12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
antimikroba, antianafilaktik,
hepatoprotektif, radioprotektif,
antiulcer, antispasmodik, antihiperglikemik, antitumor, antiplasmodial, antifertilitas,
antioksidan, diureik, antihipertensi, dan antikanker Pandey et al, 2012 dan Mishra et al, 2011.
2.1.6 Telaah Jurnal Penelitian Mengenai Tanaman Kelor Moringa oleifera
Lam
Penelitian mengenai aktifitas antifertilitas akar Moringa oleifera pernah dilakukan oleh Shukla 1988. Pada penelitian tersebut ekstak air akar Moringa
oleifera dilihat efeknya terhadap reproduksi tikus betina. Ekstrak akar Moringa oleifera pada dosis 200-600 mgkg yang diberikan secara bersamaan dengan
estradiol dipropionat EDP dapat mereduksi bobot basah uterin dan secara histologi dapat menginhbisi epitelium luminal. Efek ini maksimum terjadi pada
dosis 600 mgkg. Hal ini menunjukkan aktivitas antiestrogenik dari akar Moringa oleifera, yang mana ekstrak tersebut mengantagonis secara progresif aktivitas
estrogenik dari EDP. Hasil penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa ekstrak air dari akar Moringa oleifera memilki aktivitas antiprogestasional. Hal ini dapat
terlihat dari pemberian eksrak dengan dosis 600 mgkg yang diberikan secara bersamaan dengan 3 mg progesteron dapat menghambat deciduoma pada 50
tikus yang diujikan. Penelitian lain mengenai aktivitas akar Moringa oleifera dilakukan oleh Paul CW dan Didia BC 2012 pada hewan uji hamster. Ekstrak
metanol dari akar Moringa oleifera diberikan kepada hewan uji dalam dosis 3,6 mgkg, 4,6 mgkg, dan 7 mgkg secara intraperitonial. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ekstrak metanol dari akar Moringa oleifera dapat menyebabkan perubahan histologi testis hamster yang aktifitasnya tergantung
pada besarnya dosis dan lama nya waktu perlakuan. Efek yang terlihat dimulai dari pembentukan sedikit spermatid dan spermatozoa hingga tidak ada nya
pembentukan spermatozoa dan ketinggian sel sertoli yang memendek. Penelitian mengenai aktivitas antifertilitas ekstrak tanaman kelor juga
dilakukan pada bagian daun. Nath D et al 1992 melakukan pengujian ekstrak etanol 90 daun Moringa oleifera pada tikus betina hamil. Hasil penelitian ini
adalah ekstrak etanol 90 daun Moringa oleifera menunjukkan aktifitas abortifacient 100 pada dosis 175 mgkg. Penelitian lainnya dilakukan oleh
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Owalabi J.O dan Ogunnaike P.O 2014 mengenai efek antifertilitas ekstrak etanol daun kelor pada tikus jantan.
Hasil penelitian Owalabi J.O dan Ogunnaike P.O
2014 menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kelor berpotensi sebagai agen
antifertilitas yang terlihat dari adanya kerusakan pada jaringan terstis dan epididimis pada pengamatan histologi. Disrupsi sel epitel epididimis
mengindikasikan fungsi epididimis yang terganggu. Selain itu, epitel pada tubulus seminiferus testis juga mengalami kerusakan. Terjadinya disrupsi pada jaringan
testis memotong berbagai zonalapisan sel germinal yang menunjukkan berbagai tahap perkembangan spermatozoa sehingga proses spermatogenesis terganggu.
Struktur interstitial tubulus seminiferus juga mengalami kerusakan.
2.2 Simplisia