Analisis Bivariat Analisis Data 1. Analisis Univariat

64

C. Hasil Analisis Bivariat

Sebelum dilakukan analisis bivariat, peneliti melakukan uji normalitas data. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Kolmogorov Smirnov 0.05 maka data diasumsikan tidak berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai Kolmogorov Smirnov 0.05 maka data diasumsikan berdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil uji normalitas pada masing-masing variabel penelitian: Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Kolmogorov Smirnov KS Distribusi Data Extraversion 0.005 Tidak normal Agreeableness 0.043 Tidak normal Conscientiousness 0.200 Normal Neurocitism 0.184 Normal Openess to experience 0.000 Tidak normal Perilaku Seksual Remaja 0.000 Tidak normal Dari tabel 5.9 di atas data untuk dimensi extraversion, dimensi agreeableness, dimensi openess to experience, dan perilaku seksual remaja mempunyai distribusi tidak normal KS0.05, sedangkan untuk dimensi conscientiousness dan dimensi neurocitism mempunyai distribusi normal KS0.05. Semua variabel tidak memiliki distribusi data yang sama, maka untuk melakukan uji bivariat, uji yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua variabel yang berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi-dimensi trait kepribadian dengan perilaku seksual remaja di SMA Triguna Utama. 65 1. Hubungan antara Dimensi Extraversion dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Tabel 5.10 Hubungan antara Dimensi Extraversion 1 dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Trait Skor Perilaku Seksual Berisiko Remaja N p value r 1 2 3 1 N N N N N 0.728 -0.039 12 66.7 3 16.7 2 11.1 1 5.6 18 100 Dari tabel 5.10 diatas, hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.728 dan r = -0.039. Hal tersebut menunjukkan H a 1 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara dimensi extraversion dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. 2. Hubungan antara Dimensi Agreeableness dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Tabel 5.11 Hubungan antara Dimensi Agreeableness 2 dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Trait Skor Perilaku Seksual Berisiko Remaja N p value r 1 2 3 2 N N N N N 0.862 -0.019 8 72.7 3 16.7 11 100 Berdasarkan tabel diatas, hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.862 dan r = -0.019. Hal tersebut menunjukkan H a 2 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara dimensi agreeableness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. 66 3. Hubungan antara Dimensi Conscientiousness dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Tabel 5.12 Hubungan antara Dimensi Conscientiousness 3 dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Trait Skor Perilaku Seksual Berisiko Remaja N p value r 1 2 3 3 N N N N N 0.140 -0.163 19 76 6 24 25 100 Dari tabel 5.12 hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.140 dan r = -0.163. Hal tersebut menunjukkan H a 3 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara dimensi conscientiousness dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. 4. Hubungan antara Dimensi Neuroticism dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Tabel 5.13 Hubungan antara Dimensi Neuroticism 4 dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Trait Skor Perilaku Seksual Berisiko Remaja N p value r 1 2 3 4 N N N N N 0.092 0.185 10 50 8 40 2 10 20 100 Dari tabel 5.13 hasil uji statistik dapat dilihat bahwa nilai p value = 0.092 dan r = 0.185. Hal tersebut menunjukkan H a 4 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara dimensi neuroticism dengan perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama. 67 5. Hubungan antara Dimensi Openness to Experience dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Tabel 5.14 Hubungan antara Dimensi Openness to Experience 5 dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di SMA Triguna Utama Trait Skor Perilaku Seksual Berisiko Remaja N p value r 1 2 3 5 N N N N N 0.031 -0.235 4 66.7 6 60 10 100 Dari tabel ditas terlihat adanya hubungan negatif antara dimensi openess to experience dengan perilaku seksual berisiko remaja dengan r = - 0.235 dan p value = 0.031, berarti hubungan tersebut signifikan pada probabilitas 5 sehingga H a 5 diterima. Tanda negatif menyatakan bahwa semakin tinggi skor perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama maka semakin rendah dimensi openess to experience dan sebaliknya, semakin rendah skor perilaku seksual berisiko remaja di SMA Triguna Utama maka semakin tinggi dimensi openess to experience.