137 1. Pengelola industri areal Wilayah Kuasa Pertambangan WKP
PT.Pertamina EP Eksplorasi dan Produksi Region Jawa Area Operasi Timur dan Wilayah Kerja WK PT.Sumber Daya Kelola SDK
KelurahanDesa Amis Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu Propinsi
Jawa Barat, yaitu manajemen kawasan industri pengolahan gas ikutan
yang bertanggung jawab secara teknis terhadap kelancaran operasi industri dan kualitas lingkungan.
2. Pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, yaitu: lembaga otoritas lokal dan nasional yang memegang kebijakan di dalam
areal Wilayah Kuasa Pertambangan WKP PT.Pertamina EP Eksplorasi dan Produksi Region Jawa Area Operasi Timur dan Wilayah Kerja WK
PT.Sumber Daya Kelola SDK KelurahanDesa Amis Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat.
3. Pengusaha yang menginvestasikan modal di areal Wilayah Kuasa Pertambangan WKP PT.Pertamina EP Eksplorasi dan Produksi Region
Jawa Area Operasi Timur dan Wilayah Kerja WK PT.Sumber Daya Kelola SDK KelurahanDesa Amis Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu
Propinsi Jawa Barat 4. Masyarakat, baik sebagai karyawan maupun masyarakat yang berdomisili
di sekitar lokasi penelitian. 5. LSM yang memperhatikan masalah-masalah lingkungan.
6. Perbankan atau lembaga keuangan bukan bank yang akan membiayai proyek pemanfaatan gas ikutan menjadi barang yang bernilai ekonomis.
b. Formulasi Masalah Problem Formulation
Pemanfaatan gas ikutan pada industri minyak dan gas bumi selain memiliki dampak negatif yang dapat mencemari lingkungan, juga memiliki
potensi konflik kepentingan didalam pemanfaatannya. Adanya konflik kepentingan ini, jika tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan sangat bijaksana
dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang dapat merugikan baik secara ekonomi, sosial maupun ekologi. Oleh karena itu, dalam mendisain model
pemanfaatan gas ikutan pada industri minyak dan gas bumi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjuta, dapat diformulasikan beberapa permasalahan
berdasarkan hasil evaluasi dari adanya keterbatasan sumberdaya yang dimiliki dan konflik kepentingan diantara stakeholders. Adapun permasalahan
pemanfaatan gas ikutan di lokasi penelitian diformulasikan sebagai berikut :
138 1. Keterbatasan kepemilikan, keterbatasan lahan dan akses permodalan untuk
kegiatan operasi dan pengembangan usaha dalam menyediakan lahan 2. Keterbatasan sumberdaya manusia dalam pengetahuan peralatan dan
teknologi konversipengolahan gas ikutan yang berdampak pada rendahnya inovasi dan kreativitas pengolahan gas ikutan.
3. Keterbatasan kemampuan investor menerapkan teknologi berwawasan lingkungan pada setiap proses produksi yang masih tetap berakibat pada
tingginya tingkat pencemaran. 4. Perencanaan saat ini yang masih bersifat sektoral dan parsial, belum dapat
mengakomodisasi kebutuhan stakeholders, sehingga kerjasama lintas sektoral masih rendah.
5. Tekanan penduduk dan tuntutan perkembangan ekonomi daerah yang semakin dinamis, serta tingginya permintaan konsumsi barang,
mengakibatkan permintaan terhadap lapangan kerja dan jumlah angkatan kerja.
6. Hukum dan kelembagaan yang saat ini masih belum bersifat operasional dan dalam pelaksanaannya yang belum konsisten
7. Masih adanya keterbatasan infrastruktur usaha seperti : perijinan, komunikasi, perpajakan, retribusi berdampak kurang kondusifnya iklim usaha.
c. Identifikasi Sistem Identifikasi sistem pada dasarnya merupakan hubungan antara pernyataan