30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Pemeriksaan Bahan Uji Determinasi
Sebelum dilakukan penelitian, daun kelor Moringa oleifera Lam terlebih dahulu dideterminasi di di Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia LIPI Cibinong untuk mengetahui kebenaran bahan uji.
3.4.2 Penyiapan Simplisia dan Pembuatan Ekstrak
Daun kelor Moringa oleifera Lam sebanyak 4,3 kg dikumpulkan, kemudian dicuci dengan air mengalir hingga bersih. Daun kelor yang telah dicuci
selanjutya dikering anginkan. Daun kelor yang telah kering dihaluskan menggunakan blender hingga menjadi serbuk sebanyak 0,53 kg. Serbuk daun
kelor selanjutnya ditimbang dan dilakukan ekstraksi cara dingin dengan metode maserasi. Pelarut yang digunakan untuk maserasi adalah etanol 90 Nath, 1992.
Maserasi dilakukan dengan memasukkan serbuk kering simplisia ke dalam maserator, lalu ditambahkan pelarut etanol 90 hingga seluruh bagian serbuk
kering simplisia terendam dengan pelarut. Maserat selanjutnya dipisahkan dengan cara filtrasi. Proses penyarian diulang sekurang-kurangnya dua kali dengan jenis
dan jumlah pelarut yang sama Departemen Kesehatan RI, 2008. Filtrat yang diperoleh selanjutnya disaring menggunakan kapas dan kertas saring, lalu
dipekatkan menggunakan vacuum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak kental. Jika belum didapatkan ekstrak kental, maka proses pemekatan ekstrak
dilanjutkan dengan freeze dryer. Ekstrak kental yang diperoleh kemudian ditimbang.
3.4.3 Penapisan Fitokimia
Pada penapisan fitokimia dilakukan identifikasi kandungan golongan senyawa kimia pada ekstrak etanol 90 daun kelor Moringa oleifera Lam seperti
alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin, saponin, steroid dan triterpenoid. 1. Identifikasi Golongan Alkaloid Depkes RI, 1995
Ekstrak sebanyak 100 mg dimasukkan ke dalam tabung rekasi, lalu ditambahkan 1 mL etanol 70. Ekstrak kemudian ditambahkan 1 mL asam
klorida 2N dan 9 mL aquadest. Selanjutnya dipanaskan di atas penangas air
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
selama 2 menit, dan didinginkan. Kemudian disaring dan filtratnya ditampung. Filtrat digunakan sebagai larutan percoban selanjutnya:
a. Larutan percobaan ditambahkan 2 tetes 2 tetes reagen dragendrof, terbentuknya endapan jingga coklat menandakan bahwa ekstrak
mengandung alkaloid b. Larutan percobaan ditambahkan 2 tetes reagen Mayer LP, terbentuknya
endapan menggumpal putih atau kuning menandakan bahwa ekstrak mengandung alkaloid.
2. Identifikasi Golongan Flavonoid Arifin Helmi, 2006 Ekstrak sebanyak 100 mg dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu
ditambahkan 1 mL etanol 70. Ekstrak kemudian ditambahkan serbuk Mg dan asam klorida pekat. Terbentuknya warna orange, merah, atau kuning menandakan
bahwa ekstrak mengandung flavonoid. 3. Identifikasi Golongan Terpenoid Farnsworth,1966
Ekstrak sebanyak 100 mg dalam cawan penguap ditambahkan 1 ml etanol 70 kemudian dilarutkan dalam 5 ml eter. Selanjutnya diuapkan hingga kering.
Larutan pereaksi yang terdiri dari 10 tetes asam asetat anhidrat dan 5 tetes asam sulfat disiapkan, lalu ditambahkan ke dalam residu. Terbentuknya warna merah-
hijau-violet-biru mendandakan bahwa ekstrak mengandung terpenoid 4. Identifikasi Golongan Tanin Ramya, B. Shiney dan P. Ganesh, 2012
Ekstrak sebanyak 500 mg dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2 ml etanol 70 dan 0,1 FeCl
3
.Terbentuknya warna hijau kecoklatan menandakan bahwa ekstrak mengandung tannin.
5. Identifikasi Golongan Saponin Departemen Kesehatan RI, 1995 Ekstrak sebanyak 100 mg dimasukkan ke dalam tabung rekasi lalu
ditambahkan 1 ml etanol 70. Ekstrak kemudian ditambahkan 10 mg air panas, lalu didinginkan. Selanjutnya dilakukan pengocokan vertikal selama 10 detik dan
didiamkan selama 10 menit. Terbentuknya buih setinggi 1 cm dan tidak hilangnya buih setelah penambahan 1 tetes asam klorida 2N menandakan bahwa ekstrak
mengandung saponin. 6. Identifikasi Golongan Steroid dan Triterpenoid Farnsworth, 1996
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ekstrak sebanyak 100 mg dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 ml etanol 70. Ekstrak kemudian ditambahkan pereaksi
Lieberman-Buchard. Terbentuknya warna biru-kehijauan menandakan bahwa ekstrak mengandung steroid, sedangkan terbentuknya warna merah, merah muda,
atau ungu menunjukkan bahwa ekstrak mengandung triterpenoid. 7. Identifikasi Golongan Glikosida Depkes RI, 1979 dalam jurnal Padmasari,
20013 Larutan uji sebanyak 0,1 ml diuapkan diatas penangas air, larutkan sisa dalam
5 ml asam asetat anhidrat. Tambahkan 10 tetes asam sulfat P, terjadinya warna biru atau hijau menunjukkan adanya glikosida.
3.4.4 Pengujian Parameter Spesifik dan Non Spesifik