Siklus Pertama Siklus Kedua

Gambar 6. Grafik Perbandingan Peningkatan Kompetensi MenjahitBusana Tailoring Pra Siklus

b. Siklus Pertama

Data hasil belajar diperoleh berdasarkan aspek afektif yang dilihat dari perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi berdasarkan penilaian sikap dan perilaku sosial, aspek kognitif dilihat berdasarkan nilai yang diperoleh siswa melalui tes, dan aspek psikomotor berdasarkan penilaian pada lembar unjuk kerja. Penilaian aspek afektif memiliki nilai rata-rata kelas 79,64, sedangkan pada aspek kognitif hasil nilai rata-rata kelas adalah 71,1 dan pada penilaian aspek psikomotor hasil nilai rata-rata kelas adalah 70,04. Ketiga nilai tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan penilaian kompetensi dengan bobot afektif sebesar 10, kognitif sebesar 30, dan psikomotor sebesar 60, dihasilkan nilai rata-rata kompetensi pra siklus dalam menjahit busana tailoring adalah 70,04 Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh dari 28 siswa yang mengikuti materi pembelajaran mengepres lapisan menggunakan 5 10 15 Pra Siklus 3 11 14 Perbandingan Peningkatan Kompetensi Pra Siklus Sangat Baik Baik Cukup Kurang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukkan bahwa siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan kategori baik sebanyak 5 siswa. Sebagian besar siswa yaitu sebanyak 15 dalam kategori cukup, dan hanya 8 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi siswa masih rendah. Pencapaian kompetensi siswa dalam menjahit busana tailoring pada siklus pertama dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini: Gambar 7. Grafik Perbandingan Peningkatan Kompetensi Menjahit Busana Tailoring Pra Siklus,Siklus Pertama dan Siklus Kedua.

c. Siklus Kedua

Data hasil belajar diperoleh berdasarkan aspek afektif yang dilihat dari perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi berdasarkan penilaian sikap dan perilaku sosial, aspek kognitif dilihat berdasarkan nilai yang diperoleh siswa melalui tes, dan aspek psikomotor berdasarkan penilaian pada lembar unjuk kerja. Pada aspek afektif nilai rata-rata kelas meningkat 7,04 menjadi 8,52, aspek kognitif mengalami 5 10 15 Pra Siklus Siklus Pertama 3 5 11 15 14 8 Perbandingan Peningkatan Kompetensi Pra Siklus dan Siklus Pertama Sangat Baik Baik Cukup Kurang peningkatan 15,1 menjadi 24,54 dan pada aspek psikomotor nilai rata-rata kelas meningkat 2,36 menjadi 45,96. Ketiga nilai tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan penilaian kompetensi dengan bobot afektif sebesar 10, kognitif sebesar 30, dan psikomotor sebesar 60, dihasilkan nilai rata-rata kompetensi siklus pertama dalam menjahit busana tailoring adalah 79,02. Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh dari 28 siswa yang mengikuti materi pembelajaran menjahit dengan mesin busana tailoring menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan kategori baik sebanyak 17 siswa. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan kategori kurang sebanyak 9 siswa dan pada kategori kurang hanya sebanyak 2 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi siswa sudah mengalami peningkatan namun hasil yang dicapai masih belum maksimal karena masih terdapat siswa yang memiliki kompetensi pada kategori kurang. Pencapaian kompetensi siswa dalam menjahit busana tailoring pada siklus kedua dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini. Gambar 8. Grafik Perbandingan PeningkatanKompetensi Menjahit Busana Tailoring Pra Siklus,Siklus Pertama dan Siklus Kedua.

d. Siklus Ketiga

Dokumen yang terkait

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU.

1 1 45

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUDIDAYA AYAM PETELUR DI SMK N 2 CILAKU.

0 3 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA PRIA DI SMK N 6 PURWOREJO.

2 11 120

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KOMPETENSI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA WANITA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

5 58 217

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MEMBUAT HIASAN BUSANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

4 34 287

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ... JURNAL UNS 1 SM

0 0 14

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ... JURNAL UNESA 2 PB

0 0 10