10
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian Intan Nurjanah pada tahun 2009 yang berjudul “ Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Model STAD Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Kemampuan Berinteraksi Sosial Dan Prestasi
Belajar Fisika Siswa Kelas VII-B SMPN 14 Malang”, menunjukkan bahwa pada awal
pembelajaran, prestasi belajar fisika siswa masih rendah ditunjukkan dengan ketuntasan belajar fisika siswa hanya mencapai 55,81 dengan SKM yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Hasil penerapan pembelajaran kooperatif model
STAD dengan menggunakan metode eksperimen mampu meningkatkan kemampuan interaksi sosial dan prestasi belajar fisika siswa. Pada siklus I
kemampuan interaksi sosial siswa mencapai 60,08 dan pada siklus II meningkat menjadi 84,76 . Nilai rerata fisika siswa pada siklus I mencapai 63,33 dengan
persentase ketuntasan 61,90 dan meningkat menjadi 70,83 dengan persentase ketuntasan 76,19 pada siklus II.
Penelitian lain yang relevan yaitu hasil penelitian Mega Irhamna dan Sutrisni pada tahun 2009 yang berjudul Cooperative Learning dengan Model
STAD pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 2 Delitua diperoleh data bahwa pada siklus I proses pembelajaran masih belum
menunjukkan hasil yang memuaskan. Sesuai dengan kriteria keberhasilan yang digunakan pada siklus I, hasil pembelajaran menunjukkan bahwa rata-rata nilai
11
subjek penelitian sebesar 66,25 dan persentase subjek yang memperoleh nilai ≥ 65
yaitu 50. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria keberhasilan yaitu rata-rata nilai tes siswa
≥ 65 dan yang memperoleh nilai ≥ 65 paling sedikit harus 85.
Setelah diadakan perubahan dan penyempurnaan pelaksanaan evaluasi siklus I, evaluasi siklus II dilaksanakan sesuai dengan hasil refleksi setiap siklus.
Pelaksanaan evaluasi siklus II merupakan akhir tindakan perbaikan cooperative learning model STAD.
Evaluasi dalam bentuk tes pada siklus II, menunjukkan rata-rata nilai subjek penelitian adalah 85,83 dan persentase subjek penelitian yang memperoleh
nilai ≥ 65 sebesar 91,66. Pembelajaran pada siklus II ini telah berhasil, karena
sesuai dengan kriteria keberhasilan yaitu rata-rata nilai tes siswa ≥ 65 dan
persentase yang memperoleh nilai ≥ 65 paling sedikit harus 85.
2.2 Landasan Teori