Pengelolaan Pembiayaan Bermasalah pada KBMT Wihdatul Ummah

64 Administrasi Pembiayaan Proses persetujuan Komite Pembiayaan dan Proses Pengikatan Pembiayaan Account Officer Negosiasi dan pemrosesan SPP Kabag. Operasional Realisasi dropping Jasa Nasabah Pengajuan pembiayaan dengan mengisi APP Kabag Marketing Menunjuk AO Komite Sirkuler Rencana Tindak Lanjut setujutidak Account Officer Analisis Pengajuan Pembiayaan berdasarkan 5 C dan pemrosesan MAP Gambar 10. Tahap Pembiayaan pada KBMT Wihdatul Ummah Sumber: KBMT Wihdatul Ummah 2008

5.7.2. Pengelolaan Pembiayaan Bermasalah pada KBMT Wihdatul Ummah

Pembiayaan bermasalah tunggakan pada KBMT WU dikelola dengan beberapa tindakan. Pertama, tindakan pencegahan pembiayaan bermasalah. Kedua, tindakan penyelesaian pembiayaan bermasalah. 1 Tindakan pencegahan pembiayaan bermasalah Sebelum permohonan disetujui dilakukan pencegahan kerugian dengan cara merancang prosedur dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi serta melakukan analisis pembiayaan dengan berpandangan pada 5C, seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Setelah pembiayaan disetujui atau selama masa pembayaran dilakukan beberapa tindakan sebagai berikut: a Monitoring Kegiatan ini dilakukan setiap hari Selasa dengan tujuan untuk melihat prestasi anggaran dari mitra dalam satu minggunya khususnya untuk mitra dengan sistem anngsuran harian. Selain itu tujuan legiatan ini adalah menentukan tindakan yang seharusnya dilakukan untuk menangani pembiayaan yang bermasalah dari mitra yang angsuran prestasinya kurang bagus. b Evaluasi Bulanan Kegiatan evaluasi bulanan ditujukan untuk mengevaluasi aktivitas pembiayaan yang dilakukan bulan tersebut serta untuk menentukan rencana perbaikan bagi 65 bulan selanjutnya. Dalam kegiatan ini dievaluasi masalah-masalah yang timbul dalam aktivitas pembiayaan yang bermasalah serta penentuan tindakan penanganan yang tepat. c Evaluasi Semesteran Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan selama enam bulan sebelumnya dan membuat perbaikan perencanaan dalam enam bulam berikutnya dengan disesuaikan dengan hasil evaluasi yang telah dilakukan untuk enam bulan sebelumnya. Selain melakukan hal di atas, tindakan pencegahan pembiayaan bermasalah yang juga dilakukan KBMT WU diantaranya: a Penyaringan mitra sesuai dengan tingkat kolektibilitas pembiayaan KBMT WU dengan tujuan untuk mengetahui prestasi angsuran mitra. b Diversifikasi Pembiayaan. Diversifikasi pembiayaan pada KBMT WU didasarkan atas jenis usaha, wilayah geografis, besarnya tingkat plafond yang diajukan, pola pembayaran dan penagihan serta berdasarkan lama usaha mitra. Berdasarkan jenis usaha terbagi atas sektor perdagangan, jasa, industri dan lain-lain sedangkan berdasarkan wilayahnya KBMT WU mendiversifikasikan wilayah yang terdiri atas wilayah inti dan sekitar inti. Hal ini dilakukan untuk memudahkan teknis penagihan dan evaluasi pembiayaan. c Memenuhi BMPK. Pembiayaan yang diberikan harus memenuhi plafond atau persyaratan BMPK Batas Maksimum Pemberian Kedit, untuk KBMT WU BMPK sebesar 50 juta. Kebijakan ini berlaku sejak tahun 2003. 2 Tindakan penyelesaian pembiayaan bermasalah Penyebab pembiayaan bermasalah pada KBMT WU diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu: a Kondisi ekonomi, sosial dan politik global Penyebab pembiayaan bermasalah pada kelompok ini adalah adanya perubahan dalam kondisi ekonomi, politik, kebijakan pemerintah daerah, dan sebagainya yang berpengaruh pada kelangsungan usaha nasabah. b BMT internal Pembiayaan yang bermasalah kadang disebabkan oleh internal BMT yaitu pada proses investigasi pengajuan, misalnya: 66 a Kesalahan dalam analisis nilai taksasi jaminan b Terlalu mempercayai mitra PAG atau PCAG c Analisis usaha yang tidak detail d Penegasan barang jaminan yang kurang jelas e Kesalahan penilaian atas rekomendasi orang yang bisa dipercaya sebagai jaminan yang akan menanggung apabila pembiayaan macet. c Mitra Penyebab pembiayaan bermasalah dari kelompok ketiga disebabkan oleh mitra itu sendiri. Hal ini biasanya disebabkan oleh: a Mitra kemalingan b Mitra yang pindah tempat tinggal c Kondisi keluarga mitra seperti konflik keluarga atau terdapat keluarga yang sakit sehingga membutuhkan biaya pengobatan yang pada akhirnya menghambat pembayaran angsuran. d Mitra kesulitan untuk memperoleh barang dagangan karena kelangkaan barang atau karena kondisi ekonomi negara yang tidak mendukung. Tindakan penyelesaian pembiayaan bermasalah terbagi atas dua bagian yang didasarkan pada tingkat kolektibilitas debitur, yaitu dalam perhatian umum dan dalam perhatian khusus. a Dalam perhatian umum Debitur dengan kolektibilitas 2 kurang lancar mendapatkan penanganan dalam perhatian umum. Pada kasus ini biasanya penanganannya dilakukan oleh AO yang memproses pembiayaan dari yang bersangkutan. Tindakan yang dilakukan adalah memonitoring usaha dari mitra dan adanya teguran dari pihak BMT melalui AO yang memprosesnya. b Dalam perhatian khusus Kolektibilitas 2 yang sudah membahayakan, kolektibilitas 3 dan kolektibilitas 4 masuk ke dalam penanganan khusus. Penanganannya dilakukan oleh AO yang memproses pembiayaan dengan dibantu oleh bagian KAP, tetapi pada akhirnya yang akan menangani adalah bagian KAP. KBMT WU dituntut untuk dapat mempertanggungjawabkan aktivitas penyaluran dananya terhadap publik penyimpan dana. Untuk itu kualitas 67 pembiayaan haruslah diperhatikan, karena hal ini berkaitan dengan pembentukan kualitas aktiva produktif bagi KBMT WU. Peningkatan pembiayaan bermasalah mewajibkan KBMT WU membentuk cadangan penghapusan piutang yang diambil dari pendapatan atau laba yang diperoleh. Peningkatan pembiayaan bermasalah NPF Non Performing Financingmenyembabkan peningkatan jumlah cadangan penghapusan piutang sehingga mengurangi modal KBMT. Sadar akan pentingnya hal tersebut maka KBMT WU berupaya untuk dapat mengurangi jumlah pembiayaan bermasalah melalui berbagai cara penyelamatan pembiayaan bermasalah. Teknik penyelesaian pembiayaan bermasalah pada KBMT WU dilakukan dengan beberapa metode yaitu: a Resceduling Pada penelitian ini KBMT WU memberikan kelonggaran kepada mitranya untuk membayar hutang yang telah jatuh tempo dengan jalan menunda tanggal jatuh tempo tersebut. Dalam hal ini KBMT WU menggunakan istilah pembaharuan yaitu menyusun jadwal baru untuk angsuran setelah dilakukan analisis kelayakan usaha mitra. Besar dan lama angsuran dipengaruhi oleh kondisi keuangan mitra. b Restructuring KBMT WU melakukan langkah ini dengan memberikan tamabahan jumlah pembiayaan kepada mitra apabila dirasa dengan penambahan jumlah pembiayaan tersebut dapat memperbaiki usaha sehingga meningkatkan prestasi angsuran. c Penyitaan jaminan Penyitaan jaminan dilakukan apabila pembaharuan sudah tidak mungkin lagi dilakukan. Jaminan yang disita adalah jaminan yang tercatat dalam MAP Memorandum Analisa Pembiayaan. 68 VI KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN Karakteristik debitur responden baik yang lancar maupun yang tidak lancar dalam pengembalian pembiayaan diidentifikasi berdasarkan variabel- variabel yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian pembiayaan meliputi karakteristik personal, karakteristik usaha dan karakteristik pembiayaan. Karakteristik personal terdiri atas tingkat pendidikan. Karakteristik usaha mencakup omzet usaha, dan pengalaman usaha. Karakteristik pembiayaan meliputi jumlah pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, frekuensi pembiayaan, pola penagihan dan jenis penggunaan pembiayaan. Debitur yang menjadi responden dalam penelitian ini merupakan nasabah KBMT WU yang bergerak pada UMKM agribisnis diantaranya adalah pedagang sayur, buah, ikan dan ayam baik dalam bentuk mentah maupun olahan. Berdasarkan karakteristik personal, tingkat pendidikan responden mulai dari tidak tamat SD hingga Perguruan Tinggi. Berdasarkan karakteristik usaha, kisaran omzet usaha responden antara Rp 1,5 juta hingga Rp 90 juta per bulan dengan lama usaha antara 2 tahun hingga 36 tahun. Berdasarkan karakteristik pembiayaan, jumlah pembiayaan berkisar antara 0,5 juta hingga 50 juta, jangka waktu pembiayaan antara 100 hari hingga 720 hari, sedangkan frekuensi pembiayaan antara 1 kali hingga lebih dari 5 kali. Pola penagihan terhadap debitur terdiri atas penagihan secara langsung dan tidak langsung dan untuk jenis penggunaan pembiayaan terdiri atas kegiatan produktif, konsumtif, dan keduanya sekaligus.

6.1. Perbandingan Karakteristik Personal Responden