25
akademik siswa yang tinggi, rata-rata, dan rendah beragam latar belakang etnis dan jenis kelamin yang berbeda. Setiap minggu, guru memperkenalkan materi
baru melalui ceramah, diskusi kelas, atau beberapa bentuk presentasi guru. Anggota tim kemudian berkolaborasi pada lembar kerja yang dirancang untuk
memperluas dan memperkuat materi diajarkan oleh guru. Anggota tim dapat a bekerja pada lembar kerja berpasangan, b bergantian menanyai satu sama lain,
c membahas masalah-masalah sebagai sebuah kelompok, atau d menggunakan strategi apa saja yang mereka inginkan untuk belajar materi yang diberikan.
Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yaitu Student Teams Achievement Divisions STAD atau pembagian pencapaian prestasi tim siswa.
Model STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Model STAD merupakan salah satu model kooperatif
yang paling sederhana dan merupakan model pembelajaran dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok terdiri atas 4-5
orang siswa. Model STAD juga menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai
materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
2.2.5.6 Tahap-tahap Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki tahap-tahap dalam pelaksanaannya. Tahap-tahap proses pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Asma 2006: 51-4, antara lain: 2.2.5.6.1
Tahap Persiapan Pembelajaran Tahap-tahap dalam persiapan pembelajaran antara lain:
26
1 Materi
Materi yang akan disampaikan menggunakan model STAD dirancang terlebih dahulu untuk pembelajaran secara berkelompok.
Sebelum menyajikan materi pelajaran, guru harus sudah membuat lembar kegiatan siswa LKS yang akan dipelajari kelompok beserta
dengan lembar jawabnya. 2
Menempatkan siswa dalam kelompok Menempatkan siswa dalam kelompok maksudnya yaitu
mengurutkan siswa dari atas ke bawah berdasarkan kemampuan akademiknya dan daftar siswa yang telah diurutkan tersebut dibagi
menjadi empat bagian. Setelah itu, diambil satu siswa dari tiap kelompok untuk dijadikan sebagai ketua kelompok. Kelompok yang sudah
terbentuk diusahakan berimbang antara kemampuan akademik, jenis kelamin, dan etnisnya.
3 Menentukan skor dasar Skor dasar merupakan rata-rata skor pada kuis sebelumnya.
Apabila akan menggunakan STAD, setelah memberikan tes kemampuan prasyarattes pengetahuan awal, maka skor tes tersebut dapat digunakan
sebagai skor dasar. Selain skor tes tersebut, nilai UTS siswa pada semester sebelumnya juga dapat digunakan sebagai skor dasar.
2.2.5.6.2 Tahap Penyajian Materi
Tahap penyajian materi ini menggunakan waktu sekitar 20-45 menit. Guru memulai dengan menyampaikan tujuan yang harus dicapai dan memotivasi rasa
27
ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari baru kemudian menyampaikan materi pelajaran.
2.2.5.6.3 Tahap Kegiatan Belajar Kelompok
Pada tahap ini, setiap kelompok diberi lembar kegiatan, lembar tugas, dan lembar kunci jawaban yang masing-masing dua lembar untuk setiap kelompok.
Hal ini bertujuan agar terjalin kerjasama di antara anggota tiap kelompok. Lembar kegiatan dan lembar tugas diserahkan pada saat kegiatan belajar kelompok,
sedangkan lembar kunci jawaban diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai dilaksanakan. Setelah menyerahkan lembar kegiatan dan lembar tugas, guru
menjelaskan tahapan dan fungsi belajar kelompok model STAD. Pada awal kegiatan kelompok dengan model ini, diperlukan adanya diskusi dengan siswa
tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam kelompok kooperatif. Hal-hal yang perlu dilakukan siswa untuk menunjukkan tanggung jawab terhadap
kelompoknya, misalnya meyakinkan bahwa setiap anggota kelompoknya telah mempelajari materi, tidak seorangpun menghentikan belajar sampai semua
anggota menguasai materi, meminta bantuan kepada tiap anggota kelompoknya untuk menyelesaikan masalah sebelum menanyakan kepada gurunya, setiap
anggota kelompok berbicara secara sopan, dan saling menghargai pendapat anggota kelompok.
2.2.5.6.4 Tahap Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok
Tahap ini dilakukan dengan cara mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil dari setiap kelompok. Pada tahap ini,
diharapkan terjadi interaksi antara penyaji dan anggota kelompok lain untuk
28
melengkapi jawaban kelompok tersebut. Pada tahap ini, juga dilakukan pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci
jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya, serta memperbaikinya, jika masih terdapat jawaban yang masih salahkurang tepat.
2.2.5.6.5 Tahap Tes Individual
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar siswa. Setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa
yang telah diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes sesuai dengan kemampuannya. Pada tahap ini, setiap siswa tidak diperkenankan
untuk bekerjasama mengerjakan soal. 2.2.5.6.6
Tahap Pemeriksaan Hasil Tes Pada tahap ini, dilakukan adanya perhitungan berdasarkan skor awal.
Berdasarkan skor awal, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes
yang diperolehnya. Perhitungan perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya.
Adapun perhitungan skor perkembangan individu yang dikemukakan Slavin 2005: 159, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu Skor Tes
Skor Perkembangan Individu
a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
5 b.
10 hingga 1 poin di bawah skor awal 10
c. Skor awal sampai 10 poin di atasnya
20 d.
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
e. Nilai sempurna tidak berdasarkan skor
awal 30
29
2.2.5.6.7 Tahap Pemberian Penghargaan Kelompok
Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing- masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota
kelompok. Pemberian penghargaan kepada kelompok, diberikan berdasarkan poin perkembangan kelompok tertinggi dengan rumus sebagai berikut:
N
1
= Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh terdapat tiga tingkatan
penghargaan, yaitu: kelompok yang memperoleh poin rata-rata 15, sebagai kelompok baik, kelompok yang memperoleh poin rata-rata 20, sebagai kelompok
hebat, dan kelompok yang memperoleh poin rata-rata 25, sebagai kelompok super.
2.2.5.7 Pembelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe