18
didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah dirancang. Hasan dalam Isjoni 2010: 50, menyatakan bahwa semua model
pembelajaran dapat dikatakan baik, jika memenuhi prinsip-prinsip seperti: 1
Semakin kecil upaya yang dilakukan guru dan semakin besar aktivitas belajar siswa, maka hal itu semakin baik.
2 Semakin sedikit waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa
belajar juga semakin baik. 3
Sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan. 4
Dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. 5
Tidak ada satupun modelmetode yang paling sesuai untuk segala tujuan, jenis, materi, dan proses belajar yang ada.
2.2.5.2 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif ini bernaung dalam teori konstruktivisme. Dukungan teori kostruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting
model pembelajaran kooperatif. Kostruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual Suprijono 2011:
55. Siswa mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berbasis sosial.
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit, jika mereka saling berdiskusi
dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling
19
membantu memecahkan masalah. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat, menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar Sugiyanto 2010: 37. Dalam pembelajaran ini, guru diharapkan mampu membentuk kelompok-kelompok kooperatif yang heterogen
agar semua anggotanya dapat bekerjasama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri dan kelompoknya. Jadi, pembelajaran kooperatif
mengacu pada metode pembelajaran yang melibatkan siswa bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.
Roger dkk dalam Huda 2011: 29 menyatakan bahwa cooperative learning is group learning activity organized in such a way that learning is based
on the socially structured change of information between learners in group in which each learner is held accountable for his or her own learning and is
motivated to increase the learning of others. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang
diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang
di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.
Sementara menurut Johnson dan Johnson dalam Huda 2011: 31, pembelajaran kooperatif berarti working together to accomplish shared goals
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks pengajarannya,
20
pembelajaran kooperatif sering didefinisikan sebagai pembentukan kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa yang dituntut untuk bekerjasama dan
saling meningkatkan pembelajarannya dan pembelajaran siswa-siswa lain. Etchberger 2011: 397 menjelaskan bahwa:
Cooperative learning has been shown to improve academic achievement for students through active involvement by student
Jacobs et al. 2002, Cooper et al. 2003, Milus 2010. Cooperative learning fosters a relationship in a group of students that requires
positive interdependence a sense of sink or swim together, individual accountability each of us has to contribute and learn,
interpersonal skills communication, trust, leadership, dedsionmaking [sic], and conflict resolution, face-to-face promotive
interaction, and processing reflecting on how well the team is functioning and how to function even better, Johnson and Johnson
1994b
Maksud dari pernyataan tersebut yaitu pembelajaran kooperatif telah ditunjukkan untuk meningkatkan prestasi akademik siswa melalui keterlibatan
aktif oleh siswa Jacobs et al 2002, Cooper et al 2003, Milus 2010. Dalam pembelajaran kooperatif, hubungan dalam kelompok siswa yang memerlukan
saling ketergantungan positif rasa tenggelam atau berenang bersama-sama, akuntabilitas individu masing-masing dari siswa harus berkontribusi dan belajar,
keterampilan antarpribadi komunikasi, kepercayaan, kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan resolusi konflik, interaksi tatap muka promotif, dan
pengolahan merefleksikan seberapa baik tim ini berfungsi dan bagaimana agar berfungsi lebih baik, Johnson dan Johnson 1994b.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa dasar pembelajaran kooperatif yaitu siswa bekerjasama dalam belajar kelompok dan
masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap aktivitas belajar anggota
21
kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik dan mampu meningkatkan hasil belajar.
Pembelajaran kooperatif menekankan kerjasama antarsiswa dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih
mudah menemukan dan memahami suatu konsep, jika antarsiswa saling mendiskusikan suatu masalah dengan temannya. Kegiatan siswa dalam belajar
kelompok antara lain mengikuti penjelasan guru, menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok, memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya,
mendorong teman kelompoknya untuk berpartisipasi secara aktif dan berdiskusi. Dalam pembelajaran kooperatif, kelompok belajar yang mencapai hasil belajar
maksimal akan diberi penghargaan. Pemberian penghargaan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar.
2.2.5.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif