Ciri Belajar Orang Dewasa Karakteristik Orang dewasa dalam belajar

33 a Tidak terjadi penyeragaman pembelajaran, karena masing masing berbeda dalam pengalaman, pemikiran, konsep, dan afirmasi pengakuan terhadap kenyataan b Situasi saling mempercayai, bekerjasama dan salaing menghormati c Materi yang berkaitan dan berhubungan dengan keduanya. Dengan kata lain materi dibutuhkan dalam kehidupan warga belajar d Mereka merumuskan sendiri tujuan belajar yang hendak mereka capai e Situasi belajr dialogis f Pengalaman mereka itu dijadikan sebagai sumber belajar Mengingat orang dewasa memiliki perbedaan yang prinsipil dalam belajar dengan anak anak, dan mereke memiliki prinsip prinsip belajar yang khas maka dalam rangka mewujudkan pembinaan atau pengembangan masyarakat yang efektif dan efisien dalam arti berdaya guna bagi masyarakat yang notabenenya adalah dewsa. Maka tidak diragukan lagi menerapkan prinsip – prinsip belajar dewasa dalam kegiatan parenting.

e. Pendekatan Orang Dewasa dalam Belajar

Menurut Irya Srinivasan 1981:38-85 menyatakan bahwa pendekatan orang dewasa terhadap belajar dibedakan menjadi tiga pendekatan yaitu: 1 Pendekatan yang berpusat pada masalah Kurikulum yang berpusat pada masalah mengarahkan pengalaman belajar pada masalah yang dihadapi warga belajar dalam kehidupan sehari hari untuk memperlihatkan kepada warga belajar bahwa pengetahuan yang diperoleh terkain erat dan gunanya dengan maslah yang dihadapi. Orang dewasa perlu di bangkitkan untuk 34 percaya pada kemampuannya sehingga mereka yakin bahwa dapat menyelesaikan maslah yang sedang dihadapi. Sangat penting untuk mengunakan metode diskusi dan curah pendapat untuk memancing pikiran kritis mereka. Senada dengan Hamruni 110: 2012 menjabarkan beberapa tahapan dalam strategi pembelajaran berbasih maslah problem solving yang dicetuskan oleh jhon dewey yang dinamakan dnegan metode pemecahan maslah yaitu: 1 Merumusakan maslah, dan menentukan mslah yang akan di pecahkan, 2 Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa atau warga belajar meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang, 3 Merumuskan hipotesis, warga belajar merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, 4 Mengumpulkan data yaitu mencarai dan mengambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, 5 Menguji hipotesis, mengambil atau merumuskan kesimpulan berdasarkan kemungkinan yang telah diajukan. 6 Merumuskan rekomendasi pemecahan maslah, yaitu langkah warga belajar mengambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai dengan rumusan hipotesis kemudian ditarik kesimpulan. Senada dengan Paul Eggen dan Don Kauchak 2012: 310 yang mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis maslah ada dua level yang berkorespondensi dengan tujuan belajar saaat 35 menggunakan model ini. Pertama siswa sebatas memecahkan suatu masalah dan memahami materi yang diwampaikan. Kedua siswa harus mengembangkan kemampuan pemecahan maslah dan menjadi murid yang mandiri. Fasilitator mengarahkan agar diskusi yang tercipta mengerucut kepada permasalahan umum yang dihadapi para orang dewasa dilingkungannya. Mulai dari masalah – masalah kecil yang biasa dihadapi oleh orang dewasa. 2 Pendekatan proyektif Awal mula pendekatan pyoyektif digunakan secara ekstensif pada pilot kementrian pendidikan turki. Mempunyai format kurikulum sebagai berikut: Perencanaan kurikulum menjabarkan mata pelajaran dalam kurikulum yang kemudian dijadikan satu pelajaran yang kecil. Masing masing dipisah menjadi suatu maslah atau konsep. Kemudian secara tidak langsung maslah dijabarkan dalam bentuk peristiwa yang dramatis. Sehingga fasilitator mengarahkan peserta didik atau orang dewasa untuk berani berfikir kritis. Ilustrasi mengandung rangsangan dan kata kunci yang berkaitan dengan maslah atau konsep. Format lepas memungkinkan warga belajar ntuk melengkapi buku bacaan dengan menambahkan selembar atau dua lembar pada bagian tertentu. 3 Pendekatan aktualisasi diri Pendekatan aktualisasi diri adalah istilah yang digunakan oleh maslow dalam mengambarkan kemanusiaan secara utuh, seperti