Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran

Dari uraian di atas, pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang memerlukan kerja sama antar siswa, interaksi antar siswa dalam mengerjakan tugas dari guru untuk mencapai tujuan yang sama.

b. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Dalam model pembelajaran kooperatif menurut Isjoni 2009:74- 88 bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif, yaitu STAD Student Team Achievenment division, Jigsaw, TGT Teams Games Tournament, Group Investigation, Rotating Trio Exchange, dan group Reume. Sedangkan menurut Trianto 2010:67 terdapat beberapa variasi dari model pembelajaran kooperatif. Setidaknya terdapat empat pendekatan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif, yaitu STAD Student Team Achievenment division, Investigasi Kelompok, TPS Think Pair Share, NHT Numbered Head Together, dan TGT Teams Games Tournament. Pembelajaran koopertif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Menurut Agus Suprijono 2009:89-101 terdapat metode-metode pembelajaran kooperatif, yaitu Jigsaw, Think Pair Share, Numbered Head Together, Group Investigation, Two Stay Two Stay, Make a Match, Listening team, Inside Outside Circle, Bamboo Dancing, Point- Counter- Point, dan The Power of Two. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai tipe dalam model pembelajaran kooperatif yaitu: 1 STAD Student Team Achievenment division Pembelajaran STAD ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang menggunakan kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghrgaan kelompok Trianto, 2007:52 2 Jigsaw Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif dimana guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil. Jumlah kelompok bergantung pada konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Jika satu kelas ada 40 siswa, maka setiap kelompok beranggotakan 10 orang. Keempat kelompok itu disebut kelompok asal, setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok . Berikutnya membentuk kelompok ahli, berikan kesempatan untuk berdiskusi. Setelah itu kembali pada kelompok asal dan menjelaskan hasil diskusi kepada kelompok masing-masing Agus Suprijiono, 2009:89 3 Investigasi Kelompok Model ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan demkrasi. Model ini melatih siswa aktif dari tahap pertama sampai akhir pembelajaran Isjoni,2009:87. 4 TPS Think Pair Share Model ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya Trianto,2010:61. 5 NHT Numbered Head Together NHT Numbered Head Together atau penomoran berfikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional Trianto 2010:82. 6 TGT Teams Games Tournament TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperarif yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 siswa secara heterogen. Guru menyampaikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok masing-masing. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban Isjoni, 2009:83-84. 7 Two Stay Two Stay Pembelajaran dengan metode two stay two stay diawali dengan pembagian kelompok. Setelah itu guru membagi tugas yang harus didiskusikan jawabannya. Kemudian anggota kelompok bertamu ke kelompok lain untuk menyajikan hasil kerja kelompok, jika sudah selesai mereka kembali ke kelompok asal untuk mencocokkan dan membahas hasil kerjanya Agus Suprijono,2009:93-94. 8 Make a Match Pembelajaran dengan make a match adalah pembelajaran yang dperlu dipersiapkan kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaa –pertanyaan dan kartu-kartu lainnyaberisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut Agus Suprijono, 2009:95. 9 Listening team Pembelajaran dengan metode Listening team diawali dengan pemaparan materi pembelajaran oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelompok, dimana kalompok pertama adalah kelompok penanya dan kelompok kedua merupakan kumpulan orang yang menjawab pertanyaan berdasarkan perspektif tertentu. Kelompok ketiga menjawab pertanyaan dengan perspektif yang berbeda. Kelompok empat bertugas untuk membuat kesimpulan dari hasil diskusi Agus Suprijono, 2009:96. 10 Inside Outside Circle Pembelajaran dengan metode inside outside circle diawali dengan pembentukan kelompok besar dan kelompok kecil. Kelompok besar terdiri di papan tulisdari dua kelompok dan kelompok kecil terdiri dari satu kelompok. Kemudian mereka saling berdiskusi dengan materi yang berbeda. Hasil diskusi disampaikan kepada kelompok masing-masing Agus Suprijono, 2009:97 11 Bamboo Dancing Pembelajaran dengan metode bamboo.dancing serupa dengan metode inside outside circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau dapat pula guru bertanya jawab apa yang diketahui peserta didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap menghadapi pelajaran yang baru Agus Suprijono, 2009:98 12 Point- Counter- Point Pembelajaran dengan metode point- counter- point dipergunakan untuk mendorong peserta didik berfikir dalam berbagai perspektif. Jika metodepembelajaran ini dikembangkan, maka yang harus diperhatikan adalah materi pebelajaran Agus Suprijono, 2009:99. 13 The Power of Two Pembelajaran dengan metode the power of two sama seperti pembelajaran kooperatif tipe lainnya, diawali dengan mengajukan pertanyaan. Peserta didik secarav perorangan menjawab pertanyaan yang diterimanya. Setelah menjawab peserta didika mencari pasangan dan menjelaskan jawaban masing-masing pada temanya tersebut. Diakhir pelajaran dibuat rangkuman jawaban-jawaban tersebut Agus Suprijono, 2009:100-101.

5. Jigsaw

Dokumen yang terkait

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU.

1 1 45

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUDIDAYA AYAM PETELUR DI SMK N 2 CILAKU.

0 3 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA PRIA DI SMK N 6 PURWOREJO.

2 11 120

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KOMPETENSI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA WANITA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

5 58 217

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MEMBUAT HIASAN BUSANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

4 34 287

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ... JURNAL UNS 1 SM

0 0 14

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ... JURNAL UNESA 2 PB

0 0 10