31
Berikut ini adalah koefisien korelasi r
s
dalam kisaran korelasi dan interpretasinya Sarwono, 2008 :
1. Koefisien korelasi r
s
sama dengan nol 0 berarti antara variabel X dan Y tidak ada hubungan yang signifikan pada taraf nyata α.
2. Koefisien korelasi r
s
sama dengan satu 1 berarti antara variabel X dan Y memiliki korelasi sempurna dan signifikan pada taraf nyata α.
3. Koefisien korelasi 0 r
s
0,25 berarti antara X dan Y memiliki korelasi yang lemah dan signifikan pada taraf nyata α.
4. Koefisien korelasi 0,25 r
s
0,75 berarti antara X dan Y memiliki korelasi yang kuat dan signifikan pada taraf nyata α.
5. Koefisien korelasi 0,75 r
s
0,99 berarti antara X dan Y memiliki korelasi yang sangat kuat dan signifikan pada taraf nyata α.
3.1.4. Korelasi Rank Spearman
Korelasi rank Spearman adalah metode analisis asosiasihubungan yang paling awal dikembangkan dan mungkin paling baik dikenal dengan baik hingga
ini. Analisis asosiasi ini menuntut variabel data yang dianalisis sekurang- kurangnya adalah skala ordinal, sehingga objek-objek yang ingin diteliti dapat di-
ranking dalam dua rangkaian berurut.
Korelasi rank Spearman mengharuskan kita untuk memenuhi asumsi- asumsi dasar yang mendukung penggunaan alat anlisis ini. Asumsi-asumsi yang
dipakai antara lain : 1. Data untuk analisis merupakan sebuah sample acak yang terdiri atas n pasang
hasil pengamatan numerik atau nonnumerik. Setiap pasangan yang berasal dari dua pengukuran terhadap objek atau individu yang sama, disebut
unitasosiasi. 2. Jika data terdiri atas hasil-hasil pengamatan dari suatu populasi yang
bivariate maka ditetapkan ke-n hasil pengamatan dengan X
1
, Y
1
, X
2
, Y
2
,..., X
n
, Y
n
. 3. Setiap nilai X ditetapkan peringkatnya relatif terhadap semua nilai X yang
teramati, dari yang terkecil hingga yang terbesar. Peringkat nilai X ke-i diberi notasi RX
1
, dan RX
1
= 1 bila X
1
adalah nilai X teramati yang paling kecil.
32
4. Setiap nilai Y ditetapkan peringkatnya relatif terhadap semua nilai Y yang teramati, dari yang terkecil hingga yang terbesar. Peringkat nilai Y ke-i diberi
notasi RY
1
, dan RY
1
= 1 bila Y
1
adalah nilai Y teramati yang paling kecil. 5. Jika di antara nilai-nilai X atau Y terdapat angka sama masing-masing nilai
yang sama diberi peringkat rata-rata dari posisi-posisi yang seharusnya. 6. Jika data terdiri atas hasil pengamatan nonnumerik bukan angka, data tersebut
harus dapat diperingkatkan seperti yang telah dijelaskan. Sedangkan hipotesis-hipotests yang dapat digunakan dalam analisis
asosiasi metode rank Spearman antara lain : 1. Dua sisi A
Ho : X dan Y saling bebas H1 : X dan Y entah saling bertalian langsung atau invers.
2. Satu sisi B Ho : X dan Y saling bebas
H1 : Ada suatu bertalian langsung antara X dan Y 3. Satu sisi C
Ho : X dan Y saling bebas H1 : Ada suatu bertalian invers antara X dan Y
Jika sampel-sampel berukuran 4 hingga 30, digunakan tabel nilai kritis
korelasi rank Spearman Lampiran 1. Sedangkan untuk memilih hipotesis ada
kaidah-kaidah yang harus dipenuhi. Berikut kaidah-kaidah yang harus dipenuhi untuk memilih hipotesis mana yang signifikan :
1. Untuk A dua sisi : Tolak Ho pada taraf nyata α, jika nilai r
s hitung
lebih daripada positif nilai r
s tabel
atau nilai r
s hitung
lebih kecil daripada negatif nilai r
s tabel
pada taraf nyata 1- α2.
2. Untuk B satu sisi : Tolak Ho pada taraf n
yata α, jika nilai r
s hitung
lebih besar daripada r
s tabel
pada taraf nyata 1- α.
3. Untuk C Satu sisi : Tolak Ho pada nyata α, jika nilai r
s hitung
lebih kecil daripada negatif nilai r
s tabel
pada taraf nyata 1- α.
3.1.5. Peramalan