150
b. Sub Model Pengolahan Gas Ikutan
Stock flow diagram SFD sub model pengolahan gas ikutan yang menggambarkan hubungan beberapa komponen seperti jumlah gas ikutan, gas
olahan, CO
2
, lean gas, CNG, dan LPG, serta gas bakar sebagai komponen utama dan selanjutnya diikuti oleh komponen lainnya disajikan pada Gambar 41.
Gambar 41. Struktur model dinamik pengelolaan gas ikutan Pada gambar terlihat bahwa besarnya gas olahan yang diperoleh sangat
tergantung pada produksi gas ikutan yang diperoleh. Hasil pengolahan gas ikutan akan diperoleh berbagai jenis gas olahan seperti CNG, LPG, lean gas, dan
CO
2
. Selain jenis-jenis gas yang dihasilkan seperti disebutkan, dalam pengolahan gas ikutan ini juga dihasilkan gas bakar yang sangat berpengaruh
laju_flare laju_pengurangan_gas_pol
harga_lean_gas harga_produk_CO2
Gas_olahan
fr_LPG fr_flare
fr_gas_ikutan
LPG Lean_Gas
CO2 proporsi_diolah
CNG fr_olahCO2
laju_prod_CO2 fr_lean
kap_prod_CO2 kap_prod_Lean_Gas
laju_prod_lean
kap_prod_CNG laju_prod_CNG
kap_prod_LPG laju_prod_LPG
exploitasi_minyak
pendapatan_dari_LPG PAD
pendapatan_dari_CNG harga_CNG
harga_LPG pajak_industri
pendapatan_total pendapatan_dari_Lean_Gas
gas_terbakar gas_ikutan
Laju_pengolahan laju_pertambahan_gas_ikutan
fr_prespitasi
pendapatan_dari_prod_CO2 fr_CNG
151 terhadap pencemaran lingkungan. Jumlah gas ikutan yang diperoleh sangat
tergantung dari besarnya kegiatan eksploitasi minyak disamping rata-rata fraksi gas ikutan. Demikian pula dengan produksi gas olahan sangat tergantung dari
kapasitas produksi masing-masing jenis gas olahan gas ikutan disamping kapasitas produksi gas ikutan. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa semakin
besar produksi gas ikutan, maka peluang untuk mendapatkan gas olahan juga akan semakin besar. Adapun perkembangan produksi gas olahan baik CO
2
, lean gas, CNG, dan LPG dapat dilihat pada Gambar 42.
Gambar 42. Simulasi perkembangan produksi gas olahan di Lapangan Minyak Tugu Barat Indramayu tahun 2004 – 2025.
Pada Gambar 42 memperlihatkan kurva peningkatan produksi gas olahan mengikuti pola pertumbuhan kurva sigmoid sigmoid curve. Ini berarti
bahwa peningkatan produksi gas olahan di Lapangan Minyak Tugu Barat Indramayu mengalami peningkatan yang cukup tajam dengan bertambahnya
tahun eksploitasi minyak. Namun perlu diingat bahwa pemanfaatan gas ikutan ini merupakan sumberdaya alam yang tidak terbarukan sehingga pada suatu
saat akan menuju suatu titik keseimbangan stable equilibrium yang tidak bisa ditingkatkan lagi melainkan mengalami penurunan produksi sebagai akibat dari
menurunya deposit minyak yang tersedia. Hasil simulasi produksi gas ikutan di lapangan produksi minyak Tugu
Barat oleh PT. SDK Tabel 15 memperlihatkan bahwa perkembangan
152 peningkatan gas hasil olahan. Pada tahun 2004 terlihat gas CO
2
dihasilkan sebesar 0,0345 ton, gas CNG sebesar 0,0496 ton, lean gas 0,0134 ton dan LPG
0,0549 ton. Selanjunya mengalami peningkatan dengan meningkatnya produksi gas ikutan. Pada tahun 2025 terlihat gas CO
2
meningkat menjadi 137.729,41 ton, CNG 192.821,18 ton, lean gas 52.337,18 ton, dan LPG sebesar 213.480,59
ton. Tabel 15. Perkembangan hasil olahan gas ikutan di Lapangan Tugu Barat
Peningkatan pengolahan gas ikutan menjadi produk gas lainnya akan berpengaruh terhadap peningkatan gas terbakar dimana gas terbakar ini sangat
besar pengaruhnya terhadap lingkungan ekologi karena dapat menimbulkan pencemaran. Dampak gas bakar terhadap lingkungan secara rinci dibahas pada
sub model sistem ekologi.
c. Sub Model