Faktor yang Mempengaruhi Pembelajar Orang Dewasa
40
pembelajaran. Tugas
fasilitator adalah
mengoptimalkan kecerdasan dan bakat yang dimili oleh warga belajar. Daya
kecerdasan seorang meningkat secara tajam sejak lahir hingga usia 20-an tahun, lalu mulai menurun pada usia 35-60 tahun,
kemudian menurun tajam sejalan dengan menurunnya kesehatan seorang di usia tua.
Sejalan dengan Mouli yang dikutip oleh Anisah basleman 2011: 34, perbedaan individual dapat ditunjukan oleh tingkat
kecerdasan dan usia seseorang, perbedaan baik yang memiliki IQ tinggi maupun memiliki IQ rendah cenderung makin bertambah
sejalan dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu fasilitator, tenaga kependidikan maupun dari pihak lembaga harus lebih peka
terhadap kondisi dari masing masing warga belajar. Motifasi
berasal dari
dalam diri
seseorang yang
mendorongnya untuk bertindak melakukan suatu kegiatan dalam mencapai
tujuan. Tujuan
dari motifasi
sendiri adalah:
memberikan semnagat kerja atau belajar untuk meningkatkan kemampuan kerja atau belajar, meningkatkan salaing pengertian
dan interaksi antara subyek dan obyek didik, meningkatkan efektifitas
dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Motivasi seseorang sangat ditentukan oleh kuat lemahnya intensitas
motifnya untuk melakukan kegiatan.
41
Senada dengan Dimyanti dan Mudjiono 2006: 109, menyatakan bahwa motivasi perlu dihidupkan terus dalam diri
siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dan dijadikan dampak
pengiring, yang
selanjutnya menimbulkan
belajar sepanjang hayat, sebagai perwujudan emansipasi kemandirian
tersebut terwujud dalam cita cita atau aspirasi, kemampuan dan kondisi warga belajar untuk mengatasi kondisi lingkungan yang
negatif begitu pula dalam menghadapi dinamika belajar ataupun dinamika hidup.
Motivasi memiliki fungsi memberikan kekuatan semnagat energize kepada seseorang dalam melakukan kegiatan belajar,
mengarahkan direct diri pada kegiatan yang memerlukan motovasi, minat serta waktu agar individu lebih fokus dalam
mencapai tujuannya, dapat memilih atau menekan tikah laku yang mendorong atau tidak hubungnnya dengan tujuan yang akan
dicapai. Senada dengan pendapat Abdul Aziz Wahab 2012: 26, tentang bagaimana fasilitator mempengaruhi motivasi eksternal
siswa sehingga diharapkan siswa akan bertindak sesuai yang diharapkan. Fungsi dari motivasi berjalan secara berkelanjutan.
Awalnya motivasi memberikan semangat belajar kepa warga belajar, mengarahkan untuk melakukan kegiatan belajar atau
pengalaman, kemuniatan menyusun tindakan untuk mencapai tujuan.
42
Bentuk dari motivasi ada dua yaitu internal dan eksternal. Daya tahan dan intensitas motivasi ekstenal agak kurang
dibandingkan dengan motivasi internal. Tetapi pada kenyataanya banyak orang yang kurang memiliki motivasi internal dalam diri.
Oleh karena itu fasilitator hendaknya berusaha membantu menimbulkan motivasi internal dalam diri warga belajar.
Motivasi dalam diri seseorang perlu dibina. Menumbuhkan dan mengembangkan minat dalam bidang garapannya bisa
dimulai dengan diskusi dan aspirasi nilai nilai profesional yang diperoleh bidang yang digeluti. Mengelola situasi belajar melalui
permainan dan metode belajar yang mengarah pda pengembangan motivasi warga belajar. Membagi tujuan jangka panjang atas
tujuan-tujuan belajar jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Anisah basleman 2011: 36, mengemukakan perhatian dapat diartikan sebagai pemusatan energi praktis, yang dilakukan
secara sadar terhadap sesuatau object atau materi pembelajaran. Perhatian memeliki beberapa jenis yaitu: perhatian yang disengaja
dan timbul karena di programkan, perhatian spontal yang timbul tiba – tiba tanpa direncanakan, perhatian intensif berkait dengan
kebutuhan dan kegemaran warga belajar, perhatian memusat terjadi karena obyek yang dipelajari membutuhkan ketelitian dan
kecerdasan khusus, yang terahir adalah perhatian memancar hal
43
ini terjadi karena banyak obyek yang butuh untuk diperhatiakan dan merupakan tuntutan kegiatan.
Dalam menarik perhatian warga belajar fasilitator perlu banyak inovasi dalam pembelajaran, mengunakan alat dan media
secara variataif, kegaitan belajar sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan diakanya perlombaan antar individu atau kelompok
kecil agar lebih menghidupkan suasana. Lebih lanjut Anisah basleman 2011: 37, menyatakan
berfikir adalah kegiatan mental yang berupaya melukiskan gagasan
berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki
dengan mempertimbangkan hubungan sebab akibat dan dirangkaikan
secara logis dan rasional. Proses berfikir diawali dengan pembenukan pengertian inti sebagai titik tolak pengertian lebih
lanjut. Pemahan dan identifikasi malasalah perlu dipikirkan, penyususan argumen untuk pembentukan pendapat kemudian
diahiri dengan penarikan kesimpulan. Pembinaan dalam berfikir perlu dilakukan mengkaji masalah dan menemukan gagasan
kemudian memberiikan argumen atas pengertian kuci yang telah dipelajari.
Kemudian Anisah basleman 2011: 38, menjabarkan ingatan
atau memori
adalah kegiatan
kognitif yang
memungkinkan seseorang
dapat menemukakan
kembali pengetahuan yang telah dimilikinya. Ada tiga fase dalam ingatan
44
yaitu fiksasi, retensi dan evokasi. Fiksasi adalah kegiatan mencamkan mencantumkan sesuatu yang berkesan kemudian
menghubungkan dengan pengalaman yang dimiliki. Retensi adalah upaya penyimpanan kesan tanpa disadari dan akan muncul
ketika meminta atau diperlukan. Evokasi atau reproduksi adalah aktualisasi atau penyadaran kembali kesan yang tersimpan.
Sejalan Mietzel yang dikutip oleh Anisah basleman 2011: 39, menyatakan seorang yang talah mempelajari unit pelajaran
tertentu beberapa waktu kemudian tidak dapat lagi mengingat seluruh apa yang dipelajarinya. Oleh karena itu dalam belajar
seseorang perlu
mencatat karne
dengan mencactat
akan membantu
seseorang dalam
mengingat suatu
saat ketika
dibutuhkan. Resitasi kembali dipaparan oleh Anisah basleman 2011:
41, menyatakan bahwa cara belajar untuk memproduksi pelajaran yang aktif baik dalam bentuk lisan maupun dalam
bentuk tulisan. Dengan riviu atau resitasi warga belajar berusaha merangkum yang telah dipelajarinya, mengecek terhadap bahan
pelajaran yg sedang dipelajari kemudian berusaha memusatkan perhatian terhadap bagian bagian yang sulit untuk dipahami.
45
3 Lingkungan belajar Menurut abdul aziz wahab 2012: 26, sebelum siswa atau
warga belajar menirima suasana kelas yang mendukung, maka fasilitator pelu menciptakan suasana tersebut. Fasilitator perlu
bersikap fleksibel terhadap warga belajar, memposisikan sebagai teman dan tidak mengurui. Lingkungan belajar ada dua yaitu
lingkungan dalam
kampus dan
lingkungan luar
kampus. Lingkungan belajar dalam kampus adalah semua hal yang ada di
lingkungan pendidikan kampus atau sekolah yang mendukung proses terjadinya belajar. Sehingga terjalin hubungan timbal balik
yang baik antara warga belajar, sumber belajar dan fasilitator. Dari kondisi ini merangsang terwujudnya masyarakat yang gemar
belajar. Lingkungan luar kampus mencakup topografi, flora, fauna serta serta penduduk dan jenis mata pencaharian penduduk
disekitar kampus bisa menjadi sumber bahan ajar dan inspirasi bagi fasilitator dan warga belajar untuk menunjang proses belajar
mengajar yang menyenangkan. 4 Penyajian
Sistem pembelajaran orang dewasa dapat mempengaruhi interaksi belajar antara lain: kurikulum, bahan ajar dan metode
penyajian. Struktur kurikulum dalam kurikulum inti turut menentukan stategi belajar dan membelajarkan suatau mata
pelajaran. Pada kurikulum inti bagian tentang garis garis besar
46
program pembelajaran dapat diketahui format belajar pada setiap pokok bahasan dan setiap mata pelajaran. Untuk setiap pokok
bahasan telah dijabarkan jumlah jam pertemuan dan setiap jenis pengalaman belajar, teori, praktik, dan pengalaman lapangan.
Bahan belajar yang dipilih akan mempengaruhi jenis stategi belajar dan membelajaran yang akan digunakan. Bahan belajar
yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut: ranah tingkah laku yaitu ditujukan untuk mengembangkan konsep, prinsip, teori
pemecahan masalah, sikap serta ketrampilan. Derajar kesukaran bahan mencakup bahan yang sukan dapat disajikan lebih lama,
cara penyajian yang berfariasi serta contoh yang lebih banyak. Jenis bahan yaitu bagaimana kita menentukan bahan yang
bermakna atau yang berkaitan langsung dengan warga belajar agar lebih mudah dipelajari dan diajarkan. Luas dan jumlah bahan
yaitu makin banyak bahan yang dipelajari makin banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyajikan dan mempelajri bahan
tersebut. Kemudian yang terahir adalah letak bagian dalam seluruh pembelajaran yaitu pokok – pokok yang disajikan pada
minggu awal dan akhir akan lebih mudah dibandingkan pada minggu pertengahan.
Metode pembelajaran berkaitan erat dengan stategi serta kegiatan belajar dan membelajarkan yang dipilih dan disarankan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria dalam pemilihan
47
metode penyajian yang menunjang stategi dan proses interaksi belajar antaa lain: metode yang dipilih sesuai dengan sifat dan
hakikat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, sesuai dengan bahan
ajar yang
disajikan dan
sesuai dengan
tingkat perkembangan dalam belajar.
Lain halnya dengan Suprijanto 2007: 41 yang menyatakan bahwa faktor faktor yang memmpengaruhi belajar orang dewasa
adalah faktor ekternal dan internal. Faktor internal dapat dikelompokan menjadi dua faktor yaitu internal fisik dan internal
non fisik. Internal fisik adalah umur pendengaran, penglihatan dan internal non fisisk adalah aspirasi bakat dan lain – lain.
Sementara faktor eksternal fisik dapat berupa: keadaan ruangan perlengkapan belajar dan eksternal non fisik adalah dukungan
keluarga dan teman. Diatas kita telah menjabarkan mengenai faktor faktor yang
mempengaruhi nelajar bagi orang dewasa. Berikut dijabarkan bagaimana faktor kunci sukses program belajar orang dewasa
menurut sudarwan danim 2010: 140 disajikan berikut ini: 1 Lingkungan dimana peserta didik merasa aman, dan didukung
kebutuhan individual dan keunikan yang terhormat, serta kemampuan dan prestasi hidup yang diakui dan dihormati
2 Sebuah lingkngan yang mendorong kebebasan, intelektual, eksperimensi, dan kreativitas
48
3 Lingkungan dimana guru memerlukan siswa dewasa sebagai teman, diterima dan dihormati sebagai orang dewasa cerdas,
yang pendapatnya didengarkan dihormati dan dihargai 4 Belajar dengan mengarahkan diri sendiri, dimana siswa
bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri 5 Menekankan pada tantangan intelektual menentang orang utuk
melampaui tingkat kemampuan mereka sendiri. 6 Keterlibatan aktif dalam belajar, karena meraka memang tidak
suka dengan tindakan pasif seperti mendengarkan ceramah Mekanisme umpan balik reguler bagi peserta dewasa untuk
menceritakan pendidik seperti apa yang diakui bagi mereka dan apa yang mereka inginkan, serta perlu dipelajari. Pendidik mendengar dan
melakukan perubahan berdasarkan masukan siswa.