Faktor internal penyebab seseorang menjadi anak jalanan
51 bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan permasalahan yang sering
dihadapi oleh anak jalanan adalah masalah pendidikan, di mana mayoritas anak jalanan adalah anak-anak yang putus sekolah atau bahkan sama sekali
tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Oleh karena itu, Rumah Singgah Girlan Nusantara mengupayakan
beberapa program pendidikan untuk untuk menjembatani anak jalanan yang sudah tidak lagi bersekolah tetapi membutuhkan ijazah untuk
mencari kerja. Terdapat beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Singgah Girlan Nusantara dalam memberdayakan anak jalanan,
yaitu : a.
Pendidikan Kesetaraan Pendidikan kesetaraan merupakan salah satu bentuk pendidikan
nonformal sebagai solusi bagi mereka yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal karena berbagai hal, salah satunya karena
permasalahan ekonomi di mana orang tua tidak dapat membiayai pendidikan anaknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan “Pe” :
“Udah enggak enggak sekolah mbak, lagian kalau mau sekolah pake uang siapa. Tapi sekarang saya ikut kejar paket mbak. Ya
pengen punya ijazah, supaya bisa buat daftar kerja.” Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan anak jalanan
lainnya, yaitu “Ag” “ “Saya kan cuma orang miskin mbak, mau sekolah juga tidak bisa.
Jadi kejar paket yang diadakan sangat membantu saya.” Pendidikan kesetaraan meliputi kelompok belajar Paket A setara
SD, kelompok belajar Paket B setara SMP, dan kelompok belajar Paket
52 C setara SMAK. Dengan adanya pendidikan kesetaraan ini, diharapkan
anak jalanan dapat mengakses pendidikan nonformal secara gratis. Selain itu, proses pembelajaran yang fleksibel cukup memudahkan anak
jalanan karena jadwal pembelajarannya menyesuaikan dengan kegiatan mereka di jalanan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan “Yr” sebagai berikut : “Bagi anak jalanan yang belum mempunyai ijazah, kami
memfasilitasi mereka dengan program kejar paket A, B dan C mbak..... Jadwalnya fleksibel mbak, jadi bisa menyesuaikan
dengan kegiatan anak-anak di jalanan. Itu pembelajaran yang udah putus sekolah.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa
salah satu bentuk pendidikan yang dilaksanakan di Rumah Singgah Girlan Nusantara meliputi program pendidikan kesetaraan bagi anak
jalanan yang putus sekolah. b.
Sekolah Pendidikan Layanan Khusus SPLK Sekolah Pendidikan Layanan Khusus SPLK merupakan salah
satu bentuk layanan pendidikan yang dikhususnya bagi anak-anak kaum marjinal, salah satunya adalah anak jalanan. Sekolah Pendidikan
Layanan Khusus SPLK diadakan setiap sore hari dari hari Senin hingga hari Sabtu. Di SPLK anak-anak yang menempuh pendidikan
formal di pagi hari, akan dibantu dalam mengerjakan pelajaran apa saja yang dirasa sulit ketika di sekolah. Namun untuk anak yang masih
kecil, Sekolah Pendidikan Layanan Khusus SPLK dapat digunakan sebagai batu loncatan awal sebelum mereka memasuki bangku sekolah.
53 Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari “Yr” sebagai berikut :
“... Kalau yang masih SD dan SMP di sekolah formal, ada kegiatan Sekolah Pendidikan Layanan Khusus SPLK yang
dilaksanakan setiap sore di hari senin sampai sabtu ...” Pernyataan di atas didukung oleh pernyataan “Mm” berikut ini :
“... Kalau SPLK itu lebih ke pendampingan belajar anak yang masih sekolah formal mbak ...”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa
Sekolah Pendidikan Layanan Khusus SPLK ditujukan kepada anak- anak yang menempuh pendidikan formal di pagi hari dan dapat
digunakan sebagai batu loncatan awal sebelum mereka memasuki bangku sekolah.
c. Pendidikan Keterampilan dan Pelatihan Kerja
Salah satu bentuk pendidikan luar sekolah lainnya yang dilaksanakan di Rumah Singgah Girlan Nusantara adalah pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja adalah kegiatan pemberian keterampilan bagi anak
jalanan, seperti keterampilan melukis, teknik sablon, stir mobil, pelatihan teknisi hape, pelatihan tanaman hias, dan lain-lain. Kegiatan
pendidikan keterampilan ini bertujuan untuk mempersiapkan anak memasuki dunia kerja dan sedikit demi sedikit dapat mengurangi
kegiatan anak di jalan.