Metode Analisis Disain Model Pemanfaatan Gas Ikutan Analisis kebutuhan Needs Analysis

135 negara sekitar Rp.30 triliun per tahun karena adanya pengurangan subsidi minyak. Berdasarkan hasil perhitungan pada tahun 2006, bahwa jika kebijakan diversifikasi minyak berhasil dengan baik, maka anggaran subsidi yang sedianya dianggarkan sebesar Rp 54 triliun akan turun menjadi Rp.24 triliun. Keberadaan PT. SDK bekerjasama dengan PT. Pertamina turut memegang andil yang besar dalam penyediaan sumberdaya energi yang berasal dari gas. Saat ini, melalui perpanjangan kontrak kerjasama dengan pihak PT. Pertamina, PT. SDK bermaksud untuk memperluas usahanya dalam rangka meningkatkan produksi gas di Indonesia baik untuk kepentingan dalam negeri maupun untuk kepentingan ekspor. Jika dilihat dari cadangan gas di Indonesia diproyeksikan bahwa reserve to production ratio untuk gas masih dapat memenuhi sekitar 68 tahun ke depan. Namun kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini, Indonesia masih mengimpor gas untuk memenuhi kebutuhan akan gas dalam negeri apalagi dengan keluarnya kebijakan pengalihan penggunaan bahan bakar minyak ke gas untuk kebutuhan rumah tangga semakin mempertinggi kebutuhan impor akan gas. Melihat besarnya potensi cadangan gas Indonesia dan besarnya kebutuhan akan gas, memberi peluang PT. SDK dan industri lainnya untuk mengembangkan industri gas di Indonesia. Pengembangan industri gas tersebut seperti PT. SDK, selain berdampak pada peningkatan stok gas di dalam negeri, juga dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap pendapatan asli daerah PAD dan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri. Di sisi lain, pengembangan industri gas juga akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar yaitu dengan adanya gas buang yang dihasilkan sebagai hasil pembakaran dari proses produksi yang sedang berlangsung. Untuk melihat kemampuan produksi gas khususnya PT. SDK dalam memproduksi gas ikutan di lapangan produksi minyak Tugu Barat Indramayu dan dampaknya terhadap pendapatan total perusahaan, serta pendapatan asli daerah PAD dan lingkungan sekitar, perlu dibangun suatu model pemanfaatan gas ikutan. Penelitian bertujuan untuk membangun model pemanfaatan gas ikutan di Lapangan Tugu Barat, Indramayu

7.2. Metode Analisis Disain Model Pemanfaatan Gas Ikutan

Disain model pengelolaan eksploitasi gas bumi yang berkelanjutan akan dibangun dengan menggunakan metode analisis sistem dinamik dengan bantuan software powersim constructor versi 2.5. Analisis sistim dinamik 136 digunakan untuk mengetahui potensi perilaku variabel-variabel indikator keterpaduan dan keberlanjutan seperti disebutkan di atas dalam kurun waktu ke depan. Analisis ini dibangun dengan mengembangkan model simulasi. Prinsip model dinamik adalah mengembangkan dua atau lebih variabel yang berkaitan secara dinamik dan simultan sebagaimana digambarkan pada persamaan order satu berikut ini. , , , y x g dt dy y y x g y x f dt dx x = = − = = Persamaan di atas mengandung dua variabel yaitu x dan y yang bergerak secara simultan dan berinteraksi sata sama lain melalui persamaan derivative terhadap waktu ordinary differential equation. Kedua persamaan di atas dapat dipecahkan untuk menentukan trajectory atau lintasan variabel terhadap waktu dengan mencari solusi homogen dimana diasumsikan sistim dalam kondisi keseimbangan melalui , = = y x . Kedua solusi x dan y tersebut kemudian dapat dilihat keseimbangan nya dengan cara melakukan linierisasi. Linearisasi pada titik keseimbangan X dan x d ditulis sebagai berikut : ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ y x dy y d dx y d dy x d dx x d y x Dalam model sistim dinamik, variabel x dan y bisa saja variabel ekonomi dan lingkungan maupun infrastruktur yang saling berinteraksi satu sama lain. Ketika lebih dari dua varibel berinteraski, maka model menjadi kompleks sehingga umumnya model dinamik diimplementasikan ke dalam model simulasi. Disain model dilakukan dengan dengan tahapan-tahapan analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem, simulasi model, dan validasi model.

a. Analisis kebutuhan Needs Analysis

Model pengelolaan gas ikutan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dalam operasionalisasinya harus dapat memenuhi kebutuhan stakeholders secara optimal. Adapun pelakustakeholders yang terlibat dalam perencangan model pemanfaatan gas ikutan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan adalah sebagai berikut: 137 1. Pengelola industri areal Wilayah Kuasa Pertambangan WKP PT.Pertamina EP Eksplorasi dan Produksi Region Jawa Area Operasi Timur dan Wilayah Kerja WK PT.Sumber Daya Kelola SDK KelurahanDesa Amis Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat, yaitu manajemen kawasan industri pengolahan gas ikutan yang bertanggung jawab secara teknis terhadap kelancaran operasi industri dan kualitas lingkungan. 2. Pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, yaitu: lembaga otoritas lokal dan nasional yang memegang kebijakan di dalam areal Wilayah Kuasa Pertambangan WKP PT.Pertamina EP Eksplorasi dan Produksi Region Jawa Area Operasi Timur dan Wilayah Kerja WK PT.Sumber Daya Kelola SDK KelurahanDesa Amis Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat. 3. Pengusaha yang menginvestasikan modal di areal Wilayah Kuasa Pertambangan WKP PT.Pertamina EP Eksplorasi dan Produksi Region Jawa Area Operasi Timur dan Wilayah Kerja WK PT.Sumber Daya Kelola SDK KelurahanDesa Amis Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat 4. Masyarakat, baik sebagai karyawan maupun masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi penelitian. 5. LSM yang memperhatikan masalah-masalah lingkungan. 6. Perbankan atau lembaga keuangan bukan bank yang akan membiayai proyek pemanfaatan gas ikutan menjadi barang yang bernilai ekonomis.

b. Formulasi Masalah Problem Formulation