Pendekatan yang dilakukan Rumah Singgah Girlan Nusantara dalam

61 diterima masyarakat dan kembali pada keluarga serta mengurangi kegiatan anak yang hidup di jalan.

C. Pembahasan

1. Faktor Penyebab Seseorang Menjadi Anak Jalanan

Anak jalanan adalah anak yang berbeda dengan anak pada umumnya. Hidup menjadi anak jalanan bukanlah pilihan hidup yang menyenangkan melainkan keterpaksaan yang mereka terima. Cara berkomunikasi, berinteraksi membuat anak jalanan diangggap sebagai perusuh dan pembuat onar. Departemen Sosial menjelaskan bahwa anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan berkeliaran di jalanan dan di tempat-tempat umum lainnya Kalida, 2005:15. Anak jalanan merupakan anak yang tersisih dari kasih sayang karena kebanyakan anak jalanan dalam usia yang relative dini harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras dan bahkan sangat idak bersahabat. Anak jalanan dapat dikenali dengan melihat cirri fisiknya. Ciri umum yang dapat dilihat untuk dapat mengenali anak jalanan adalah kulit kusam, Badan tidak terurus, bertato, pakai aksesoris seperti anting, tindik, dan sebagainya. Selain ciri fisik, beberapa cirri yang dapat dijadikan tanda apakah itu anak jalanan atau bukan adalah dengan melihat tempat dan kapan dia berada. Andari dkk 2007 : 9, indicator yang dapa digunakan untuk mengenali apakah anak yang berada dijalan merupakan anak jalanan atau bukan adalah berada di tempat umum 62 jalanan, pasar, pertokoan, dan tempat hiburan selama 3 sampai 24 jam sehari. Anak jalanan muncul karena adanya keadaan masyarakat dengan ekonomi yang pas-pasan dan bahkan dapat dikatakan miskin. Rata-rata anak jalanan berada pada keluarga yang tidak mempunyai penghasilan yang tetap bahkan ada yang tidak mempunyai pekerjaan. Keadaan masyarakat yang menganggur mengakibatkan roda perekonomian tidak berputar sebagaimana mestinya. Ketidakmampuan dalam pemenuhan kebutuhan ini merupakan suatu masalah yang mendasar untuk meningkatkan tarakf kehidupan yang layak di masa mendatang. Kondisi yang demikian ini memaksa kepala keluarga untuk bekerja keras, mereka mengupayakan segala cara untuk dapat menopang kehidupan mereka. Salah satu pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khusus adalah mengamen atau menjadi penyemir sepatu. Pada umumnya, anak yang bekerja di jalan berada pada usia sekolah, usia produktif. Untuk mengenali anak jalanan, Surbakti dalam Widagdo 2010 : 9 mengklasifikasikan anak jalanan ke dalam tiga bentuk, yaitu a. Children on the stret, yakni anak yang mempunyai kegiatan ekonomi dijalan, namun mereka masih mempunyai hubungan dengan orangtua mereka b. Children of the street, yakni anak yang berpartisipasi penuh di jalan, baik secara social maupun ekonomi, 63 c. Children from families of the street, yaitu anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalan. Dilihat dari kenyatan yang ada di lapangan, anak jalanan yang berada di Rumah Singah Girlan Nusantara Wilayah Prambanan Sleman masuk dalam klasifikasi anak jalanan yang kedua yakni children of the street. Anak jalanan binaan Rumah Singah Girlan Nusantara rata-rata masih mempunyai hubungan dengan keluarga mereka, namun frekuensi pertemuan mereka dengan orangtua tidak menentu, karena memang rata- rata anak jalanan binan Rumah Singgah Girlan Nusantara berasal dari luar daerah bahkan luar pulau jawa, misal dari ambon. Keberadan anak jalanan yang semakin banyak terlihat berada di jalanan tidak terlepas dari berbagai factor. Hal ini disampaikan oleh Muhsin Kalida 205 : 21, bahwa factor turunya anak ke jalanan ada tiga a. Tingkat makro, factor yang berhubungan dengan keluarga. b. Tingkat meso, factor yang berhubungan dengan lingkungan sekitar c. Tingkat mikro, berhubungan dengan factor informal, misal ekonomi. Menurut observasi yang dilakukan peneliti, ada dua factor yang mendasari anak turun dan bekerja di jalan. Pertama dari tingkat makro, beberapa anak jalanan yang berada di Rumah Singah Girlan Nusantara bekerja dan hidup dijalanan karena orangtua yang member kasih sayang, ada pula yang bekerja karena hanya mengikuti teman yang dipercaya. Yang kedua yaitu dari tingkat mikro, tingkat mikro berhubungan dengan sector ekonomi, sector ini menjadi pertimbangan bagi anak jalanan yang tidak mempunyai