Definisi Trait Kepribadian Kepribadian 1. Definisi Kepribadian

28 untuk mengembangkan sebuah set inventori kepribadian yang berasal dari item-item domain publik dan skala tersebut dapat digunakan untuk tujuan ilmiah maupun tujuan komersil http:ipip.ori.org . Item-item pernyataan dalam IPIP telah dibandingkan dengan inventori kepribadian NEO-PI-R, yaitu dari 30 facet yang ada dalam IPIP mempunyai koefisien alpha 0,64 sampai 0,88, sementara itu dari item NEO- PI-R mempunyai koefisien alpha mulai 0,61 sampai 0,84. Hal ini menunjukkan bahwa item-item dalam IPIP mempunyai reliabilitas yang cukup baik. Sementara itu korelasi antara IPIP dan NEO-PI-R adalah 0,51 sampai 0,77. Dari dua alat ukur ini, peneliti menggunakan IPIP, karena sesuai sudah banyak digunakan serta teruji pada penelitian-penelitian terdahulu serta item-item dalam IPIP telah dibandingkan dengan inventori kepribadian NEO-PI-R dan mempunyai reliabilitas yang cukup baik. Alat ukur yang digunakan terdiri dari 5 dimensi dengan masing-masing dimensi terdapat 10 item dan 6 facet. Facet ini terdiri dari item pernyatan positif dan negatif yang mana minimal 1 facet diwakilkan oleh 1 item pernyataan karena jumlah keseluruhan tiap dimensi adalah 10, sehingga dapat dikatakan bahwa ada 4 facet yang dapat diwakilkan oleh 2 item pernyataan. Jumlah item keseluruhan instrumen adalah 50 item pernyataan. 29

C. Perilaku Seksual Berisiko Remaja 1. Definisi Perilaku Seksual Remaja

Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014. Perilaku adalah sesuatu yang dilakukan seseorang yang dapat diamati, diukur, dan berulang-ulang Bicard David, 2012. Perilaku merupakan aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung Sunaryo, 2004. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan ataupun dirinya sendiri Sarwono, 2010. Perilaku seksual remaja biasanya dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta serta perasaan bergairah yang tinggi kepada pasangannya tanpa disertai komitmen yang jelas Soetjiningsih, 2008. Perilaku seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan oleh remaja berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya Notoatmodjo, 2007. Perilaku seksual remaja sebagai dorongan untuk melakukan seksual yang datang dari tekanan-tekanan sosial terutama dari minat dan keingintahuan remaja tentang seksual tersebut Hurlock, 2003. Perilaku seksual remaja adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual sehingga mendapatkan kesenangan seksual dan dilakukan oleh