Instrumen Pengukuran Trait Kepribadian

33 oral, seks anal atau vaginal, dan penetrasi vaginal atau anal dengan alat atau jari, sedangkan perilaku seksual dengan tidak kontak meliputi ucapan atau panggilan mesum, seks maya penawaran seks melalui internet, foto atau paparan seks, voyeurism kepuasan seksual didapatkan dengan melihat atau mengkayalkan, dan pertanyaan atau komentar berbau seks yang intrusif United Nations International Childrens Emergency Fund, 2008. Perilaku seksual terbagi ke dalam dua kategori yaitu ringan dan berat. Perilaku seksual ringan mencakup menaksir, berkencan, mengkhayal, berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman, sedangkan perilaku seksual kategori berat adalah meraba dan mencium bagian sensitif payudara dan alat kelamin, menempelkan alat kelamin, oral sex, dan senggama L’ Engle et al, 2006. Perilaku seksual berisiko merupakan perilaku seksual yang menyebabkan berbagai dampak negatif bagi para pelakunya. Dampak negatif perilaku seksual remaja antara lain adalah Kehamilan Tidak Diinginkan KTD, Penyakit Menular Seksual PMS, aborsi, putus sekolah, dan meningkatnya kriminalitas. Perilaku seksual berisiko juga dipandang oleh masyarakat awam sebagai perilaku seksual dengan banyak pasangan seks Paul et al, 2000. Perilaku seksual berdasarkan nilai risiko terhadap dampak negatifnya terbagi menjadi dua bagian McKinley 1995 dalam Miron Charles, 2006, yaitu: 34 a. Tidak berisiko Perilaku seksual Tidak berisiko meliputi berbicara mengenai seks, berbagi fantasi, ciuman bibir pada pipi, sentuhan, dan oral sex dengan penghalang lateks. b. Berisiko Perilaku seksual berisiko terdiri dari tiga bagian, yaitu agak berisiko, berisiko tinggi, dan berbahaya. Perilaku seksual agak berisiko mencakup ciuman bibir, petting, anal sex maupun berhubungan seks dengan menggunakan lateks kondom. Perilaku seksual berisiko tinggi meliputi petting dan oral sex tanpa penghalang lateks serta masturbasi pada kulit lecet atau luka adiktif. Perilaku seksual berbahaya yaitu melakukan anal sex maupun hubungan seksual tanpa menggunakan penghalang lateks. Berdasarkan penjelasan diatas kategori perilaku seksual berisiko dapat disimpulkan adalah masturbasi adiktif, oral sex tanpa pengaman lateks, petting, anal sex dan berhubungan seksual baik menggunakan pengaman lateks maupun tanpa pengaman lateks. 35

D. Penelitian Terkait

Tabel 2.3 Penelitian Terkait No Judul Metode Penelitian Hasil 1 Hubungan the big five dengan perilaku seksual berisiko di 10 wilayah dunia Penulis: David P. Schmitt 2004 Sampel: 16.326 Variabel Bebas: Kepribadian big five Terikat: Seksualitas Metode Pendekatan: Cross sectional Analisis di 10 wilayah dunia mengungkapkan hubungan perselingkuhan secara universal dikaitkan dengan agreeableness yang rendah dan conscientiousness yang rendah. Hubungan seksual banyak terkait dengan extraversion tapi tidak pada semua wilayah dunia. Selain itu, perilaku seksual berisiko juga berhubungan dengan neuroticism dan openness di berbagai budaya 2 Kegunaan model lima faktor dalam memahami perilaku seksual berisiko Penulis: Joshua D. Miller, Donald lynam, Rick S. Zimmerman, T. K. Logan, Carl Leukefeld, Richard Clayton 2004 Sampel: 481 Variabel Bebas: Kepribadian big five Terikat: Perilaku seksual Metode Pendekatan: Longitudinal Domain untuk agreeableness rendah, openness to experience rendah, dan extraversion tinggi memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku seksual berisiko