Gambaran Responden Berdasarkan Perilaku Seksual Berisiko

71 seksual remaja Brown, 2003 dalam Wibowo, 2004. Media massa baik cetak maupun elektronik yang menampilkan tulisan atau gambar perilaku seksual dapat menimbulkan imajinasi dan merangsang seseorang untuk mencoba meniru adegannya Supriati Fikawati, 2009. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teman sebaya dan media massa merupakan faktor utama sumber informasi bagi remaja tentang perilaku seksual yang dapat meningkatkan kejadian perilaku seksual berisiko pada remaja.

3. Gambaran Responden Berdasarkan Trait Kepribadian

Kepribadian berkaitan dengan tingkat kontrol diri, dimana hal tersebut termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual Hadjam et al, 2002. Kepribadian merupakan organisme psikofisiologis yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan serta dalam menghadapi masalah- masalah terhadap situasi tertentu Widyarini Nurul, 2010. Hal ini dapat dinyatakan bahwa jika remaja dihadapkan dengan stimulus seperti dorongan seksual maka perilaku remaja dapat berisiko maupun tidak berisiko dipengaruhi oleh kepribadian remaja itu dalam menyesuaikan dirinya sesuai stimulus yang diterimanya. Kepribadian merupakan gambaran perilaku seseorang tanpa bisa diberikan suatu penilaian benar atau salah, terpuji atau tercela, dan positif atau negatif Pieter lubis, 2010. Salah satu pendekatan yang 72 dikemukakan oleh para ahli untuk memahami kepribadian adalah trait theory teori sifat melalui lima dimensi, yang disebut dengan Big Five Friedman Schustack, 2008. Dimensi dalam trait kepribadian big five yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience Costa dan McCrae, 1997 dalam Kasali 2007. Hasil uji statistik dalam penelitian ini diperoleh mayoritas responden di SMA Triguna Utama termasuk dalam dimensi conscientiousness yaitu sebanyak 25 orang 30. Olson Hargenhahn 2013 menyatakan bahwa responden dengan dimensi conscientiousness adalah responden yang banyak mendeskripsikan perilaku yang diarahkan pada tugas, tujuan dan kesadaran diri sendiri. Karakteristik individunya adalah teratur, pekerja keras, dapat diandalkan, menepati janji, disiplin, rapi, hati-hati dalam bertindak dan tidak mudah putus asa. Berdasarkan skor yang diperoleh responden pada item pernyataan terkait dimensi conscientiousness, pernyataan dengan skor tertinggi adalah nomor 34 yaitu “saya mengikuti jadwal tugas”, hal ini dapat disimpulkan bahwa responden dengan dimensi conscientiousness memiliki karakter yang dominan adalah senantiasa berperilaku teratur dan disiplin terhadap tugas yang telah diberikan. Responden dengan jumlah minoritas diperoleh pada dimensi openness to experience yaitu sebanyak 10 orang 12. Respoden dengan dimensi ini menurut Pervin et al 2010 merupakan responden yang terbuka terhadap pengalaman baru dengan karakteristik individunya yaitu ingin tahu 73 banyak hal, berpikir luas, tidak konvensional, minat luas, mudah beradaptasi dengan situasi baru, mampu menyelami emosi dan perasaan sendiri, mudah menyerap informasi, imajinatif dan kreatif serta memiliki ketertarikan dan minat yang lebih luas terhadap bidang-bidang tertentu maupun hal-hal baru termasuk perilaku seksual. Skor tertinggi dari item pernyataan yang diperoleh responden terkait dimensi openness to experience adalah nomor 40 yaitu “saya memiliki banyak ide”, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden dengan dimensi openness to experience adalah mayoritas responden dengan karakteristik berpikiran terbuka atau luas yaitu responden mampu menemukan gagasan- gagasan terhadap sesuatu hal. Responden dengan dimensi lainnya dalam penelitian ini adalah dimensi neurocitism dengan jumlah sebanyak 20 orang 24, yaitu responden yang rata-rata memiliki stabilitas emosional dengan cakupan- cakupan perasaan negatif. Karakteristik individunya cenderung cemas, gugup, merasa tidak aman, tidak puas dengan diri sendiri, merasa tidak mampu, mudah panik, mudah terpengaruh dan sulit mengontrol diri sendiri Pervin et al, 2010. Skor tertinggi dari item pernyataan yang diperoleh responden terkait dimensi neurocitism adalah nomor 12 yaitu “saya mudah khawatir dengan sesuatu hal”, yang berarti bahwa responden dengan dimensi neurocitism adalah mayoritas responden yang memiliki karakteristik sering merasakan cemas terhadap hal-hal yang sedang dihadapinya.