Strategi Penghindaran dan Penanganan Pembiayaan Bermasalah

34 a Pinjaman belum jatuh tempo Terdapat tunggakan bagi hasil atau margin yang telah melampaui tiga bulan tetapi belum melampaui enam bulan. b Pembiayaan telah jatuh tempo dan belum dibayar, tetapi belum melampaui tiga bulan. 3 Pembiayaan Diragukan collectibilitas III Pembiayaan digolongkan kedalam pembiayaan diragukan jika pembiayaan tersebut tidak memenuhi kriteria kurang lancar, tetapi berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa: a Pembiayaan masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai sekurang- kurangnya 75 persen dari total hutangnya termasuk bagi hasil dan margin. b Pembiayaan tidak dapat diselamatkan, tetapi jaminannya sekurang- kurangnya bernilai 100 persen dari total hutangnya termasuk bagi hasil atau margin. 4 Pembiayaan Macet collectibilitas IV Pembiayaan digolongkan macet, jika: a Tidak memenuhi kriteria kurang lancar dan diragukan. b Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan pembiayaan. c Pembiayaan tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit bagi pembiayaan yang diasuransikan jaminannya.

3.1.4. Strategi Penghindaran dan Penanganan Pembiayaan Bermasalah

Strategi penghindaran pembiayaan bermasalah dilakukan pada proses pembentukan dan persetujuan akad antara KBMT dengan calon debitur sampai seluruh kewajiban debitur kepada KBMT dapat diselesaikan. Tindakan terpenting dari strategi penghindaran pembiayaan bermasalah adalah analisa pembiayaan. Analisa pembiayaan dapat mengacu pada prinsip-prinsip pembiayaan yang telah disebutkan pada sub bab sebelumnya. Langkah-langkah dan strategi yang dilakukan adalah Iqbal, 2006: 35 1 Penetapan Kriteria Portofolio Kolektibilitas Para Nasabah, untuk dapat menentukan daftar kelompok nasabah yang masuk dalam kelompok pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah terdiri dari pembiayaan kurang lancar, pembiayaan diragukan dan pembiayaan macet. 2 Pembinaan dan Penagihan Intensif, berdasarkan daftar kelompok pembiayaan bermasalah, dilakukan pembinaan dan penagihan yang intensif terhadap masing-masing nasabah tersebut. Berupa kunjungan langsung ke lokasi usaha nasabah atau ke rumahnya. Pembinaan ini dimaksudkan agar nasabah dapat memenuhi kewajibannya kepada KBMT dengan lancar dan baik. Apabila terdapat masalah yang mengganggu kewajibannya maka pembinaan diarahkan kepada perbaikan dan solusi yang dianggap dapat mengatasi nasabah memenuhi kewajibannya. Selama dilakukan pembinaan intensif oleh seorang konsultan, maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a kemungkinan kemampuan untuk mengembalikan pinjaman sebagaimana kesepakatan di dalam akad b Kemungkinan pengembalian dengan penjadwalan ulang pembiayaan c Kemungkinan pengembalian dengan cara restrukturisasi d Kemungkinan pengalihan kewajiban kepada pihak keluarga yang lain atau distatuskan gharim, kemudian kewajiban ditanggungkan oleh amil zakat e Kemungkinan penyitaan agunan f Kemungkinan meminta jaminan tambahan baik berupa agunan maupun kafalah bin nafs jaminan personal g Kemungkinan mengambil langkah atau tindakan hukum 3 Penjadwalan ulang, merupakan metode penyelesaian antara atau jalan sementara penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan cara melakukan penjadwalan ulang angsuran atau memberi perpanjangan waktu angsuran dan jatuh tempo. Ini dapat dilakukan dengan cara melakukan evaluasi usaha dan analisa ulang sehingga dapat diketahui seberapa besar kemampuan riil dari nasabah dalam pola pengembalian pembiayaan. Langkah ini dilakukan kepada nasabah yang operasi usahanya kurang menguntungkan disebabkan oleh faktor di luar nasabah dan usaha tersebut masih berpeluang menguntungkan di masa mendatang. 36 4 Restrukturisasi, merupakan metode penyelesaian antara atau jalan keluar sementara penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan cara melakukan evaluasi dan pengubahan akad pembiayaan, jangka waktu, sistem anggsuran, besarnya agunan, besarnya nisbah bagi hasil, besarnya marjin, bahkan bila perlu ada penambahan plafond melalui pembaharuan akad. Langkah ini dilakukan kepada nasabah yang sulit mengembalikan pembiayaan dan berdasarkan hasil evaluasi usaha dan kondisi nasabah tidak mampu memenuhi kewajiban seseuai dengan akad yang telah disepakati di awal. 5 Penyitaan agunan, merupakan metode penyelesain pembiayaan bermasalah dengan cara barang atau harta yang dijadikan jaminan disita oleh KBMT yang kemudian dilelang atau dijual untuk dapat dijadikan aset lancar. Proses penyitaan harus memperhatikan aspek hukum yang berlaku. Langkah ini akan

3.2. Kerangka Operasional Penyaluran pembiayaan oleh KBMT kepada UMKM agribisnis dalam