Data Primer Definisi Operasional

63 Gambar 23. Diagram alir tahapan penelitian

a. Data Primer

Data primer aspek fisik kimia yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data eksisting kualitas udara terutama karbon dioksida CO 2 , metana CH 4 , nitrogen oksida NO x , dan sulfur dioksida SO 2 yang merupakan polutan untuk udara atmosfir, data ruang hijau terbuka, data hidrologi, data ekologi, data sosial ekonomi, data persepsi stakeholder terhadap pemanfaatan gas ikutan dan pencemaran akibat adanya gas ikutan yang tidak dimanfaatkan, data teknologi, data fisik lingkungan, pengolahan gas ikutan, kapasitas instalasi pengolah gas ikutan, volume gas ikutan per satuan waktu, quality controll terhadap gas ikutan, produk olahan gas ikutan, zonasi peruntukan lahan serta data hukum dan kelembagaan. Data ini diperoleh melalui pengambilan secara langsung di lapang pengukuran di lapang dan di laboratorium. Selain itu juga dilakukan perhitungan terhadap konsentrasi CO 2 , metana CH 4 dan nitrogen oksida NO x yang didasarkan pada perhitungan yang terdapat pada Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories IPCC, 2006. 64 Sedangkan data primer sosial ekonomi pada penelitian ini dilakukan melalui observasi lapang dan wawancara dengan masyarakat, pengusaha dan para pakar dengan bantuan kuesioner di sekitar Wilayah Operasi Lapangan Tugu Barat. Secara garis besar data primer sosial ekonomi yang akan diambil pada penelitian ini antara lain adalah struktur ekonomi, jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk, pengeluaran keluarga, laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan produktivitas per kapita, pengeluaran keluarga, sektor pembangunan unggulan, pemerataan pendapatan dan penyebaran aktifitas ekonomi di sekitar lokasi penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang diambil adalah data saat ini dan data pada tahun- tahun sebelumnya time series yang diambil dari instansi terkait seperti dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat, Badan Meteorologi dan Geofisika berupa data kualitas udara, data kualitas gas ikutan dari Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral ESDM QQ Direktorat Jenderal Minyak dan Gas DitJend Migas dan perusahaan lokasi penelitian, data hidrologi yang meliputi debit air, pola drainase, neraca air, temperatur udara, curah hujan, penyinaran matahari, sarana dan prasarana pengolahan gas ikutan, sarana dan prasarana lingkungan di lokasi penelitian. Selain itu juga dikumpulkan data mengenai dokumen amdal, kinerja lingkungan RKL dan RPL. Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber, yaitu: a. Studi literatur tentang eksploitasi gas bumi, pembangunan berkelanjutan, pengelolaan air terproduksi, pengelolaan gas-gas kontaminan dan pengelolaan lingkungan fisik, sosial dan ekonomi. b. Sistem manajemen lingkungan dan hasil studi lingkungan: AMDAL, UKL- UPL, environmental baseline study, studi sosial, ekonomi dan budaya dan lain-lainnya yang pernah dilakukan. c. Hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Data tersebut adalah hasil pengukuran kualitas air air limbah, dan flora dan fauna darat. d. Laporan Program Peringkat Kinerja Pengelolaan Lingkungan PROPER. e. Data ekonomi dan sosial, diperoleh dari BPS, Departemen Keuangan dan BPS Propinsi Jawa Barat dan Kabupaten Indramayu. 65 Adapun format pengumpulan data yang dilakukan pada saat mengumpulkan data primer dan sekunder dapat dilihat pada Tabel 5: Tabel 5. Format pengumpulan data Lapangan Tugu Barat. No. Uraian Data Satuan Keterangan 1 Produksi gas bumi MMSCFD 2 Jumlah sumur produksi Buah 3 Limbah cair – air terproduksi BOPDhari 4 Limbah padat non-B3 m3 tahun 5 Limbah B3 m3 tahun 6 Limbah padat m3 tahun 7 Jumlah cerobong stack buah 8 Emisi udara NO x Hasil pengukuran Tontahun 9 Gas Rumah Kaca CO 2 Tontahun 10 Gas Rumah Kaca NO x Hsl perhitungan Tontahun 11 Biaya pengelolaan lingkungan Rptahun 12 Biaya pengelolaan lingkungan sosial Rptahun 13 Luas areal fasilitas operasi produksi Hektar Data sekunder sosial ekonomi akan diperoleh dari berbagai instansi terkait yang meliputi jumlah dan komposisi penduduk, jumlah keluarga, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, pola pekerjaan, kesempatan kerja, jumlah tenaga kerja, kegiatan sosial, luas wilayah, kondisi perumahan, status pemilikan lahan, tingkat aksesibilitas masyarakat di lokasi penelitian.

3.2.2. Teknik Penetapan Responden

Dalam rangka menggali informasi dan pengetahuan atau pendapat pakar digunakan metode expert judgment. Untuk keperluan ini pakar ditentukan secara purposive sampling. Dalam menentukan pakar mana yang dijadikan responden ada beberapa persyaratan yang diberlakukan yakni keterjangkauan dan kesediaan responden untuk diwawancarai, mempunyai reputasi, kedudukan dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai pakar pada bidang yang diteliti, dan telah berpengalaman di bidangnya, minimal dalam waktu dua tahun. Responden pakar mewakili sebagian stakeholders seperti Manajemen Perusahaan, Kepala Bagian Pengembangan di Depperindag, Ketua Bapedalda, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Kepala Dinas Pertambangan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, pengusaha, akademisi, dan LSM. Dengan demikian maka 66 pakar yang terpilih diharapkan dapat mewakili unsur birokrasi, akademisi, pelaku usaha, dan organisasi yang peduli terhadap lingkungan

3.2.3. Pengambilan Sampel Udara

Pengambilan sampel udara dilakukan pada titik-titik tertentu yang dianggap mewakili lokasi penelitian, dan akan dilakukan tiga kali ulangan bulan I, II dan III. Adapun lokasi pengambilan sampel udara dilakukan pada sekitar tempat proyek berada, yakni: 1. Desa Amis, Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu. 2. Desa Cemara, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. 3. Desa Losarang, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.

3.2.4. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif melalui studi kasus dengan menggunakan pendekatan sistem. Metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran kondisi dan keragaman pembangunan subsektor pertambangan gas bumi di Provinsi Jawa Barat dan di Lapangan Tugu Barat, PT. Pertamina EP - PT. SDK. Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan apakah sektor pertambangan gas bumi termasuk basis ekonomi serta bagaimana dampaknya terhadap pembangunan wilayah di Kabupaten Indramayu. Metode yang akan digunakan untuk analisis tersebut adalah NPV, IRR, PBP dan Probability Index PI . Metode analisis data disesuaikan dengan pendekatan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Secara keseluruhan, tujuan, jenis dan sumber data dan analisis data serta alat bantu analisis yang digunakan dirangkum dalam Tabel 6.

3.3. Definisi Operasional

1. Kebijakan adalah serangkaian keputusan yang diambil oleh seorang aktor atau kelompok aktor yang berkaitan dengan seleksi tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut dalam situasi tertentu, dimana keputusan tersebut berada dalam cakupan wewenang para pembuatnya William Jenkins, 1978 67 Tabel 6. Rangkuman tujuan, pendekatan dan analisis data No Kegiatan Penelitian Jenis Data Metode Analisis Alat Bantu Analisis Output 1 Kajian kondisi existing sistem pengolahan dan potensi pemanfaatan gas ikutan fisik, kimia, sosial, dan ekonomi pengolahan gas ikutan dalam ekploitas migas Deskriptif, dibandingk an dengan bakumutu lingkungan, Program aplikasi worksheet Excell - informasi kondisi existing pengolahan gas ikutan informasi potensi pemanfaatan gas ikutan 2 Studi kelayakan ekonomi pemanfaatan gas ikutan data ekonomi biaya manfaat pemanfaatan gas ikutan Analisis ekonomi, IRR, NPV, PBP, Probability index Program aplikasi worksheet Excell - informasi kelayakan ekonomi pengolahan gas ikutan 3 Pengembangan desain model pengelolaan gas ikutan fisik, kimia, sosial, dan ekonomi pengolahan gas ikutan Sistem dinamik Powersim constructor versi 2.5 model sistem pengelolaan gas ikuta yang ramah lingkungan 4 Perumusan arahan kebijakan dan strategi pengelolaan migas ramah lingkungan dan berkelanjutan data hasil survey pakar AHP dan ISM Criterium decission plus CDP 9.5 dan ISM prioritas kebijakan dan strategi pengelolaan migas ramah lingkungan, permasalahan dan kebutuhan 2. Pembangunan berkelanjutan dapat juga didefinisikan sebagai “upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumberdaya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan” UU No. 23, 1997. Pembangunan berkelanjutan dapat juga didefenisikan sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan mempunyai tujuan jangka panjang, yaitu memikirkan pula kepentingan anak cucu dalam generasi yang akan datang. 3. Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan hidup. 4. Kegiatan usaha hulu migas upstream adalah kegiatan eksplorasi pencarian, eksploitasi pengangkatan melalui kegiatan pengeboran dan 68 penyelesaian sumur, sarana pengangkutan, penyimpanan storage dan pengolahan minyak mentah untuk pemisahan serta pemurnian minyak dan gas di lapangan minyak dan gas. Sedangkan Kegiatan usaha Hilir Migas downstream adalah kegiatan prosessing atau pengolahan melalui kegiatan kilang refinery untuk memproduksi bahan bakar minyak berserta turunannya dan pemasaran marketing serta distribusi melalui kegiatan penyimpanan storage. 5. Gas bumi adalah semua jenis hidrokarbon yang berada dalam fase gas gas alam atau larutan bersama minyak yang dihasilkan dari sumur gas ikutan; campuran gas atau uap hidrokarbon yang terjadi secara alamiah yang komponen utamanya metane, etana, propane, butane, pentane dan heksane ditambang dari dalam reservoir secara langsung atau gas ikutan associated gas dalam penambangan minyak.

6. Clean development mechanism CDM atau mekanisme pembangunan

bersih merupakan salah satu mekanisme di bawah Protokol Kyoto yang memperbolehkan negara-negara berkembang “menjual” penurunan emisi melalui berbagai proyek kepada negara-negara maju. 7. Gas alam cair liquefied natural gas, LNG adalah komponen hidrokarbon ringan dari gas alam, dengan kandungan terbanyak berupa metana yang telah dicairkan Khoiroh, 2008. LNG dapat juga didefinisikan sebagai gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar 160°C Anonim dalam Wales, 2008. LNG dapat juga disebut sebagai gas yang terdiri atas metana yang dicairkan pada suhu sangat rendah -160°C dan dipertahankan dalam keadaan cair untuk mempermudah transportasi dan penimbunan. 8. Gas ikutan merupakan gas yang diperoleh dari proses pemisahan antara minyak mentah dan gas bumi melalui proses tekanan hydrocarbon yang diberikan dengan batas maksimum antara 25 – 30 . Terdapat dua macam gas yang terakumulasi dalam tempat penyimpanan minyak, yakni 1. gas ikutan yang larut dalam minyak mentah ke dalam suatu formasi dan 2. gas ikutan di dalam tempat cadangan minyak mengalami penjenuhan dan terjadi penyumbatan sehingga tekanan dan temperatur tekanan gas di bawah batas maksimum, membuat tekananan tersebut membuat gas terdorong ke atas Johnston, 2003. 69 9. Compress natural gas CNG adalah pengganti untuk bensin, bahan bakar diesel dan bahan bakar propana. CNG ini dipertimbangkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar diatas. Lebih ringan dari udara sehingga mudah menyebar dengan cepat ketika bocor ataupun tumpah. Dibuat dengan memberi tekanan pada LNG, didistribusikan menggunakan kontainer cylindrical atau spherical dengan tekanan normal 200–220 bar. 10. Liquified petroleum gas LPG adalah produk pengolahan gas alam dengan kandungan utama berupa propana C3 dan butana C4 serta sejumlah kecil etana C2 Khoiroh, 2008. LPG dapat juga didefinisikan sebagai gas hidrokarbon yang dicairkan dengan tekanan untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan penanganannya, yang terdiri atas propane, butane atau campuran keduanya. 11. Lean gas adalah yang sangat sedikit mengandung senyawa propana C3 dan yang lebih berat dari itu, atau juga termasuk aliran gas yang keluar dari unit absorbsi Khoiroh, 2008. 12. Condensate adalah fraksi hidrokarbon cair yang diperoleh dari aliran gas yang memiliki kandungan penting berupa pentane C5 Khoiroh, 2008. 13. Flare associated gas adalah membakar gas bumi yang terproduksi terdapat bersama-sama dengan minyak bumi di dalam reservoir yang berlebihan di menara suar bakar cerobong, alat untuk membakar gas-gas hidrokarbon dan gas beracun yang keluar dan dikeluarkan dari peralatan unit operasi seperti compressor, vessel, karena kelebihan tekanan supaya aman terhadap peralatan dan lingkungan.

14. Million standard cubic feet per day MMSCFD adalah satuan umum yang

biasa digunakan untuk energi adalah MMBTUD dan BBTU. Sebagai informasi, gas alam tidak dijual berdasarkan nilai volume atau molar flow nya. Gas alam dihargai berdasarkan nilai energi atau heating value-nya USMMBTU. 15. British termal unit BTU adalah satuan panas yang besarnya 1180 dari panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu pound 0.4536 kg air dari 32°F 0°C menjadi 212°F 100 o C pada ketinggian permukaan laut. Biasanya dianggap sama dengan jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu pound air dari 63°F 17,2°C menjadi 64°F 17,8°C. 70 16. Plan of development POD adalah rencana pengembangan lapangan migas secara terpadu untuk mengembangkan cadangan hidrokarbon secara optimal, sehingga menjadi realistis, sesuai dengan aspek teknis, ekonomis, dan lingkungan yang sehat dan aman SHE. 17. Barrel oil per day BOPD adalah jumlah barrel minyak per hari yang diproduksi oleh sumur, lapangan atau perusahaan minyak. Satu barrel sama dengan 42 US gallon atau setara dengan 159 liter. 18. Associated gas adalah gas alam yang diporoleh dari wells dimana terdapat kandungan crude oil pada sumur tersebut. 19. Non-associated gas adalah gas alam yang diporoleh dari sumur dimana tidak terdapat kandungan crude oil pada sumur tambang tersebut 20. Minyak bumi crude oil adalah campuran berbagai hidrokarbon yang terdapat dalam fase cair dalam reservoir di bawah permukaan tanah dan yang tetap cair pada tekanan atmosfir setelah melalui fasilitas pemisahan diatas permukaan. 21. Sumur pengembangan development well adalah sumur yang dibor didaerah yang telah terbukti mengandung minyak atau gas dengan tujuan mendapatkan produksi yang diinginkan. 22. Bahan bakar fosil BBF adalah juga dikenal sebagai bahan bakar mineral, adalah sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam. Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang dipercayai menyebabkan pemanasan global. Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon dioksida di udara. 23. Gas rumah kaca GRK adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktifitas manusia antropogenic. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernafasan hewan dan manusia yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida; dan pembakaran material organik seperti tumbuhan.Karbondioksida dapat berkurang karena 71 terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Letak Geografis dan Administratif

Kabupaten Indramayu, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yang membentang sepanjang pesisir pantai utara P.Jawa, dengan pemerintahan yang berpusat di Kecamatan Indramayu. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Cirebon di tenggara, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang, serta Kabupaten Subang di sebelah barat. Kabupaten Indramayu terdiri atas 31 kecamatan, yang terdiri dari 313 desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Indramayu berada di Kecamatan Indramayu, yang berada di pesisir Laut www.indramayukab.go.id , 2008 Secara geografis, Kabupaten Indramayu terletak pada 107° 52° - 108° 36° bujur timur dan 6° 15° - 6° 40° ls. Berdasarkan topografinya sebagian besar Kabupaten Indramayu merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0 – 2 . Kondisi ini berpengaruh terhadap drainase, dan bila curah hujan cukup tinggi, maka di daerah-daerah tertentu akan terjadi genangan air.

4.2. Iklim

Suhu udara Kabupaten Indramayu cukup tinggi yaitu berkisar antara 18 o - 28° C. Rata-rata curah hujan Kabupaten Indramayu sepanjang tahun 2006 adalah sebesar 61,06 mm, dengan curah hujan tertinggi di Kecamatan Kertasemaya kurang lebih sebesar 70 mm dengan jumlah hari hujan 2491 hari, sedang curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Pasekan kurang lebih sebesar 55 mm dengan jumlah hari hujan 683 hari www.indramayukab.go.id , 2008

4.3. Penggunaan Tanah

Berdasarkan data www.indramayukab.go.id 2008 luas wilayah Kabupaten Indramayu mencapai 204.011 Ha yang terdiri dari 110.877 Ha tanah sawah 54,35. Dari jumlah tersebut tanah sawah dengan irigasi teknis luasnya mencapai 72.591 Ha, dan 11.868 Ha diantaranya merupakan tanah sawah dengan irigasi setengah teknis, 4.365 Ha mendapatkan irigasi sederhana PU dan 3.129 Ha irigasi non PU sedang 18.275 Ha diantaranya adalah sawah tadah