Siklus Ketiga Proses Pelaksanaan M odel Pembelajaran Kooperatif T ipe Jigsaw

Selain itu pada siklus II ini pada saat melakukan presentasi terlihat adanya siswa yang mendominasi. Karena sebab-sebab tersebut maka suasana pembelajaran yang berlangsung belum terlalu kondusif. Berdasarkan refleksi tersebut peneliti yang berkolaborasi dengan guru sepakat akan melakukan perbaikan tindakan pada siklus ketiga.

c. Siklus Ketiga

1 Perencanaan Siklus Ketiga Dalam tahap perencanaan siklus ketiga adalah merancang tindakan yang akan dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan menyiapkan instrumen berupa lembar observasi untuk pengamatan terhadap proses peningkatan kompetensi siswa selama berlangsungnya tindakan. Tes digunakan untuk mengetahui pencapaian siswa terhadap materi pembelajaran. Penilaian terhadap hasil unjuk kerja siswa menggunakan instrumen berupa lembar penilaian unjuk kerja. 2 Pelaksanaan Tindakan Siklus Ketiga Pelaksanaan tindakan kelas siklus ketiga dilaksanakan selama 5 jam pelajaran dalam satu kali pertemuan atau 225 menit. Peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran. Materi yang diberikan pada siklus ketiga yaitu menyelesaikan jahitan dengan tangan pada busana tailoring. Diawal kegiatan belajar guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam materi pembelajaran menjahit dengan mesin busana tailoring, guru membagikan handout dan jobsheet kepada siswa sebagai acuan yang berisi materi pembelajaran. Selanjutnya guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa secara heterogen kelompok asal. Kemudian guru menjelaskan bahan materi untuk masing-masing kelompok yaitu materi menyelesaikan jahitan dengan tangan pada busana tailoring, yang dibagi lagi menjadi sub materi yaitu cara pemasangan padding, cara penyelesaian furing kerung lengan, cara penyelesaian kelim bawah blaser dan cara pemasangan kancing. Selanjutnya siswa berkumpul dengan kelompok ahli untuk mengkaji materi sesuai dengan materi yang didapat. Selama diskusi berlangsung guru membimbing sehingga proses pembelajaran lancar. Setelah diskusi berakhir, kelompok ahli melakukan presentasi dan guru menyimpulkan hasil diskusi. Selain itu guru juga memberikan penjelasan tambahan pada penjelasan yang dianggap masih kurang. Selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal dan mengajarkan materi yang telah dipelajari pada anggota kelompok. Siswa kemudian diminta untuk mengerjakan praktek menjahit dengan tangan pada busana tailoring dan mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk dievaluasi setelah batas waktu pengerjaan berakhir. Selanjutnya guru memberikan tes untuk mengetahui sejauh mana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran. Guru mengevaluasi sebagian dari hasil pekerjaan siswa sebagai hasil kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 3 Pengamatan Siklus Ketiga Pengamatan dilakukan terhadap peningkatan kompetensi menjahit busana tailoring pada materi penyelesaian jahitan dengan tangan pada busana tailoring. Pengamatan yang dilakukan pada aspek afektif yang dilihat dari perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, menunjukkan bahwa siswa yang menunjukkan sikap aktif sebanyak 25 siswa 89,3 dan siswa yang menunjukkan bertanggung jawab sebanyak 25 siswa 89,3. Berdasarkan nilai rata-rata kelas, aspek afektif meningkat sebesar 6,45 menjadi 9,07, sedangkan aspek kognitif meningkat 7,82 menjadi 26,46 dan pada penilaian aspek psikomotor hasil nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan sebesar 8,4 menjadi 49,82. Aspek yang paling menonjol pada siklus ketiga terlihat pada aspek psikomotor, hal ini berarti keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam proses pembelajaran meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Jika dilihat dari nilai rata-rata, kompetensi siswa meningkat 8,02 dari nilai rata-rata siklus kedua. Berdasarkan pengamatan pada siklus ketiga terlihat bahwa aktivitas siswa pada saat pelaksanaan tindakan sudah terorganisir dan teratur. Siswa yang biasa mengalami kesulitan dalam menjahit sudah berani bertanya pada temannya. Masing-masing siswa antusias dan aktif berpendapat dalam pengkajian materi sehingga penyampaian pada kelompok asal menjadi lebih jelas. Siswa dapat mengumpulkan pekerjaannya tepat waktu dengan hasil yang baik. Selama pelaksanaan tindakan guru membimbing jalannya proses pembelajaran sehingga lancar dan kondusif. Dapat dikatakan kompetensi siswa dalam menjahit busana tailoring pada siklus ketiga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kompetensi siswa. 4 Refleksi Siklus Ketiga Refleksi pada siklus ketiga menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah memberikan peningkatan kompetensi menjahit busana tailoring dan mayoritas siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan kategori baik. Proses pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus ketiga walaupun masih terdapat sedikit kekurangan namun secara keseluruhan dapat dikatakan berjalan dengan baik karena masalah yang muncul tidak mengganggu proses pembelajaran dan dapat diatasi secara cepat.

2. Peningkatan Kompetensi M enjahit B usana T ailoring di SM K 2

Dokumen yang terkait

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU.

1 1 45

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUDIDAYA AYAM PETELUR DI SMK N 2 CILAKU.

0 3 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA PRIA DI SMK N 6 PURWOREJO.

2 11 120

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KOMPETENSI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA WANITA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

5 58 217

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MEMBUAT HIASAN BUSANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

4 34 287

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ... JURNAL UNS 1 SM

0 0 14

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ... JURNAL UNESA 2 PB

0 0 10