Siklus Pertama Proses Pelaksanaan M odel Pembelajaran Kooperatif T ipe Jigsaw

Proses pembelajaran dilakukan sebanyak tiga siklus dan dilakukan dengan observasi pra siklus sebelum dikenai tindakan. Tiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun tahapan dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Siklus Pertama

1 Perencanaan Siklus Pertama Dalam tahap perencanaan siklus pertama adalah merancang tindakan yang akan dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan menyiapkan instrumen berupa lembar observasi untuk pengamatan terhadap proses peningkatan kompetensi siswa selama berlangsungnya tindakan. Tes digunakan untuk mengetahui pencapaian siswa terhadap materi pembelajaran. Penilaian terhadap hasil unjuk kerja siswa menggunakan instrumen berupa lembar penilaian unjuk kerja. 2 Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama Pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama dilaksanakan selama 5 jam pelajaran dalam satu kali pertemuan atau 225 menit. Peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran. Materi yang diberikan pada siklus pertama yaitu mengepres bahan pelapis pada bahan utama busana tailoring. Diawal kegiatan belajar guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam materi mengepres bahan pelapis pada bahan utama busana tailoring, membagikan handout dan job sheet kepada siswa sebagai acuan yang berisi materi pembelajaran. Selanjutnya guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan membagi siswa ke dalam kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa secara heterogen kelompok asal. Kemudian guru menjelaskan bahan materi untuk masing-masing kelompok yaitu materi mengepres bahan pelapis pada bahan utama busana tailoring, yang dibagi lagi menjadi sub materi yaitu cara mengepres lapisan badan depan, lapisan badan belakang, lengan dan kerah dan cara mengepres lubang kancing passpoille dan saku passepoille. Selanjutnya siswa berkumpul dengan kelompok ahli untuk mengkaji materi sesuai dengan materi yang didapat. Setelah diskusi berakhir, kelompok ahli melakukan presentasi dan guru menyimpulkan hasil diskusi. Selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal dan mengajarkan materi yang telah dipelajari pada anggota kelompok. Siswa kemudian diminta untuk mengerjakan praktek mengepres bahan pelapis pada bahan utama busana tailoring dan mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk dievaluasi setelah batas waktu pengerjan berakhir. Selanjutnya guru memberikan tes untuk mengetahui sejauh mana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran. Guru mengevaluasi sebagian dari hasil pekerjaan siswa sebagai hasil kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 3 Pengamatan Siklus Pertama Pengamatan dilakukan terhadap peningkatan kompetensi menjahit busana tailoring materi mengepres bahan pelapis pada bahan utama busana tailoring. Pengamatan untuk mengetahui kompetensi siswa yang berupa aspek afektif yang dilihat dari perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan dengan menggunakan lembar observasi berdasarkan penilaian sikap aktif dan perilaku bertanggung jawab. Hasil penilaian menunjukkan bahwa siswa yang menunjukkan sikap aktif sebanyak 21 siswa 75 dan siswa yang menunjukkan perilaku bertanggung jawab sebanyak 21 siswa 75. Nilai rata-rata kompetensi siswa meningkat 4,88 dari nilai rata-rata pra siklus yang sebelumnya hanya sebesar 70,04 menjadi 73,45. Berdasarkan pengamatan pada siklus pertama terlihat bahwa siswa lebih memahami materi, sehingga menunjukkan adanya peningkatan kompetensi. Dengan adanya diskusi kelompok menyebabkan adanya komunikasi dua arah antar siswa. Dapat dikatakan kompetensi siswa dalam menjahit busana tailoring pada siklus pertama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kompetensi siswa, tetapi hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan. 4 Refleksi Siklus Pertama Refleksi pada siklus pertama menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah memberikan peningkatan kompetensi siswa, namun hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, hasil pengamatan masih terlihat adanya siswa masih ramai sendiri, tidak biasa dengan pembelajaran kelompok. Situasi belajar terlihat agak kaku pasif. Mereka belum terbiasa dengan teman yang belum akrab. Biasanya siswa diskusi dengan teman yang disukainya. Selain itu guru masih belum menguasai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dikarenakan guru biasa hanya membimbing siswa dan terbiasa dengan menjelaskan materi kemudian menyuruh siswa melaksanakan praktek dengan melihat contoh jadi busana tailoring. Hal ini merupakan sebab siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sebagian siswa tidak mengerjakan tugas praktek dengan hasil baik. Dari refleksi tersebut peneliti yang berkolaborasi dengan guru sepakat melakukan perbaikan tindakan pada siklus kedua.

b. Siklus Kedua

Dokumen yang terkait

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU.

1 1 45

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUDIDAYA AYAM PETELUR DI SMK N 2 CILAKU.

0 3 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA PRIA DI SMK N 6 PURWOREJO.

2 11 120

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KOMPETENSI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA WANITA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

5 58 217

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MEMBUAT HIASAN BUSANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

4 34 287

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ... JURNAL UNS 1 SM

0 0 14

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ... JURNAL UNESA 2 PB

0 0 10