Siklus Kedua Proses Pelaksanaan M odel Pembelajaran Kooperatif T ipe Jigsaw

b. Siklus Kedua

1 Perencanaan Siklus Kedua Dalam tahap perencanaan siklus kedua adalah merancang tindakan yang akan dilakukan yang diperbaiki sesuai hasil refleksi pada siklu I. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan menyiapkan instrumen berupa lembar observasi untuk pengamatan terhadap proses peningkatan kompetensi siswa selama berlangsungnya tindakan. Tes digunakan untuk mengetahui pencapaian siswa terhadap materi pembelajaran. Penilaian terhadap hasil unjuk kerja siswa menggunakan instrumen berupa lembar penilaian unjuk kerja. 2 Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua Pelaksanaan tindakan kelas siklus kedua dilaksanakan selama 8 jam pelajaran dalam dua kali pertemuan atau 360 menit. Peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran. Materi yang diberikan pada siklus kedua yaitu menjahit dengan mesin busana tailoring. Diawal kegiatan belajar guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam materi pembelajaran menjahit dengan mesin busana tailoring, guru membagikan handout dan jobsheet kepada siswa sebagai acuan yang berisi materi pembelajaran. Selanjutnya guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa secara heterogen kelompok asal. Kemudian guru menjelaskan bahan materi untuk masing-masing kelompok yaitu materi menjahit dengan mesin busana tailoring, yang dibagi lagi menjadi sub materi yaitu langkah-langkah menjahit lubang kancing paspoille, langkah-langkah menjahit saku passpoille, langkah-langkah menjahit kerah, dan langkah-langkah menjahit lengan. Selanjutnya siswa berkumpul dengan kelompok ahli untuk mengkaji materi sesuai dengan materi yang didapat. Selama diskusi berlangsung guru aktif melakukan pemantauan pada masing-masing kelompok untuk memastikan diskusi berjalan sesuai dengan materi yang dikaji, sehingga suasana belajar berlangsung kondusif. Setelah diskusi berakhir, kelompok ahli melakukan presentasi dan guru menyimpulkan hasil diskusi. Selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal dan mengajarkan materi yang telah dipelajari pada anggota kelompok. Siswa kemudian diminta untuk mengerjakan praktek menjahit dengan mesin busana tailoring dan mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk dievaluasi setelah batas waktu pengerjaan berakhir. Selanjutnya guru memberikan tes untuk mengetahui sejauh mana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran. Guru mengevaluasi sebagian dari hasil pekerjaan siswa sebagai hasil kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 3 Pengamatan Siklus Kedua Pengamatan dilakukan terhadap peningkatan kompetensi menjahit busana tailoring pada materi menjahit dengan mesin busana tailoring. Pengamatan pada aspek afektif siswa yang dilihat dari perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan dengan menggunakan lembar observasi berdasarkan penilaian sikap aktif dan perilaku bertanggung jawab. Hasil penilaian menunjukkan bahwa siswa yang menunjukkan sikap aktif sebanyak 23 siswa 82,1 dan siswa yang menunjukkan perilaku bertanggung jawab sebanyak 24 siswa 14,3. Berdasarkan nilai rata-rata kelas, aspek afektif meningkat sebesar 7,04 menjadi 8,52, sedangkan aspek kognitif nilai rata- rata kelas meningkat 15,1 menjadi 24,54 dan pada penilaian aspek psikomotor hasil nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan sebesar 2,36 menjadi 45,96. Aspek yang paling menonjol pada siklus kedua terlihat pada aspek kognitif, hal ini berarti pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap materi pembelajaran meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperati tipe jigsaw. Jika dilihat dari nilai rata-rata kompetensi siswa meningkat 7,58 dari nilai rata-rata siklus pertama. Berdasarkan pengamatan pada siklus kedua terlihat bahwa siswa lebih aktif dalam dikusi kelompok, berani bertanya dan berpendapat pada saat presentasi. Saat pengumpulan pekerjaan sebagian besar siswa telah menyelesaikannya tepat waktu dengan hasil yang sudah sesuai dengan teknik menjahit yang tepat karena siswa yang biasa mengalami kesulitan dalam menjahit sudah bisa diatasi dan berani bertanya pada temannya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas guru sudah terbiasa pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dapat dikatakan kompetensi siswa dalam menjahit busana tailoring pada siklus kedua dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kompetensi siswa, tetapi hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan. 4 Refleksi Siklus Kedua Refleksi pada siklus kedua menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah memberikan peningkatan kompetensi menjahit busana tailoring, namun hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan. Pada pengamatan yang dilakukan, hasil pengamatan masih terlihat adanya siswa masih harus menyesuaikan diri pada saat diskusi yaitu masih ada sebagian siswa yang pasif tidak terlibat dalam diskusi, sehingga masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan praktek menjahit busana tailoring. Selain itu pada siklus II ini pada saat melakukan presentasi terlihat adanya siswa yang mendominasi. Karena sebab-sebab tersebut maka suasana pembelajaran yang berlangsung belum terlalu kondusif. Berdasarkan refleksi tersebut peneliti yang berkolaborasi dengan guru sepakat akan melakukan perbaikan tindakan pada siklus ketiga.

c. Siklus Ketiga

Dokumen yang terkait

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU.

1 1 45

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUDIDAYA AYAM PETELUR DI SMK N 2 CILAKU.

0 3 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA PRIA DI SMK N 6 PURWOREJO.

2 11 120

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KOMPETENSI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA WANITA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

5 58 217

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MEMBUAT HIASAN BUSANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

4 34 287

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ... JURNAL UNS 1 SM

0 0 14

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW ... JURNAL UNESA 2 PB

0 0 10