Tujuan Pembelajaran Kooperatif Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

21 kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik dan mampu meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif menekankan kerjasama antarsiswa dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep, jika antarsiswa saling mendiskusikan suatu masalah dengan temannya. Kegiatan siswa dalam belajar kelompok antara lain mengikuti penjelasan guru, menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok, memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendorong teman kelompoknya untuk berpartisipasi secara aktif dan berdiskusi. Dalam pembelajaran kooperatif, kelompok belajar yang mencapai hasil belajar maksimal akan diberi penghargaan. Pemberian penghargaan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar.

2.2.5.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative learning menurut Slavin dalam Isjoni 2010: 22, yaitu: 2.2.5.3.1 Penghargaan Kelompok Cooperative learning menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh, jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antarpersonal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli. 22 2.2.5.3.2 Pertanggungjawaban Individu Keberhasilan kelompok bergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya. 2.2.5.3.3 Kesempatan yang Sama untuk Mencapai Keberhasilan Cooperative learning menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini, setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, maupun tingggi, sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. Selain itu, Trianto 2007: 44 menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif yaitu dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.

2.2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sama halnya dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif juga memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain: 2.2.5.4.1 Kelebihan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Kelebihan-kelebihan menggunakan model pembelajaran kooperatif menurut Nur dalam Asma 2006: 26, yaitu pembelajaran kooperatif dapat 23 menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi terangsang dan lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka lebih mudah dalam berkomunikasi dan berani mengemukakan pendapatnya. Selain itu, pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat, dan lebih termotivasi. Sementara Davidson seperti yang dikutip oleh Noornia dalam Asma 2006: 26, menyatakan bahwa keuntungan paling besar dari pembelajaran kooperatif terlihat ketika siswa menerapkannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks. Keuntungan pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kecakapan individu atau kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif ternyata lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa dendam . 2.2.5.4.2 Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Slavin dalam Asma 2006: 27, menyatakan bahwa “kekurangan dari cooperative learning yaitu kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan siswa yang memiliki prestasi tinggi akan mengarah kepada kekecewaan. Hal ini disebabkan oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih dominan”. Sementara menurut Noornia dalam Asma 2006: 27, cooperative learning membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, bahkan dapat mengakibatkan materi tidak dapat disesuaikan dengan kurikulum yang ada, apabila guru belum berpengalaman. Dari segi keterampilan mengajar, guru membutuhkan persiapan matang dan 24 pengalaman yang lama untuk dapat menerapkan cooperative learning dengan baik.

2.2.5.5 Model Pembelajaran Koopertif tipe STAD

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PERISTIWA ALAM PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGDADAP

0 8 233

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS KELAS V SDN 22 LUBU ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMA

0 0 6

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENGEKSPLANASI DAN MEREGULASI DIRI SISWA KELAS V SD

0 4 243