Dalam mengajar suatu pokok bahasan materi tentunya harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memilih pertimbangan-pertimbangan. Misalnya
materi pembelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, sarana dan fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai Trianto, 2010:9. Dari penjelasan diatas, pemilihan model pembelajaran harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran sehingga model pembelajaran yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah model pembelajaran
kooperatif.
b. Jenis-jenis Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dirancanakan di dalam proses belajar mengajar secara keseluruhan.
Adapun jenis-jenis model pembelajaran menurut Jamal Ma’mur 2011:52-56, adalah:
1 CTL Contextual Teaching and Learning, adalah suatu proses
pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami makna yang ada pada bahan ajar, menghubungkan
pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-harinya dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan kultural.
2 Model pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses,
merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta dan membangun konsep serta teori- teori, dengan keterampilan proses
dan sikap ilmiah yang dimiliki siswa itu sendiri. 3
Model pembelajaran PAKEM, adalah pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Sedangkan menurut Agus Suprijono 2009:46-79 model pembelajaran ada tiga jenis, yaitu:
1 Model pembelajaran langsung, merupakan pembelajaran dimana
guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung.
2 Model pembelajaran kooperatif, merupakan konsep yang lebih
luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
3 Model pembelajaran konstektual, merupakan konsep yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peerta didik membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
Jenis-jenis model pembelajaran menurut Trianto 2010:11, adalah:
1 Model Pembelajaran Langsung Direct Intruction, adalah salah
satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik.
2 Model Pembelajaran Kooperatif Cooperatiive Learning, adalah
pembelajaran yang memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama
menyelesaikan tugas.
3 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based
Instruction. merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan
penyeledikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yng nyata.
4 Model Pembelajaran Diskusi kelas, adalah suatu pembelajaran di
mana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lain saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagsan dan
berpendapat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan jenis-jenis model pembelajaran, yaitu:
1 Model Pembelajaran Langsung Direct Intruction.
2 Model Pembelajaran dengan Pendekatan Keterampilan Proses.
3 Model Pembelajaran Kooperatif.
4 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based
Instruction. 5
Model Pembelajaran Diskusi Kelas 6
Model Pembelajaran PAKEM. 7
Model Pembelajaran Konstektual Contextual Teaching and Learning.
4.
Pembelajaran Kooperatif a.
Definisi Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok dimana setiap anggota kelompok akan bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama pula. Menurut Wina sanjaya 2006:240 pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran menggunakan
sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, atu suku yang berbeda. Pembelajaran koopertif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk
bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh
guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk
membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud Agus Suprijono, 2009:54.
Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: 1
“memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti, fakta, keterampilan, nilai, nilai, konsep dan bagaiamana hidup serasi dengan
sesama; 2 pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.
Menurut Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono 2009: 30-34 untuk mencapai hasil maksimal ada lima prinsip yang harus
diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1 Positive interdependence saling ketergantungan positif
2 Personal responsibility tanggung jawab perseorangan 3 Face to face promotive interaction interaksi promotif
4 Interpersonal skill komunikasi antar anggota 5 Group processing pemrosesan kelompok
Model pembelajaran kooperatif belum dilakukan secara optimal, dan dikhawatirkan bahwa akan mengakibatkan kekacauan di kelas dan
peserta didik tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam kelompok. Supaya hal ini tidak terjadi, maka perlu diketahui sintak model
pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase. Keenam fase pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Sintak model pembelajaran kooperatif
Fase-fase Perilaku guru
Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
peserta didik Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap belajar.
Fase 2 : Present information Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal
Fase 3: Assist team wrk and study Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajarnya selama peserta didik mengerjakan tugas
Fase 4: Test on the materials Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 5: Provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan presentasi individu maupun kelompok
Sumber: Agus Suprijono 2009:65 Tujuan model pembelajarn kooperatif adalah memaksimalkan
belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Sedangkan menurut
Isjoni 2009:23 pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara belajar lebih baik, sikap tolong- menolong dalam beberapa perilaku
sosial. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara
berkelompok bersama teman-temanya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan pada orang lain untuk
mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif ada kelebihan dan kelemahannya, dapat dilihat pada tabel 2, di bawah ini:
Tabel 2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Kelebihan Kelemahan
1 Meningkatkan kecakapan individu maupu
kelompok dalam memecahkan masalah 2
Meningkatkan komitmen 3
Menghilangkan prasangka buruk pada teman sebayanya.
4 Peserta didik yang berprestasi ternyata lebih
mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif
5 Peserta didik lebih meningkatkan hubungan
kerja sama antar teman 6
Peserta didik dapat meningkatkan aktivitas, kreatifitas, mandiri, sikap
7 kritis dan kemampuan komunikasi dengan
orang lain 8
Guru cukup menyampaikan konsep-konsep pokok saja
9 Masing-masing peserta didik dapatberberan
aktif. 10
Dapat menciptakan saling menghargai. 11
Sistem penilaian mengacu pada kelompok dan individu
1 Waktu yang relatif banyak.
2 Persiapan yang lebih terprogram.
3 Bila belum terbiasa, pencapaian hasil
belajar tidak bisa maksimal. 4
Terdapat peserta didik yang tidak dapat menyesuaiakan diri, berperilaku
menyimpang, terlalu gaduh, tidak hadir, ataupun tidak berlatih secara efektif.
5 Beban bagi pengajar lebih besar dan harus
teliti dalam sistem penilaian. 6
Kontribusi dari peserta didik yang berprestasi tinggi menjadi kurang
dan peserta didik yang berprestasi rendah akan mengarah kekecewaan.
Sumber: Mohammad Nur 2005:74-88 Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin dalam
Trianto 2010:61, adalah sebagai berikut: 1
Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.
2 Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya
kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha
untukmembantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang
lain.
3 Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa
telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan
tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota
kelompok sangat bernilai.
Dari uraian di atas, pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang memerlukan kerja sama antar siswa,
interaksi antar siswa dalam mengerjakan tugas dari guru untuk mencapai tujuan yang sama.
b. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif