8
3.2 Definisi Operasional
1. Norma, merupakan aturan dalam bermasyarakat, yang telah disepakati
bersama untuk mengatur perilaku dan tindakan masyarakat nagari termasuk dalam pengelolaan sumber daya hutannya.
2. Kelembagaan lokal yang dimaksudkan adalah adanya nilai-nilai dan norma
aturan masyarakat Nagari Simanau yang telah ada secara turun temurun. Nilai- nilai tersebut mengatur hubungan antara individu-individu, individu-kelompok
maupun hubungan antara individu, kelompok, dan lingkungannya.
3. Pengelolaan sumber daya hutan nagari merupakan upaya masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya hutannya menurut perspektif masyarakat Nagari Simanau itu sendiri.
4. Hutanrimbo larangan merupakan hutan yang dilarang untuk ditebang dan
dimanfaatkan kayunya secara langsung. 5.
Hutan simpanan yaitu hutan yang dipersiapkan sebagai hutan cadangan untuk kebutuhan anak kemenakan dimasa mendatang.
6. Hutan ulahanolahan adalah hutan yang boleh dikelola oleh masyarakat, baik
kayu, non kayu maupun yang digunakan untuk parak dan ladang. 7.
Performansi hutan yang adalah komposisi jenis dan struktur tegakan hutan. 8.
Efektifitas yang dimaksud adalah tingkat kepercayaan, pemahaman, dan kepatuhan warga masyarakat terhadap aturan-aturan nagari yang ditegakkan
oleh dubalang bersama-sama dengan Panghulu dalam pengelolaan sumber daya hutan
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Nagari Simanau, Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok lihat Gambar 3.2. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, dimulai
dari bulan September sampai dengan Nopember 2014.
Gambar 3.2 Lokasi penelitian Sumber : Bappeda Kabupaten Solok Lokasi
Penelitia
3.4 Alat dan Objek Penelitian Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah personal
computer, alat tulis, kamera digital, phi band, range finder, haga meter dan alat perekam voice recorder. Adapun objek penelitian yaitu masyarakat Nagari
Simanau serta tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan dan wawasan tentang fokus yang dikaji.
3.5 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena realitasnya
merupakan hasil konstruksi secara lokal dan spesifik, serta hubungan antara peneliti dan yang diteliti bersifat interaktif yang tidak bisa dipisahkan Suharjito
2014. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus yang ditunjang dengan metode survey. Ciri khas metode studi kasus adalah tidak mempertimbangkan
berapa banyak contoh suatu populasi, mengkaji secara detail satu atau lebih program, kejadian, aktifitas. Studi kasus bukan untuk menguji teori, sehingga
peneliti tidak berpegang pada suatu teori dari awal sampai dengan pengumpulan data Suharjito 2014. Peneliti dapat berpegang pada suatu teori untuk
merumuskan pertanyaan-pertanyaan. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat berguna sebagai dasar untuk membangun latar
permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih mendalam dalam rangka pengembangan ilmu Yin 1997; Aziz 2003.
Meskipun punya keunggulan, studi kasus juga memiliki kelemahan, yaitu kurang memberikan dasar yang kuat terhadap suatu generalisasi ilmiah dan
adanya kecenderungan studi kasus kurang mampu mengendalikan bias subjektifitas peneliti. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, maka yang harus
diperhatikan adalah : pertama kasus yang diangkat sifatnya unik dan khas serta menyangkut kepentingan masyarakat. Kedua, studi kasus itu harus lengkap,
yaitu : 1 kasus yang diteliti harus memiliki perbedaan yang jelas antara fenomena dan konteksnya ; 2 tersedianya bukti-bukti yang meyakinkan ; dan 3
mempermasalahkan ketiadaan kondisi buatan tertentu. Ketiga, studi kasus mempertimbangkan
alternatif perspektif.
Keempat, studi
kasus harus
menampilkan bukti yang memadai dan secara bijak mendukung atas kasus yang diteliti Yin 1997.
3.6 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan peneliti dari informan, responden, hasil pengamatan, dan pengukuran
di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen, studi literatur, data statistik, laporan-laporan dari instansi resmi pemerintah Dinas Kehutanan
Kabupaten Solok, Kecamatan Tigo Lurah, Bappeda Kabupaten Solok dan data pendukung lainnya yang ada di nagari.
Informan adalah subjek yang telah lama tinggal dan aktif di lokasi penelitian serta memiliki pengetahuan dan wawasan terhadap kajian. Informan tersebut