14 Simpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas
adalah anak jalanan dapat digolongkan sebagai kaum lemah yang hidup dijalanan, yang tidak terpenuhi haknya. Mereka mempunyai
pekerjaan tidak tetap. Anak jalanan sangat tersisihkan dan rentan terhadap kondisi lingkungan kota yang semakin canggih dan maju.
b. Ciri khas anak jalanan
Berdasarkan hasil kajian di lapangan, anak jalanan dapat dikenali melalui ciri-ciri fisik dan psikis. Widagdo 2010 :10
mengklasifikasikan ciri-ciri fisik dan psikis anak jalanan yang mudah dikenali, yaitu sebagai berikut:
1 Ciri-ciri fisik : warna kulit kusam, pakaian tidak terurus, badan
tidak terurus, kondisi badan tiak terurus, bertatato, pakai aksesoris, seperti: tindik, anting-anting, kalung, gelang, dan
sebagainya.
2 Ciri-ciri psikis : acuh tak acuh, sangat sensitif, penuh curiga,
berwatak keras, kreatif, berani menanggun resiko, serius dalam melakukan sesuatu, dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi
terhadap teman, dan mandiri.
Selain itu, ada indikator lain yang dapat digunakan untuk mengenali anak jalanan. Andari, dkk 2007 : 9 menjelaskan ciri umum anak
jalanan memiliki kesamaan antara lain: 1
Berada di tempat umum jalanan, pasar, pertokoan, dan tempat hiburan selama 3 sampai 24 jam sehari.
2 Berpendidikan rendah kebanyakan putus sekolah, sedikit sekali
yang tamat sekolah dasar 3
Berasal dari keluarga yang tidak mampu kebanyakan kaum urban, beberapa diantaranya tidak jelas keluarganya
4 Melakukan aktivitas ekonomi melakukan pekerjaan pada sektor
informal
15 Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
anak jalanan memiliki ciri-ciri kondisi tidak terurus, berada di jalanan selama 3 sampai 24 jam, dan melakukan aktivitas ekonomi di jalanan
untuk menopang kebutuhan hidupnya.
c. Klasifikasi anak jalanan
Surbakti dalam Widagdo 2010 : 9 mengklasifikasikan anak jalanan ke dalam tiga bentuk :
1 Children On The Street, yakni anak-anak yang yang menpunyai
kegiatan ekonomi di jalanan. Namun mereka masih mempunyai hubungan dengan orang tua mereka.
2 Children Of The Street, yakni anak-anak yang berpartisipasi
penuh di jalan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa dari mereka masih mempunyai hubungan dengan orang tua mereka
akan tetapi frekuensi pertemuan mereka yang tidak menentu.
3 Children Fron Families Of The Street, yakni anak-anak yang
berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Biasanya anak-anak dari kelompok ini mempunyai hubungan yang erat dengan
keluarga mereka, namun karena mereka tergolong orang yang tidak mempunyai tempat tinggal, maka dengan terpaksa mereka
harus terombang-ambing dengan segala resiko yang ada.
Menurut Badan Kesejahteraan Sosial Nasional 2000 : 61, kelompok anak jalanan dapat diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok, yaitu : 1
Kelompok anak yang hidup dan bekerja di jalanan a
Menghabiskan seluruh waktunya di jalanan b
Hidup dalam kelompok kecil atau perorangan c
Tidur di ruang-ruangcekungan perkotaan, misalnya seperti terminal, emper toko, kolong jembatan dan pertokoan
d Hubungan dengan orangtua biasanya sudah putus
e Putus sekolah
f Beberapa sebagai pemulung, ngamen, mengemis, semir
sepatu, kuli angkut barang g
Berpindah-pindah 2
Kelompok anak jalanan yang bekerja di jalanan dan masih pulang kerumah orangtua mereka setiap hari.
16 a
Hubungan dengan orangtua tetapi sudah tidak harmonis. b
Sebagian besar dari mereka berasal dari daerah kumuh dan daerah miskin perkotaan
c Sebagian besar dari mereka telah putus sekolah dan sisanya
rawan untuk meninggalkan bangku sekolah d
Rata-rata pulang setiap hari atau seminggu sekali kerumah e
Bekerja sebagai pengemis, pengamen di perempatan, kernet, asongan koran, dan ojek payung
3 Kelompok anak jalanan yang bekerja dijalanan dan pulang ke
desanya antara 1 hingga 3 bulan sekali a
Bekerja dijalanan sebagai pedagang asongan, menjual makanan keliling, kuli angkut barang
b Hidup berkelompok bersama dengan orang-orang yang
berasal dari satu daerah dengan cara mengontrak rumah atau tinggal di sarana-sarana umum seperti masjd atau tempat
ibadah
c Pulang antara kurun waktu 1 bulan hingga 3 bulan sekali
d Ikut membiayai keluarga didesanya
e Putus sekolah
4 Anak remaja jalanan yang bermasalah
a Menghabiskan sebagian besar waktnya dijalanan
b Sebagian besar sudah putus sekolah
c Terlibat masalah narkotika dan obat-obatan lainnya
d Sebagain besar dari mereka melakukan pergaulan seks bebas
pada beberapa anak perempuan mengalami kehamilan dan mereka rawan untuk terlibat prostitusi
e Berawal dari keluarga yang tidak harmonis
Klasifikasi anak jalanan tersebut tentunya tidak dapat dijadikan pengertian tunggal, karena sekarang muncul anak-anak punk, yang
identik dengan pakaian serba hitam namun perilaku anak punk yang mengamen, mengemis dan mencari makan di jalan tidak dapat
dibedakan dengan anak jalannan pada umumnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak
jalanan dapat diklasifikasikan menjadi 3 tiga, yaitu anak jalanan yang sepenuhnya bekerja di jalan dan tidak berkomunikasi dengan
keluarga, anak jalanan yang bekerja di jalan namun masih
17 berkomunikasi dengan keluarganya, dan anak jalanan yang
bermasalah.
d. Faktor penyebab munculnya anak jalanan
Pada dasarnya, anak jalanan mempunyai alasan atau penyebab yang berbeda satu dengan yang lainnya. Muhsin Kalida 2005:21
menjelaskan bahwa secara umum ada tiga faktor utama yang mempengaruhi anak-anak turun ke jalanan.
1 Tingkat makro Immediate Cause, yaitu faktor yang
berhubungan dengan keluarga. Pada tingkatan ini, anak turun ke jalan karena orang tua yang kurang memberi kasih sayang,
dipaksa bekerja pada usia yang masih sangat belia, hingga alasan yang sangat mendasar, yaitu diajak teman.
2 Tingkat meso Underlaying Cause, yaitu faktor lingkunga:n
masyarakat sekitar. Masyarakat cenderung memberikan efek langsung pada perkembangan anak karena anak hidup pada
lingkungan massyarakat dimana dalam satu kesatuan masyarakat tersebut terdapat beragam kondisi yang memungkinkan anak
terlibat langsung didalamnya.
3 Tingkat mikro Basic Cause, yaitu berhubungan dengan faktor
informal misalnya ekonomi. Sektor ini menjadi pertimbangan mereka nyang tidak selalu membutuhkan modal atua ketrampilan
yang besar. Mereka mempunyai latar belakang yang berbeda sebelum terjun dan bekerja di jalanan, sehinggga sering mendapat
julukan anak seribu masalah.
Hasil penelitian Hening Budyawati, dkk menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak pergi ke jalan adalah :
1 Kekerasan dalam keluarga
Kurang harmonisnya keluarga sering berakhir dengan kekerasan. Adanya tindak kekerasan dan penganiayaan pada anak serta
perlakuan yang salah dari orangtua terhadap anak menyebabkan anak tidak betah sehinggga memilih lari dari rumah.
2 Dorongan keluarga
Orangtua seharusnya mendidik dan melindungi anaknya. Namun dengan kondisi yang miskin banyak diantara orangtua yang
memandang anaknya sebagai asset ekonomi keluarga sehingga