75
4.3.3 Sumber Daya Alam SDA
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang merupakan daerah sentra pertanian. Oleh karenanya maka sektor
pertanian merupakan penyumbang kedua terbesar produk domestik regional bruto setelah sektor industri migas, dengan besar sumbangan 13,37 persen
dari total produk domestik regional bruto Kabupaten Indramayu. Hal ini juga tercermin dari sektor usaha utama penduduk Kabupaten Indramayu yang
memperlihatkan bahwa 51,46 persen penduduk yang berusia diatas 10 tahun, bekerja di sektor pertanian BPS, SAKERNAS 2005 dalam
www.indramayukab.go.id , 2008. Dari luas wilayah Kabupaten Indramayu yang
tercatat seluas 204.011 Ha, 54,35 persennya merupakan tanah sawah.
Tanaman Pangan
Beberapa jenis tanaman pangan yang diusahakan di Kabupaten Indramayu, antara lain padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan
kedelai. Produksi terbesar adalah padi sawah sebanyak 1.211.350,95 ton pada tahun 2006 yang berarti mengalami penurunan sebanyak 4,22 dari
1.264.685,81 ton di tahun 2005. Luas lahan tanaman pangan mengalami kenaikan dari 195.254 Ha di tahun 2005 menjadi 198.749 Ha pada tahun 2006;
namun produktivitasnya mengalami penurunan dari 64,77 kwintalHa ditahun 2005 menjadi 60,95 kwintal Ha di tahun 2006. Keadaan ini dapat dipahami
karena luas areal untuk tanaman padi cukup luas jika dibandingkan dengan luas areal yang ditanami tanaman pangan lainnya yaitu seluas 110.877 Ha,
sedangkan luas areal untuk tanaman pangan lainnya berkisar antara 100 hingga 3.000 ha. Tanaman palawija ubi kayu merupakan komoditas dengan produksi
tertinggi, diikuti oleh kedelai, jagung, kacang hijau, kacang tanah dan ubi jalar. Disamping tanaman pangan dengan padi sebagai primadonanya,
Kabupaten Indramayu juga memiliki tanaman unggulan lainnya seperti mangga, pisang cabe merah, bawang merah, jagung serta kedelai. Selain tanaman
pangan, di Kabupaten Indramayu juga dibudidayakan tanaman perkebunan seperti kelapa, kelapa hibrida, kapuk, cengkeh, jambu mete, kopi, tebu dan
melinjo.
76
Peternakan
Berdasarkan jenisnya peternakan dibedakan atas ternak besar, ternak kecil dan ternak unggas. Jenis ternak besar yang cukup dominan di Kabupaten
Indramayu adalah sapi sebanyak 5.419 ekor, kerbau 1.747 ekor dan kuda sebanyak 152 ekor. Adapun ternak kecil yang cukup dominan adalah domba
sebanyak 130.007 ekor dan kambing sebanyak 54.000 ekor. Jenis ternak unggas yang paling banyak dipelihara adalah ternak ayam kampung, yang pada
tahun 2006 jumlahnya mencapai 2.095.100 ekor, disusul itik sebanyak 829.791 ekor dan ayam ras 610.178 ekor.
Perikanan
Seperti halnya wilayah pesisir pada umumnya, maka Kabupaten Indramayu merupakan salah satu Kabupaten penghasil ikan. Produksi ikan laut
segar selama tahun 2006 mencapai 71.579,11, walaupun mengalami peningkatan produksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai
67.359,10 ton, namun nilai produksi saat ini mengalami penurunan dari 129.686.808,79.
Kehutanan
Realisasi pendapatan Kabupaten Indramayu dari sektor kehutanan dan perburuan KPH Indramayu mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 2006 pendapatan dari sektor kehutanan dan perburuan mencapai nilai Rp. 17.225.028.641,- sedangkan pada tahun 2005 mencapai Rp. 16.303.371.000,-
Adapun nilai terbesar dihasilkan dari kayu perkakas jati yang nilainya mencapai Rp. 15.634.194.326,- diikuti dari minyak kayu putih sebesar Rp. 1.450.937.813.
Sedangkan sisanya disumbang oleh kayu perkakas rimba, kayu bakar jati dan kayu bakar rimba.
Potensi minyak dan gas
Sebagai salah satu Kabupaten penghasil minyak dan gas, Kabupaten Indramayu mempunyai potensi minyak dan gas yang tersebar di beberapa
wilayah. Peta potensi migas Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Gambar 24.
77
Gambar 24. Potensi cadangan migas Kabupaten Indramayu
Sumber : Laporan akhir Pemanfaatan Sumur-Sumur Migas Non Ekonomi Di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka,
Dinas Pertambangan dan Energi Jawa Barat-LPPM ITB, 2003
Kabupaten Indramayu memiliki cadangan awal initial oil in place terbesar di Propinsi Jawa Barat sebesar 903.768 MSTB million standard barrel
atau juta standard barrel, dengan cadangan gas sebesar 1.428.744,50 mmscf million matric standart cubic feed atau juta kaki kubik, Data Migas Kab.
Indramayu, 2003. Kabupaten Indramayu sebagai salah satu penghasil migas di Jawa Barat
memiliki cadangan minyak bumi di tempat sebesar 904 juta barrel dan gas alam ditempat sebesar 1.429 milyar kaki kubik mmscf. Hingga 1 Januari 2003, telah
diproduksi sejumlah 133 juta barrel minyak dan 610 milyar kaki kubik mmscf. Sehingga, cadangan migas yang tersisa yang terdapat di Kabupaten Indramayu
adalah 92 juta barrel minyak bumi dan gas alam sebesar 477 milyar kaki kubik mmscf.
www.distamben-jabar.go.id .
Potensi gas ikutan flare gas
Meningkatnya eksploitasi migas di Kabupaten Indramayu guna memenuhi kebutuhan dalam negeri, pada dasarnya akan menyebabkan dua masalah
utama. Pertama adalah dampak lingkungan seperti emisi debu, SO
x
dan NO
x
dan yang kedua adalah mempersiapakan sarana dan prasarana penanggulangan dampak lingkungan akibat eksploitasi minyak bumi. Pada
Gambar 25 terlihat foto satelite gas ikutan flare gas di Kabupaten Indramayu yang jumlahnya cukup besar. Mengingat jumlahnya cukup besar, maka dampak
lingkungan yang berhubungan dengan eksploitasi migas di Kabupaten
Lokasi Penelitian
Di Lapangan Migas Tugu
Barat
78 Indramayu khususnya lapangan Tugu Barat Desa Amis Kecamatan Cikedung
juga akan cukup besar. Adapun dampak tersebut antara lain berupa emisi CO
2
yang cukup besar mencapai ± 40 Dinas Pertambangan Jawa barat – LPPM ITB, 2003
Gambar 25. Kondisi gas ikutan flare gas Sumber : NOAA, 2004
4.4. Profil Industri Pengolah Gas Ikutan Objek Penelitian