menampung tenaga kerja sebanyak 625 orang. Pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat nelayan dalam penanganan produksi perikanan masih perlu ditingkatkan agar produk yang dihasilkan nilai dan daya saing yang lebih tinggi Dinas Perikanan Sibolga 2011.

4.2.2 Armada penangkapan

Kapal perikanan adalah kapal, perahu atau alat apung yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan-pelatihan perikanan dan penelitian atau eksplorasi perikanan Undang- undang [UU] Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Kapal penangkapan ikan dikelompokkan menjadi tiga yaitu 1 Perahu tanpa motor PTM yaitu perahu yang digerakkan menggunakan tenaga penggerak dayung atau layar dan perahu tersebut berukuran sangat kecil. 2 Perahu motor tempel PMT yaitu kapal atau perahu yang digerakkan menggunakan tenaga penggerak mesin atau motor yang dipasang pada saat kapal dioperasikan dan dilepas pada saat selesai dioperasikan. 3 Kapal motor KM Diniah 2008. Tabel 5 Jumlah dan jenis armada penangkapan ikan yang ada di kota Sibolga tercatat mulai tahun 2006-2010 Sumber : Dinas Perikanan Sibolga 2011 Jenis Armada Jumlah Unit 2006 2007 2008 2009 2010 Perahu Tanpa motor 27 27 11 53 28 Motor Tempel 107 136 142 151 221 Armada Perikanan – 10 GT 127 161 104 69 69 10 – 30 GT 132 125 149 149 149 30 GT 215 137 122 122 122 Jumlah 608 586 528 544 579 23 Jumlah armada penangkapan di Sibolga terjad i penurunan pada tahun 2006-2008. Armada penangkapan dengan perahu tanpa motor mengalami penurunan dikarenakan semakin jauh lokasi daerah penangkapan yang berpotensi sehingga nelayan beralih ke perahu tempel dan perahu motor dan pada tahun 2009-2010 terjadi peningkatan jumlah kapal tanpa motor. Hal ini disebabkan oleh naiknya harga BBM sehingga nelayan kembali ke kapal tanpa motor. Jumlah armada penangkapan ikan pada tahun 2010 adalah 579 unit sebagaimana tercantum pada Tabel 5. Perikanan Sibolga sebagian besar didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Sibolga. PPN Sibolga merupakan prasarana perikanan tangkap milik pemerintah yang diberikan bagi semua penduduk khususnya masyarakat yang bergerak di sektor perikanan. Fasilitas yang ada di pelabuhan ini dibagi menjadi tiga jenis fasilitas yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas pendukung Tabel 6. Prasarana-prasarana pada Tabel 6 dikelola oleh beberapa unit pelaksana teknis UPT dan perusahaan umum Perum yang memiliki wewenang langsung didalamnya. Unit pelaksanaan teknis UPT di pelabuhan memiliki instansi yang terkait seperti UPT pelabuhan perikanan, satuan kerja pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan, kesehatan pelabuhan, dan polisi air. PPN Sibolga terdapat Perum seperti Pertamina dengan stasiun pengisian bahan bakar umum SPBU. Perusahaan umum Perum adalah perusahan yang dibangun pemerintah untuk membantu menyediakan kebutuhan masyarakat sekitarnya dan tujuannya bukan komersil atau mendapatkan keuntungan. 24 Tabel 6 Fasilitas yang terdapat di PPN Sibolga Sumber : PPN Sibolga 2008

4.2.3 Perkembangan jenis alat tangkap

Perkembangan jenis alat tangkap ikan selama tahun 2006-2010 di Sibolga adalah sebagaimana tercantum pada Tabel 7. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan angka jumlah alat tangkap, hal ini disebabkan oleh banyaknya armada yang menambah jenis alat tangkapannya dalam satu unit kapal. Contoh penambahan jenis alat tangkap adalah bubu dan gillnet. Jenis Fasilitas Volume Fasilitas Pokok Kolam pelabuhan 2,1 ha Dermaga 247 m Turap beton 382 m Jalan kompleks 21.461 m 2 Tanah 12,4 ha Fasilitas Fungsional Pagar keliling 1.824 m 2 Gedung kantor 440 m 2 Gedung pelelangan ikan 864 m 2 Balai pertemuan nelayan 150 m 2 Gedung pemasaran BBM 159 m 2 Tangki BBM 3 unit Toilet umum 150 m 2 Gedung utility 200 m 2 Pos jaga 20 m 2 Lampu tanda pelabuhan 3 unit Pagar kolam limbah 125 m Gapura pelabuhan 1 unit Gudang ikan olahan 100 m 2 Instalasi air tawar 150 m 2 Instalasi listrik 82.5 KVA Gudang peralatan 200 m 2 Lapangan parker 4.500 m 2 Gorong-gorong 1 unit Drainase 2.575 m Radio SSB 1 unit Fasilitas Pendukung Rumah staf 7 unit Mess operator 150 m 2 Musholla 50 m 2 25 Tabel 7 Perkembangan jenis alat tangkap ikan di Sibolga Jenis Alat Tangkap 2006 2007 2008 2009 2010 Pukat Cincin 164 102 105 105 105 Bagan Terapung 96 74 104 104 104 Bagan Tancap 25 25 64 42 42 Rawai Tetap 39 5 1 1 1 Gill Net 125 124 53 53 62 Pukat Ikan 38 30 20 20 20 Pancing Ulur 80 141 168 168 168 Bubu 206 392 340 340 340 Tramel Net 21 26 6 6 6 Serok - 18 37 37 37 Jumlah 794 937 898 876 885 Sumber : Dinas Perikanan Sibolga 2011

4.3 Potensi Sumberdaya Ikan Teri di Sibolga

Produksi ikan teri berdasarkan alat tangkap pada tahun 2006-2010 berubah-ubah seperti yang terdapat pada Tabel 8. Tabel 8 Produksi ikan teri di perairan Sibolga pada tahun 2006-2010 Tahun Triwulan Jumalah produksi ton Bagan apung Pukat ikan 2006 I 726,22 295,94 II 505,48 275,84 III 561,50 276,97 IV 648,70 289,35 2007 I 740,88 319,02 II 557,26 293,15 III 561,50 301,02 IV 672,26 290,31 2008 I 983,80 440,49 II 819,80 367,70 III 885,40 373,23 IV 655,80 392,78 2009 I 1149,50 540,90 II 1126,50 530,10 III 976,90 459,80 IV 1011,50 476,00 2010 I 535,10 251,80 II 497,70 234,20 III 825,1 262,7 IV 551,10 261,4 Sumber : Dinas Perikanan Sibolga 2011 26 Hasil tangkapan ikan teri yang didaratkan d i Perairan Sibolga ditangkap dengan menggunakan alat tangkap bagan apung dan pukat tarik. Jumlah produksi ikan teri selama 5 tahun lebih didominan ditangkap dengan bagan apung. Setiap triwulannya jumlah produksi ikan teri berfluktuasi setiap tahunnya. Pada Tabel 8 terlihat bahwa jumlah produksi ikan teri tertinggi pada triwulan I.

4.4 Unit Penangkapan Ikan Te ri di Sibolga