Pola Musim Penangkapan Ikan Te ri

48 Upaya penangkapan pada musim peralihan barat-timur Maret-Mei selama tahun 2006-2010 lebih tinggi dibandingkan musim- musim lain. Pada musim peralihan barat-timur dengan rata-rata upaya penangkapan sebanyak 1276 hari, sedangkan pada musim barat upaya pena ngkapan berkurang yaitu 1014 hari dikarenakan pada musim barat curah hujan yang sangat tinggi dan keadaan perairan tidak stabil sehingga sebagian nelayan tidak melakukan operasi penangkapan ikan karena cuaca yang tidak mendukung. Unit penangkapan bagan apung pada tahun 2006-2010 semakin meningkat, kecuali pada tahun 2007. Berkurangnya unit penangkapan bagan apung pada tahun 2007 berpengaruh terhadap upaya penangkapan. Jumlah unit penangkapan yang terkecil terjadi pada tahun 2007, hal ini disebabkan kenaikan BBM Bahan Bakar Minyak yang sudah naik kesekian kalinya sehingga beberapa nelayan tidak melakukan operasi penangkapan karena tidak adanya biaya untuk membeli perbekalan melaut. Unit penangkapan pukat tarik ikan selama tahun 2006-2010 mengalami penurunan. Pada tahun 2006 jumlah pukat tarik ikan berjumlah 38 unit, tahun 2007 sebanyak 30 unit dan pada tahun 2008-2010 sebanyak 20 unit. Penurunan unit penangkapan pukat ikan dikarenakan pemerintah melakukan pelarangan pengoperasian alat tangkap seperti pukat ikan berakibat habitat dan ekosistem laut rusak dan punah. Pada kanan kiri jaring terdapat besi pemberat Katung-red, untuk setiap satu katung saja beratnya mencapai 250 kg dan untuk satu unit haruslah memiliki dua katung.

6.4 Pola Musim Penangkapan Ikan Te ri

Nilai CPUEstd pada tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Lampiran 4, dan terlihat bahwa pada tahun 2009 nilai CPUEstd lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2006-2008. Nilai CPUEstd lebih dominan pada musim barat bila dibandingkan dengan musim peralihan barat-timur, musim timur dan musim peralihan timur-barat. Pada musim barat dan musim peralihan timur- barat nilai rata-rata CPUEstd pada tahun 2006-2010 sebesar 0,28 tonhari, musim peralihan barat-timur sebesar 0,23 tonhari, dan musim timur sebesar 0,24 tonhari. 49 Wilayah perairan Sibolga memiliki potensi dalam pemanfaatan sumberdaya ikan teri. Nilai IMP yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan moving average menunjukkan bahwa ikan teri melimpah pada musim barat di perairan Sibolga. Hal tersebut terbukti pada Gambar 13 yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata nilai IMP pada musim barat di atas 100 yaitu sebesar 134,56. Nilai IMP pada musim timur sebesar 82,60 sehingga nilai tersebut berada dibawah 100. Bulan Januari memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan nilai IMP pada bulan lainnya, ini diduga karena ikan teri lebih menyukai perairan yang memiliki kandungan zat hara yang tinggi. Pola musim ikan teri saling berkaitan erat dengan keadaan perairan. Setiap tahunnya pola musim ikan teri dapat berubah sesuai perubahan keadaan perairan Sibolga. Nilai IMP pada musim barat meningkat yang berarti bahwa puncak penangkapan ikan teri terjadi pada musim barat. Nilai IMP meningkat karena kandungan klorofil-a pada musim barat meningkat dimana pada musim barat kandungan klorofil-a sebesar 0,47 mgm 3 , musim barat-timur sebesar 0,46 mgm 3 , musim timur sebesar 0,40 mgm 3 , dan musim timur-barat sebesar 0,48 mgm 3 . Hasil penelitian ini menunjukkan pola yang sama dengan penemuan Gunawan 2004 yang menyatakan bahwa musim penangkapan ikan teri di perairan Kabupaten Tuban pada musim peralihan timur-barat Oktober dan musim barat Desember-Januari. Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa bulan Oktober nilai IMP meningkat drastis hal ini disebabkan ikan teri melakukan pemijahan. Tiews et al. 1970 diacu dalam Hutomo et al. 1987 di Teluk Manila mendapatkan bahwa S. heterolobus dan S. devisi memijah sepanjang tahun, tetapi ada puncak-puncak pemijahan selama musim timur laut dari Oktober sampai Maret.

6.5 Hubungan Hasil Tangkapan dengan Konsentrasi Klorofil-a