Nagari dan Sejarah Nagari Simanau

18 atas ulayat. Arifin et al. 2008 menyatakan bahwa peran dan fungsi penghulu sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Suku terdiri dari beberapa kaum yang dipimpin kepala kaum yang disebut dengan Tungganai yaitu laki-laki yang dipilih secara musyawarah oleh anggota kaumnya. Kaum terdiri dari beberapa paruik, anggota paruik merupakan susunan anggota keluarga yang berasal dari satu garis keturunan ibu. Paruik itu terdiri dari mamak kaum laki-laki sebagai kepala keluarga, sedangkan anggotanya adalah kesatuan dari paruik tersebut anak perempauan dan anak laki-laki saudara perempuan, saudara perempuan dan saudara laki-laki sampai seterusnya ke bawah dari nenek dan seterusnya keatas. Dalam sistem matrilineal pewarisan hutan ulayatpun diberlakukan menurut garis keturunan ibu, hal tersebut menunjukkan bukti lain dari aspek manfaat sosial dari hutan. Hutan yang dikuasai oleh masyarakat secara komunal juga dipandang sebagai pengikat dan media untuk mempertahankan ikatan kekerabatan. Sehingga bagi masyarakat Nagari Simanau, hutan merupakan bagian ulayat yang dapat mengikat hubungan sosial masyarakat. Penguasaan komunal tersebut membentuk ikatan kekerabatan dalam penguasaan ulayat, baik dalam suatu paruik, kaum, suku, dan nagari. Hak ulayat merupakan kepemilikan tertinggi masyarakat terhadap sumber daya alamnya baik itu tanah, hutan dan air. Ulayat adalah hak dan kewenangan masyarakat adat yang diwariskan ke generasi berikutnya sesuai dengan garis keturunan ibu. Meskipun penguasaan dan pengelolaan hutan adat berada pada panghulu dan ninik mamak, namun kepemilikan secara adat tetap diwariskan kepada perempuan Muchtar 2011. Sistem matrilineal ini secara tidak langsung memberikan perlindungan dan jaminan terhadap perempuan. Sistem pewarisan ini juga menjadi jaminan bahwa hak waris seseorang, walaupun mereka tinggal pada nagari yang berbeda ataupun menetap di perantauan.

4.4 Struktur Kelembagaan Lokal Masyarakat

Di Nagari Simanau terdapat 5 suku, yaitu : suku Melayu, Caniago, Caniago Lasi, Panai, dan Melayu Aie Abang. Setiap suku mempunyai seorang panghulu andiko. Seorang panghulu andiko mempunyai gelar adat tertentu, dan berwenang bertindak mewakili sukunya. Panghulu andiko tidak mempunyai kewenangan langsung untuk mengurus anggota sukunya karena kewenangannya didelegasikan kepada ninik mamak kaum yaitu unsur 4 jinih. Struktur kelembagaan masyarakat adat di Nagari Simanau ditampilkan pada Gambar 4.1 Mukhlis 2000 menyatakan bahwa pada jaman dahulu di dalam struktur adat Nagari Simanau, Rajo Panghulu hanyalah bersifat simbolis. Pada awalnya Rajo Panghulu adalah pemimpin adat pada saat pembukaan hutan manaruko yang akan dijadikan sebagai ladang atau pemukiman. Sesuai perkembangan masyarakat selanjutnya terjadi pergeseran peranan kepemimpinan adat kepada panghulu-panghulu andiko yang ada di nagari saat tagak panghulu terbentuknya penghulu. Wadah perkumpulan penghulu-penghulu yang ada di nagari adalah Kerapatan Adat Nagari KAN yang dipimpin oleh seorang Ketua KAN. Ketua KAN merupakan panghulu yang ditunjuk oleh kumpulan panghulu yang ada di nagari. Peran ketua KAN sangat kuat terutama dalam merumuskan, mengajarkan, dan menegakkan aturan-aturan nagari dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya hutan, bersama dengan para panghulu lainnya, baik pada tingkatan kaum maupun suku dan nagari. Panghulu Andiko Panghulu Andiko Panghulu Andiko Panghulu Andiko Panghulu Andiko Gambar 4.1 Struktur kelembagaan adat Nagari Simanau Struktur KAN di Simanau terdiri dari seorang ketua dan 19 orang anggota. Anggota KAN tersebut terdiri dari 5 orang panghulu andiko, dan 14 orang lainnya berasal dari unsur 4 jinih yang terdiri dari 1 manti, merupakan seseorang yang berfungsi sebagai pembantu panghulu dalam bidang pemerintahan adat, melaksanakan dan mengawasi orang atau keluarga dalam suku terhadap pelaksanaan adat dalam kehidupan sehari-hari. 2 dubalang merupakan orang yang membantu panghulu dalam bidang keamanan, baik dalam urusan kaum, suku ataupun nagari, atau bisa disamakan dengan polisinya nagari, pengawas dan penegak aturan adat di nagari, 3 pandito seorang alim ulama yang ditunjuk sebagai pemimpin agama dan mengurus segala hal yang berkaitan dengan keagamaan, serta 4 panghulu andiko panghulu suku itu sendiri. Sebenarnya 4 jinih ini punya kedudukan setara, tetapi panghulu andiko ditunjuk sebagai koordinator dilingkup suku. Secara formal pemerintahan nagari berada di bawah Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok. Nagari Simanau terdiri dari 3 tiga jorong yaitu Jorong Parik Batu, Jorong Tanjuang Manjulai, dan Jorong Karang Putiah. Nagari Simanau dipimpin oleh seorang Wali Nagari. Wali Nagari dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Sedangkan jorong dipimpin oleh Kepala Jorong yang dipilih oleh Wali Nagari. Suku Melayu Suku Panai Ketua KAN Anggota KAN panghulu andiko, dubalang, manti dan pandito 4 jiniah Suku Caniago Suku Caniago Lasi Suku Melayu Aia Abang kaum kaum kaum paruik paruik paruik 20 Gambar 4.2 Struktur pemerintahan Nagari Simanau Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Iskandar Sekeretaris Nagari tanggal 18 Oktober 2014 proses pemilihan Wali Nagari sebagai berikut: “untuk menjadi Wali Nagari harus melalui beberapa tahapan seperti berikut ini : bakal calon diusulkan masyarakat kepada KAN, kemudian bakal calon Wali Nagari tersebut akan diverifikasi kelayakannya oleh KAN, KAN akan mengeluarkan rekomendasi bakal calon yang lolos kepada panitia pemilihan Wali Nagari. Selanjutnya panitia akan menyusun jadwal pemilihan berikut tahapan pemilihan misalnya penyampaian visi dan misi calon di depan KAN dan panitia pemilihan, masa tenang sampai dengan pencoblosan, penghitungan suara, dan penentuan pemenang. Setelah didapatkan pemenang pemilihan Wali Nagari yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat nagari, maka calon terpilih akan diusulkan kepada Bupati Kabupaten Solok dan akhirnya ditetapkan dengan Surat K eputusan Bupati Kabupaten Solok”. Berdasarkan struktur pemerintahan Nagari Simanau pada Gambar 4.2 terlihat bahwa Wali Nagari sebagai pemimpin Nagari Simanau, dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahannya dibantu oleh seorang Sekretaris Nagari, 3 tiga orang pada seksi Pemerintahan; seksi Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan; dan Seksi Kesejahteraan Rakyat, Sosial Budaya, serta 3 tiga orang Kepala Jorong yang masing-masing bertanggungjawab terhadap kelancaran pemerintahan jorong yang dipimpinnya. Mereka dipilih dan diangkat oleh Wali Nagari. Disamping itu, Wali Nagari juga memiliki hubungan koordinasi dengan BMN Badan Musyawarah Nagari. Anggota BMN terdiri dari unsur KAN, pemuda, wanita dan perwakilan tiap suku. BMN merupakan badan legislatif nagari yang memiliki wewenang untuk ikut menyusun peraturan nagari Perna bersama dengan Wali Nagari, memberikan saran dan masukan kepada Wali Nagari, serta ikut melakukan evaluasi bersama terhadap program dan kegiatan pemerintahan yang akan dan telah dijalankan. Jadi Wali Nagari secara administratif merupakan orang yang menjalankan pemerintahan nagari, serta berfungsi sebagai penghubung antara kepentingan Wali Nagari Seksi Kesejahteraan Rakyat, Sosial Budaya Kepala Jorong Tanjuang Manjulai Kepala Jorong Karang Putiah Kepala Jorong Parik Batu Seksi Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Seksi Pemerintahan Sekretaris Nagari B M N