19 sifat-sifat psikologis dan mekanisme dalam diri individu yang terorganisir
dan relatif menetap serta memiliki interaksi terhadap adaptasi, lingkungan, fisik, dan sosial Mayer, 2007. Kepribadian membantu individu dalam
melakukan kontrol perilaku Hadjam dkk, 2002. Berdasarkan pada beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepribadian adalah segala kontribusi psikologis yang menentukan bagaimana seseorang berperilaku terhadap berbagai hal yang dipengaruhi
oleh keturunan maupun lingkungannya.
2. Teori Kepribadian
Setiap teori kepribadian memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Berikut perbandingan teori-teori kepribadian Pervin, et al, 2010:
a. Psikoanalisis Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan
dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar sistem kepribadian tersebut menciptakan energi psikis yang menjadi kebutuhan
individu dalam memenuhi kepuasannya. Sistem tersebut adalah id, ego, dan superego. Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan dan mencari
pemuasan segera impuls biologis; ego mematuhi prinsip realita dan menunda pemuasan sampai bisa dicapai dengan cara yang diterima
masyarakat; dan superego hati nurani atau suara hati memiliki standar moral pada individu.
20 Teori psikoanalisis Freud menyatakan bahwa
ego harus menghadapi konflik antara id yang berisi naluri seksual dan agresif yang
selalu minta disalurkan dan superego yang berisi larangan yang menghambat
naluri-naluri itu.
Selanjutnya ego masih
harus mempertimbangkan realitas di dunia luar sebelum menampilkan perilaku
tertentu. b. Holistik
Teori ini menekankan pandangan bahwa manusia merupakan suatu organisme yang utuh atau padu dan bahwa tingkah laku manusia
tidak dapat dijelaskan semata-mata berdasarkan aktivitas bagian- bagiannya Yusuf Juntika, 2007.
c. Fenomenologis Teori fenomenologis merupakan teori yang lebih menekankan
pentingnya cara tiap pribadi manusia dalam berpersepsi dan memahami dirinya serta dunia sekelilingnya.
d. Trait Teori trait menekankan aspek-aspek individu yang bersifat relatif
menetap, manusia memiliki sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Sifat-sifat tertentu yang stabil
ini menyebabkan manusia bertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi.
21 e. Behavioristik
Teori ini menekankan proses belajar, serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar, dalam menjelaskan tingkah
laku. Semua bentuk tingkah laku manusia merupakan hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses perkuatan.
3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian
Menurut Ivancevich 2007 kepribadian merupakan serangkaian perasaan dan perilaku yang relatif stabil yang secara signifikan telah
dibentuk oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. a. Faktor genetik
Gen berperan penting menentukan kepribadian khususnya yang terkait dengan aspek unik dari individu Pervin et al, 2010. Pengaruh
gen terhadap kepribadian secara langsung berkaitan dengan kualitas sistem saraf, keseimbangan biokimia, dan struktur tubuh individu
Hidayat, 2009. b. Faktor lingkungan
Lingkungan berpengaruh membuat individu sama dengan orang lain karena berbagai pengalaman yang dialaminya. Faktor lingkungan
berupa budaya, kelas sosial, keluarga, teman, dan situasi Pervin et al, 2010.
22
4. Definisi Trait Kepribadian
Salah satu pendekatan yang dikemukakan oleh para ahli untuk memahami kepribadian adalah trait theory teori sifat. Trait merupakan
dimensi yang menetap dari karakteristik kepribadian, hal tersebut yang membuat berbeda-beda pada tiap individu Fieldman, 1993 dalam Mastuti,
2005. Trait adalah respon yang sama terhadap kelompok stimulus yang mirip dan berlangsung dalam kurun waktu yang lama Alwisol, 2004.
Trait mengintegrasikan kebiasaan, sikap, dan keterampilan kepada pola-pola berpikir, merasa, dan bertindak atau berperilaku. Trait merupakan
kecenderungan-kecenderungan yang dipelajari untuk kekhasan dalam berperilaku, likeableness sifat itu ada yang disukai dan ada yang tidak
disukai, dan konsistensi, yaitu sifat diharapkan dapat menjadi perilaku atau bertindak secara ajeg.
Perkembangan trait dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu herediter gen dan belajar. Pengaruh herediter terhadap kepribadian secara langsung
berkaitan dengan kualitas sistem saraf, keseimbangan biokimia, dan struktur tubuh individu, sedangkan bentuk belajar antara lain karena pengasuhan
orang tua dan imitasi peniruan anak terhadap idolanya Hurlock, 1992 dalam Hidayat, 2009.
Kebanyakan penelitian menyimpulkan bahwa pendekatan trait terhadap kepribadian dapat dilihat melalui lima dimensi, yang disebut
dengan Big Five Friedman Schustack, 2008. Big five adalah taksonomi kepribadian yang disusun berdasarkan pendekatan lexical, yaitu
23 mengelompokkan kata-kata atau bahasa yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari untuk menggambarkan ciri individu Ramdhani, 2012. Big five disusun untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang didasari oleh
individu itu sendiri dalam aktivitas hariannya Pervin et al, 2010.
5. Dimensi dalam Trait Kepribadian Big Five
Dimensi dalam trait kepribadian big five disingkat dengan istilah OCEAN, yaitu Openness to experience, Conscientiousness, Extroversion,
Agreeableness, dan Neuroticism Costa dan McCrae, 1997 dalam Kasali 2007.
a. Openness to experience cultureintellect Openness merupakan sifat keterbukaan terhadap pengalaman baru
Feist Gregory, 2010. Menilai bagaimana individu menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa Pervin et al, 2010. Dimensi ini merujuk pada
minat seseorang Mastuti, 2005. Openness senang dengan berbagai informasi baru, kebebasan, suka belajar sesuatu yang baru dan pandai
menciptakan aktivitas yang di luar kebiasaan Ramdhani, 2012. b. Conscientiousness willlack of impulsivity
Conscientiousness merupakan sifat yang lebih menekankan pada pengaturan diri sendiri Feist Gregory, 2010. Dimensi ini menilai
kemampuan dalam berorganisasi terkait dengan ketekunan daan motivasi dalam mencapai suatu tujuan Pervin et al, 2010. Dalam kehidupan
sehari-hari individu tampil sebagai seorang yang hadir tepat waktu,
24 berprestasi, teliti, dan suka melakukan pekerjaan hingga tuntas
Ramdhani, 2012. c. Extroversion surgency
Extraversion merupakan sifat yang memiliki hasrat menjalin hubungan dengan dunia luar Feist Gregory, 2010. Dimensi ini
memiliki keterbukaan terhadap lingkungan sosial dan fisik dengan merujuk pada kecenderungan individu untuk bersosialisasi, suka
berteman dan berbicara serta aktif Ivancevich, 2007. Extraversion menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level aktivitas,
dan kebutuhan dukungan Pervin et al, 2010. Extraversion ditandai oleh adanya semangat dan antusias yang tercermin dalam emosi positif. Sikap
individu tegas dan asertif, bila tidak setuju maka akan menyatakan tidak terhadap sesuatu hal tersebut Ramdhani, 2012.
d. Agreeableness Agreeableness merupakan sifat yang cenderung menghargai
pandangan orang lain Feist Gregory, 2010. Bersikap hormat, memberi maaf, toleran dan berhati lunak merupakan sifat yang
dihubungkan dengan agreeableness Ivancevich, 2007. Dimensi ini menilai kualitas orientasi individu mulai dari lemah lembut sampai
antagonis di dalam berpikir, perasaan dan perilaku Pervin et al, 2010. e. Neurocitism emotional instability
Neurocitism merupakan sifat yang cenderung mengalami
gangguan psikis Feist Gregory, 2010. Dimensi ini mengidentifikasi