Pembelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

29 2.2.5.6.7 Tahap Pemberian Penghargaan Kelompok Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing- masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota kelompok. Pemberian penghargaan kepada kelompok, diberikan berdasarkan poin perkembangan kelompok tertinggi dengan rumus sebagai berikut: N 1 = Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh terdapat tiga tingkatan penghargaan, yaitu: kelompok yang memperoleh poin rata-rata 15, sebagai kelompok baik, kelompok yang memperoleh poin rata-rata 20, sebagai kelompok hebat, dan kelompok yang memperoleh poin rata-rata 25, sebagai kelompok super.

2.2.5.7 Pembelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD Materi yang diambil oleh peneliti untuk melakukan penelitian yaitu materi kelas V mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial pada semester dua, yaitu Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mempertahankan Kemerdekaan. Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar : 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Indikator : 2.4.1. Menceritakan Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. 30 : 2.4.2. Menceritakan Peristiwa Pertempuran Ambarawa, Medan Area, dan Bandung Lautan Api. Materi: Sehari setelah diproklamasikan kemerdekaan Indonesia, negara kita memiliki Undang-Undang Dasar Negara yang dikenal dengan sebutan Undang- Undang Dasar 1945. Hal ini merupakan salah satu langkah untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di lain pihak, Sekutu tidak mengakui kemerdekaan Indonesia, karena mereka beranggapan bahwa apabila pihak Jepang telah menyatakan kalah terhadap Sekutu, maka otomatis wilayah pendudukan Jepang menjadi tanggung jawabnya. Sementara pihak Belanda masih menginginkan kekuasaan di wilayah Nusantara dengan cara meminta bantuan kepada Sekutu. Berikut ini beberapa bentuk perlawanan rakyat Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan, antara lain:

1 Pertempuran 10 November 1945

Pada tanggal 25 Oktober 1945, pasukan Sekutu di bawah komando Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby mendarat di Tanjung Perak Surabaya. Pada tanggal 30 Oktober 1945, terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internasional di Jembatan Merah. Pada kejadian itu, Brigjen Mallaby ditemukan telah tewas. Hal ini menyebabkan Sekutu berani mengeluarkan ultimatum yang sangat menyinggung perasaan bangsa Indonesia. Bunyi ultimatum tersebut adalah “Pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya. Selanjutnya, mereka harus menyerahkan 31 diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas waktu ancaman itu adalah pukul 06.00 tanggal 10 November 1945”. Bung Tomo memimpin rakyat dengan berpidato membangkitkan semangat lewat radio. Untuk memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya, pemerintah kemudian menetapkan tanggal 10 November sebagai hari Pahlawan. 2 Bandung Lautan Api Pada bulan Oktober 1945, tentara sekutu memasuki Kota Bandung. Tanggal 21 November 1945, tentara sekutu mengeluarkan ultimatum pertama, agar Kota Bandung bagian utara selambat- lambatnya pada tanggal 29 November 1945 dikosongkan oleh pihak Indonesia dengan alasan demi keamanan. Para pejuang Indonesia tidak mengindahkan ultimatum tersebut. Akibatnya, sering terjadi insiden antara pejuang Indonesia dan tentara sekutu. Pada tanggal 23 Maret 1946, tentara sekutu mengeluarkan ultimatum untuk kedua kalinya. Kali ini, para pejuang diminta meninggalkan seluruh kota Bandung. Para pejuang sebelum meninggalkan Kota Bandung melancarkan serangan umum ke arah markas besar sekutu dan berhasil membumihanguskan Kota Bandung bagian selatan. Maksudnya, supaya tentara sekutu tidak dapat memanfaatkan bengunan-bangunan yang ada di Kota Bandung. Peristiwa bumi hangus ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api.

3 Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 21 November 1945. Pecahnya pertempuran ini bermula dari tindakan Sekutu dan 32 Netherlands Indies Civil Administration NICA yang membebaskan interniran Belanda di Magelang dan Ambarawa tanpa berunding terlebih dahulu dengan pihak republik. Oleh karena itu, terjadilah bentrokan senjata antara pihak republik dan Sekutu di Magelang yang meluas menjadi pertempuran. Pertempuran ini kemudian dikenal dengan Pertempuran Ambarawa. Pertempuran melawan Sekutu tersebut banyak menelan korban jiwa, salah satunya adalah Letnan Kolonel Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Pada tanggal 12 Desember 1945, para pejuang kembali menyerang Sekutu secara serempak pada waktu yang bersamaan. Pertempuran berlangsung selama empat hari, pasukan Sekutu yang merupakan tentara Inggris akhirnya dapat diusir dari Ambarawa.

4 Pertempuran Medan Area

Pada tanggal 9 Oktober 1945, tentara Inggris yang diboncengi NICA mendarat di Medan. Mereka dipimpin oleh Brigjen T.E.D Kelly. Tanggal 13 Oktober 1945, terjadi pertempuran pertama antara para pemuda dan pasukan Sekutu. Pertempuran kemudian menyebar keseluruh Kota Medan. Bentrokan antara para pejuang dan pasukan Sekutu sering terjadi. Oleh karena itu, pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan peringatan yang melarang rakyat membawa senjata. Semua senjata harus diserahkan kepada Sekutu. Pada tanggal 10 Desember 1945, tentara Sekutu melancarkan serangan militer besar- besaran yang dilengkapi dengan pesawat tempur canggih. Seluruh daerah Medan dijadikan sasaran serangan. 33

5 Pertempuran Lima Hari di Semarang

Pertempuran lima hari di Semarang terjadi pada tanggal 15-20 Oktober 1945. Pertempuran ini terjadi antara pemuda dan pejuang Indonesia melawan pasukan Kidobutai yang dibantu oleh batalyon Jepang lain yang kebetulan sedang singgah di Semarang. Pertempuran baru berhenti setelah Gubernur Wongsonegoro dan pemimpin Tentara Komando Rakyat TKR berunding dengan komandan tentara Jepang. Proses gencatan senjata dipercepat setelah Brigadir Jendral Bethel dari pasukan Sekutu ikut terlibat dalam perundingan pada tanggal 20 Oktober 1945. 6 Serangan Umum 1 Maret 1949 Dalam Agresi Militer Belanda II, Belanda berhasil menangkap para pemimpin politik dan menduduki ibu kota Republik Indonesia RI di Yogyakarta. Menghadapi tindakan Belanda tersebut, Tentara Nasional Indonesia TNI menyusun kekuatan untuk melawan Belanda. Puncak serangan TNI yaitu serangan umum terhadap Kota Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949 yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Sementara itu, tahap-tahap membelajarkan materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu: 1 Tahap persiapan pembelajaran Guru menyiapkan materi yang akan disampaikan, yaitu Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Sebelum 34 menyajikan materi pelajaran, guru harus sudah membuat lembar kegiatan siswa LKS yang akan dipelajari kelompok beserta dengan lembar jawabnya. Setelah itu, guru membagi siswa ke dalam 9 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 orang yang dibagi berdasarkan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan etnisnya dan kemudian guru menentukan skor dasar yang merupakan rata-rata skor pada kuis sebelumnya, yaitu tes kemampuan prasyarattes pengetahuan awal atau nilai siswa pada semester sebelumnya. 2 Tahap penyajian materi Tahap penyajian materi ini menggunakan waktu sekitar 20- 45 menit. 3 Tahap kegiatan belajar kelompok Pada tahap ini, setiap kelompok diberi lembar kegiatan, lembar tugas, dan lembar kunci jawaban yang masing-masing dua lembar untuk setiap kelompok. Materi yang akan diajarkan menggunakan model STAD ini dilakukan melalui dua kali pertemuan yang terdiri atas materi tentang berbagai peristiwa perlawanan rakyat Indonesia melawan penjajah. Materi tersebut antara lain: pertemuan pertama, terdiri atas materi Pertempuran 10 November 1945 kelompok 1, 2, dan 3, Bandung Lautan Api kelompok 4, 5, dan 6, dan Pertempuran Ambarawa kelompok 7, 8, dan 9 dan pertemuan kedua, terdiri atas Pertempuran Medan 35 Area kelompok 1, 2, dan 3, Pertempuran Lima Hari di Semarang kelompok 4, 5, dan 6, dan Serangan Umum 1 Maret 1949 kelompok 7, 8, dan 9. 4 Tahap pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok Tahap ini dilakukan dengan cara mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil dari setiap kelompok. 5 Tahap tes individual Tahap ini dilakukan dengan memberikan soal individual yang berupa pilihan ganda yang terdiri atas 20 soal. 6 Tahap pemeriksaan hasil tes Tahap ini dilakukan dengan memeriksa hasil tes. 7 Tahap pemberian penghargaan kelompok Pemberian penghargaan kepada kelompok, diberikan berdasarkan poin perkembangan kelompok tertinggi.

2.3 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PERISTIWA ALAM PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGDADAP

0 8 233

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS KELAS V SDN 22 LUBU ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMA

0 0 6

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENGEKSPLANASI DAN MEREGULASI DIRI SISWA KELAS V SD

0 4 243