pengamatan berbentuk bujursangkar. Pengambilan contoh dibuat berdasarkan prinsip keterwakilan dengan mempertimbangkan akses yang bisa dicapai,
ketersediaan dana, kemampuan tenaga dan waktu penempatan plot dan koordinat jalur analisis vegetasi lihat lampiran 1 dan 2. Petak ukur berbentuk jalur dibuat
dengan ukuran lebar 20 m dan panjang 200 m sebanyak 3 jalur pada setiap kategori hutan. Jumlah anak petak ukur pada setiap jalur adalah 10 buah pada
setiap tingkat pertumbuhan, sehingga jumlah petak ukur pada setiap kategori hutan adalah 30 buah dengan luas 1.2 ha. Anak petak ukur dibuat bersarang
dengan 4 ukuran berdasarkan perbedaan fase pertumbuhan, yaitu :
a. Petak contoh berukuran 20 x 20 m digunakan untuk pengamatan pohon
vegetasi dengan diameter 20 cm b.
Petak contoh berukuran 10 x 10 m digunakan untuk pengamatan tiang vegetasi dengan diameter 10
─ 20 cm c.
Petak contoh berukuran 5 x 5 m digunakan untuk pengamatan pancang vegetasi dengan diameter 10 cm dan tingginya ≥ 1.5 m
d. Petak contoh berukuran 2 x 2 m digunakan untuk pengamatan semai
vegetasi dengan tinggi 1.5 m Desain jalur pengamatan disajikan pada gambar berikut ini.
d 2 m 2 m
Panjang jalur 200 m arah
rintis a
20 m 5 m
10 m 5 m
10 m b
c 20 m
Gambar 3.3 Desain jalur pengamatan
3.7 Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis efektifitas kelembagaan dan analisis performansi hutan. Kelembagaan itu terkait dengan
nilai-nilai kepercayaan, norma, dan aturan yang berlaku, sehingga kelembagaan adat Nagari Simanau dilihat dari nilai-nilai, norma, dan kepercayaan yang didapat
berdasarkan persepsi informan.
Norma dikaji dari aspek yang diatur, pemahaman, dan kepatuhan terhadap norma dan aturan itu. Kepemimpinan dideskripsikan
berdasarkan pola kekuasaan nagari, peran dan struktur pemimpin adat. Unsur- unsur tersebut dilihat berdasarkan standar emik, menurut pandangan masyarakat
maupun secara etik, menurut pandangan peneliti.
Kepatuhan orang lain sekaligus bisa memperlemah atau memperkuat kepatuhan seseorang terhadap aturan, sehingga penting meninjau kepercayaan
seseorang bahwa orang lain mematuhi aturan Suharjito dan Saputro 2008. Efektifitas kelembagaan lokal dalam pengelolaan sumber daya hutan ditentukan
berdasarkan kepercayaan, pemahaman, dan kepatuhan masyarakat terhadap aturan
12 nagari dalam pengelolaan sumber daya hutan. Efektifitas aturan kelembagaan
lokal dikatakan tinggi apabila masyarakat tidak pernah atau jarang melanggar aturan-aturan yang telah ditentukan oleh nagari. Sebaliknya, efektifitas
kelembagaan lokal dikatakan rendah apabila masyarakat pernah dan sering melanggar aturan-aturan dalam pengelolaan sumber daya hutan yang telah
ditentukan oleh nagari.
Tingkat kepercayaan diukur dengan proporsi responden yang masuk kategori percaya, ragu-ragu, dan tidak percaya terhadap aturan nagari dalam
pengelolaan sumber daya hutan lihat Tabel 3.2. Tingkat pemahaman terhadap aturan diukur dengan proporsi responden yang masuk kategori paham, cukup
paham, dan tidak paham terhadap aturan nagari dalam pengelolaan sumber daya hutan lihat Tabel 3.3. Tingkat pelanggaran terhadap aturan diukur dengan
proporsi responden yang masuk kategori sering, jarang, dan tidak pernah melanggar aturan nagari dalam pengelolaan sumber daya hutan lihat Tabel 3.4.
Tabel 3.2 Tingkat kepercayaan responden
Jumlah Jumlah
Jumlah 1
Hutan beranfaat bagi masyarakat 2
Peraturan tertulis 3
Peraturan tidak tertulis 4
Kemampuan dan kepatuhan masyarakat menjaga kelestarian hutan
5 Masyarakat mampu bekerjasama
6 Hubungan sosial masyarakat dapat
mempermudah pekerjaan 7
Masyarakat bersedia meningkatkan hubungan sosial
Tidak Percaya Ragu-ragu Percaya
No Kepercayaan responden terhadap
Tabel 3.3 Tingkat pemahaman terhadap aturan nagari dalam pengelolaan sumber daya hutan
Tingkat pemahaman Tidak paham Cukup paham
Paham Responden di Nagari
Simanau Tabel 3.4 Tingkat pelanggaran terhadap aturan nagari dalam pengelolaan
sumber daya hutan Informan di nagari Simanau
Tingkat pelanggaran Sering
Jarang Tidak pernah
Pelanggaran oleh responden sendiri Pandangan responden terhadap pelanggaran
oleh anggota masyarakat yang lain