Bentuk-bentuk Pendidikan Nonformal Kajian tentang Pendidikan Nonformal dalam Pemberdayaan Anak

29 Pendidikan harus memiliki spektrum yang luas, baik konten maupun bentuknya. Konten punya rentangan yang luas, mulai dari pengetahuan dasar sampai dengan riset, dari latihan keterampilan sampai dengan skills produksi yang canggih. Sedangkan bentuk dapat beragam mulai dari sekolah sampai dengan yang spesifik seperti yang terdapat pada pendidikan nonformal, dari yang sederhana keaksaraan sampai dengan post graduate atau specialist H.M. Saleh Marzuki, 2012: 89. Pemberdayaan merupakan kegiatan pendidikan untuk menyampaikan kebenaran-kebenaran yang telah diyakini. Dengan perkataan lain, dalam pemberdayaan, masyarakat dididik untuk menerapkan setiap inovasi informasi baru yang telah diuji kebenarannya dan telah diyakini akan dapat memberikan manfaat ekonomi maupun non ekonomi bagi perbaikan kesejahteraannya Totok dan Poerwoko, 2012: 101. Kegiatan pendidikan nonformal untuk pemberdayaan anak jalanan bertujuan agar anak-anak jalanan mendapatkan bentuk pendidikan selain pendidikan di sekolah formal berupa pelatihan atau pendidikan kesetaraan. Tujuan pendidikan nonformal dalam memberdayakan anak jalanan yaitu untuk meningkatkan dan merubah sumberdaya manusia sehingga mampu membangun masyarakat dan lingkungannya. 30

B. Penelitian yang relevan

1. Hasil penelitian Fransisca Nugraheny tirtaningtyas mengenai Pemberdayaan anak jalananPenelitian Deskriptif Pada LSM Rumah Impian Kalasan Hasil penelitian menunjukkan Pemberdayaan anak jalanan di LSM Rumah Impian dengan menggunakan strategi pemberdayaan partisipatif yaitu pendampingrelawan turun langsung ke jalan, melaksanakan pemberdayaan belajar yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak jalanan akan pentingnya pendidikan, dan mengadakan tindak lanjut berupa mengembalikan anak jalanan ke sekolah dengan memberikan beasiswa pendidikan, mengembalikan anak jalanan kepada orang tuanya dengan pihak LSM Rumah Impian sebagai mediator, dan memfasilitasi pelatihan keterampilan bagi anak jalanan yang sungguh-sungguh dan memiliki minat tinggi untuk bekerja dan mandiri. 2. Hasil Penelitian dari Mursyid Itsnaini mengenai pemberdayaan Anak Jalanan Oleh Rumah Singgah Kawah di Kelurahan Klitren Gondokusuman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa anak jalanan yang ada di Rumah Singgah Kawah Kelurahan Klitren Gondokusuman Yogyakarta diberdayakan melalui kegiatan-kegiatan keterampilan yang akhirnya bisa dimanfaatkan anak jalanan untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri. 31

C. Kerangka Berpikir

Persoalan kemiskinan di Indonesia semakin mengkhawatirkan banyak pihak. Kemiskinan disebabkan karena rendahnya tingkat pendapatan serta pendidikan. Rendahnya tingkat pendidikan ini mengakibatkan sebagian besar masyarakat tidak mampu menjangkau sejumlah lapangan kerja yang disediakan pemerintah sehingga menyebabkan tingkat pendapatan mereka menjadi rendah. Kondisi seperti ini menuntut kepala keluarga untuk mempekerjakan anggota keluarga mereka, termasuk anak-anak. Anak-anak yang notabenenya belum memiliki pendidikan yang cukup membuat mereka bekerja di sektor informal, misalnya mnegemis, mengamen, pedangang asongan, dan lain-lain. Banyaknya anak-anak yang turun dan bekerja di jalan menimbulkan permasalahan anak jalanan. Anak yang hidup di jalan rentan terhadap tindak kekerasan fisik dan psikis. Pemerintah telah berupaya menangani permasalahan anak jalanan. Sesuai dengan Perda Provinsi DIY nomer 6 tahun 2011 tentang Perlindungan Anak Yang Hidup Di Jalan pasal 6 ayat 1 yaitu usaha pemerintah mengentaskan anak dari kehidupan di jalan. Upaya pemerintah tersebut antara lain pendirian rumah singgah. Salah satu rumah singgah di DIY adalah Girlan Nusantara. Melalui rumah singgahGirlan Nusantara, anak jalanan akan diberdayakan melalui pelatihan ketrampilan, modal usaha yang nantinya diharapkan anak akan mandiri dan produktif sehingga tidak perlu lagi bekerja di jalanan. Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas , maka dapat dibuat bagan untuk mempermudah pemahaman: 32 Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apa faktor penyebab seseorang menjadi anak jalanan? a. Apa faktor internal penyebab seseorang menjadi anak jalanan? b. Apa faktor eksternal penyebab seseorang menjadi anak jalanan? 2. Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan rumah singgah Girlan Nusantara dalam memberdayakan anak jalanan? a. Apa saja bentuk kegiatan yang dilakukan Rumah Singgah Girlan Nusantara dalam memberdayakan anak jalanan? b. Pendekatan apa yang dilakukan Rumah Singgah Girlan Nusantara dalam memberdayakan anak jalanan? Pengangguran disebabkan rendahnya pendidikan Kemiskinan Anak turun ke jalan Rentan tindak kekerasan fisik dan psikis Pemberdayaan anak jalanan di rumah singgah Girlan Nusantara Pelaksanaan pemberdayaan melalui ketrampilan dan modal usaha Anak menjadi berdaya