Upaya Penangkapan Analisis Musim dan Daerah Penangkapan Ikan Teri (Stolephorus spp.) Berdasarkan Kandungan Klorofil-a di Perairan Sibolga, Sumatera Utara

47 Keberadaan ikan teri di suatu perairan dipengaruhi ada tidaknya makanan yang bisa mempertahankan kelangsungan hidup ikan teri. Pada tahun 2010 jumlah hasil tangkapan ikan teri yang didaratkan 16,70 dari jumlah total hasil tangkapan di perairan Sibolga. Ikan teri yang yang diproduksi biasanya diolah kembali menjadi ikan asin. Teri asin merupakan ikan olahan yang digemari masyarakat disemua kalangan.

6.3 Upaya Penangkapan

Effort Ikan Te ri Upaya penangkapan terbesar selama 2009-2010 adalah 2010 dikarenakan jumlah produksi ikan teri yang diperoleh nelayan pada tahun 2009 sangat besar sehingga nelayan beranggapan bahwa pada tahun 2010 jumlah produksi ikan teri juga meningkat. Pada Gambar 11 menunjukkan upaya penangkapan ikan teri yang telah di standarisasi, dengan alat standar adalah pukat tarik. Upaya penangkapan standar terjadi penurunan secara signifikan. Upaya penangkapan yang dilakukan oleh nelayan bagan apung dan pukat tarik ikan setiap bulannya berbeda tergantung keadaan perairan dan hari raya besar yang mereka rayakan. Hari- hari besar yang biasa mereka rayakan adalah Idul Fitri, dan Natal dimana pada saat hari tersebut banyak nelayan yang tidak melakukan penangkapan. Kegiatan pengoperasian bagan juga bergantung pada waktu yang berhubungan dengan bulan purnama, hal ini dikarenakan ikan- ikan pelagis seperti ikan teri yang bergerombol dikarenakan adanya cahaya. Ikan teri akan menyebar apabila banyaknya cahaya yang terpantul ke perairan sehingga nelayan kesulitan untuk menangkap dalam jumlah yang banyak. P ukat tarik ikan beroperasi di kolom perairan sehingga ikan teri adalah hasil tangkapan sampingan yang diperoleh nelayan. Nelayan melakukan penangkapan dengan bagan apung dan pukat tarik tidak hanya dalam satu hari penangkapan oneday fishing tetapi mereka melakukan operasi penangkapan beberapa hari lebih dari 1 hari. Nelayan melakukan pengoperasian alat tangkap beberapa hari di laut tergantung jumlah hasil tangkapan yang mereka hasilkan. Apabila hasil tangkapan yang mereka dapatkan masih sedikit maka mereka akan melanjutkan perjalanan pencarian daerah penangkapan yang lebih potensial. 48 Upaya penangkapan pada musim peralihan barat-timur Maret-Mei selama tahun 2006-2010 lebih tinggi dibandingkan musim- musim lain. Pada musim peralihan barat-timur dengan rata-rata upaya penangkapan sebanyak 1276 hari, sedangkan pada musim barat upaya pena ngkapan berkurang yaitu 1014 hari dikarenakan pada musim barat curah hujan yang sangat tinggi dan keadaan perairan tidak stabil sehingga sebagian nelayan tidak melakukan operasi penangkapan ikan karena cuaca yang tidak mendukung. Unit penangkapan bagan apung pada tahun 2006-2010 semakin meningkat, kecuali pada tahun 2007. Berkurangnya unit penangkapan bagan apung pada tahun 2007 berpengaruh terhadap upaya penangkapan. Jumlah unit penangkapan yang terkecil terjadi pada tahun 2007, hal ini disebabkan kenaikan BBM Bahan Bakar Minyak yang sudah naik kesekian kalinya sehingga beberapa nelayan tidak melakukan operasi penangkapan karena tidak adanya biaya untuk membeli perbekalan melaut. Unit penangkapan pukat tarik ikan selama tahun 2006-2010 mengalami penurunan. Pada tahun 2006 jumlah pukat tarik ikan berjumlah 38 unit, tahun 2007 sebanyak 30 unit dan pada tahun 2008-2010 sebanyak 20 unit. Penurunan unit penangkapan pukat ikan dikarenakan pemerintah melakukan pelarangan pengoperasian alat tangkap seperti pukat ikan berakibat habitat dan ekosistem laut rusak dan punah. Pada kanan kiri jaring terdapat besi pemberat Katung-red, untuk setiap satu katung saja beratnya mencapai 250 kg dan untuk satu unit haruslah memiliki dua katung.

6.4 Pola Musim Penangkapan Ikan Te ri