Sejarah dan Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia Crude Palm Oil

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah dan Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia

Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara khususnya Indonesia dan Malaysia. Bibit kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1848 yang berasal dari Mauritius dan Amsterdam sebanyak empat tanaman yang kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebar ke Deli, Sumatera Utara Lubis, 1992. Kelapa sawit diusahakan secara komersil di Afrika, Amerika, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah lain dengan skala yang lebih kecil Semangun et all, 2005. Tanaman kelapa sawit memiliki usia produktif 20-25 tahun, setelah usia tersebut tanaman kelapa sawit sudah tidak dianggap menguntungkan secara ekonomis. Pada tiga tahun pertama kelapa sawit disebut pohon muda karena belum menghasilkan buah yang sempurna atau disebut buah pasir. Kelapa sawit sudah mampu berbuah sempurna pada usia 3,5-4 tahun, di masa ini kelapa sawit sudah mampu menghasilkan tandan buah segar TBS dengan potensi 25-30 tonhatahun. Kelapa sawit berproduksi secara optimal pada usia 8-14 tahun setelah itu kelapa sawit akan mengalami penurunan jumlah produksi PPKS, 2008; Semangun et all, 2005. Karena sebagian besar perkebunan kelapa sawit berkembang pada tahun 1970-an, maka pada saat ini banyak tanaman yang potensial untuk dilakukan peremajaan lahan Susila, 2007.

2.2. Crude Palm Oil

Crude Palm Oil CPO berasal dari buah segar kelapa sawit yang didapatkan dengan cara mengekstark buah sawit tersebut. Selain berupa minyak sawit sebagai produk utama, proses ini pula menghasilkan produk sampingan berupa tandan kosong yang biasanya diolah menjadi kompos, serat perasan, lumpur sawitsolid, dan bungkil kelapa sawit Semangun et all, 2005. Buah kelapa sawit yang bermutu akan menghasilkan rata-rata 22 persen minyak kelapa sawit. Potensi produksi minyak kelapa sawit untuk setiap hektarnya adalah 5,28 ton per tahun yang dapat dari 24 ton tandan buah segar TBS. Minyak kelapa 19 sawit banyak digunakan sebagai bahan baku makanan. Bahan makanan yang berbahan baku kelapa sawit antara lain : minyak goreng, margarin, lemak nabati untuk susu dan es krim, serta masih banyak lainnya. Sebagai bahan makanan, minyak kelapa sawit memiliki dua aspek kualitas. Aspek kualitas pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak bebas FFA, Free Fatty Acid , serta kelembaban dan kadar kotor yang terkandung dalam minyak kelapa sawit tersebut. Aspek kualitas yang kedua berhubungan dengan aroma, rasa, kejernihan serta kemurnian dari produk. Minyak kelapa sawit yang bermutu prima special quality mengandung asam lemak bebas FFA tidak lebih dari dua persen pada saat pengapalan untuk diekspor atau diimpor. Sedangkan untuk kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari lima persen asam lemak bebas.

2.3. Pola Kemitraan Perkebunan Kelapa Sawit