Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
atau tidaknya nilai – nilai yang ditanamkan kepada diri anak baik di
sekolah maupun di rumah. Menurut
Hibana dalam
Partini 2010:56,
Tugas pendidik
disekolah tidaklah mengambil alih pendidikan dalam keluarga melainkan membantu orangtua untuk mengembangkan potensi anak. Pendidik utama
untuk anak usia dini tetaplah kedua orangtua dalam keluarga. Orangtua perlu paham kebutuhan pendidikan anak-anaknya sesuai dengan umur dan
tingkat perkembangan. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Yosephine Nurasih
1997: 93, orangtua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak, maka sudah menjadi kewajiban orang tua untuk melakukan pengasuhan
dan pembinaan terhadap anak, agar ia dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi generasi yang berkualitas dari segala aspek. Orangtua
berkewajiban untuk memberi pendidikan kepada anak-anaknya. Anak selebihnya mengadopsi cara bertindak orangtua, perilaku ataupun
perlakuan orangtua terhadap anak maupun faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Pendidikan dari orang tua kepada anak tidak hanya terapkan di dalam rumah tapi juga disekolah sebagai bentuk dukungan kegiatan
belajar mengajar. Menurut Yasin Musthofa 2007: 53, Pendidikan dalam keluarga mempunyai makna Keluarga dan anak adalah: keluarga dijadikan
sebagai lembaga pendidikan yang diselengarakan dan ditanggani langsung oleh kedua orang tua
untuk menumbuhkan kemampuan dasar berupa
5
emosi terhadap anak, masa kanak-kanak awal atau antara usia 2-6 tahun agar sang anak dalam tingkah lakunya secara dewasa nanti, akan atau
dapat mencerminkan sikap yang menjadi ciri dari kecerdasan emosi, yakni pengendalian diri dan empati. Kecerdasan emosi dan pengendalian diri
merupakan nilai-nilai yang bisa ditanamkan dalam keluarga. Banyak aspek dan nilai-nilai lain yang bisa di tanamkan kepada anak dalam pendidikan
keluarga. Keluarga juga dapat diartikan sebagai unit sosial terkecil di
masyarakat yang terbentuk atas dasar komitmen untuk mewujudkan fungsi keluarga ayah, ibu, anak, nenek, kakek, paman, bibi dan anggota keluarga
lain yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga adalah lingkungan terdekat anak dan pada usia dini keluarga merupakan lingkungan ternyaman,
lingkungan tempat mereka belajar dan lingkungan tempat mereka mengeksplorasi segala kemampuan. Oleh karena itu kegitan parenting di
lingkungn PAUD
perlu di
optimalkan agar
orangtua dapat
mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan bersinergi dengan pendidikan yang anak peroleh di sekolah.
Pendidikan bagi orangtua penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam mendidik anak maka muncullah konsep parenting
pendidikan orang dewasa. Menurut Suprijanto 2005:11, Pendidikan orang dewsa andragogy berbeda dengan pendidikan anak-anak atau
pedagogy. Pendidikan anak-anak berlangsung dalam bentuk identifikasi
6
dan peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah.
Pendidikan Keorangtuaan dapat diartikan sebagai suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara
berkelanjutan seumur hidup. Urgensi pendekatan dalam pendidikan keorangtuaan adalah memanusiakan manusia sebagai individu yang bebas
berfikir, berkepribadian.
Setiap individu
bebas berfikir
dan mengembangkan kemampuan sesuai dengan arah dan tujuan hidupnya.
Jadi konsep pendidikan yang diangkat dari pendidikan orang dewasa adalah pengembangan potensi yang mereka miliki. “ Bagi Freire, Fitrah
manusia sejati adalah menjadi pelaku atau subyek, bukan penderita atau obyek.Agung Prihantoro dan Fuad Arif Fudiyartanto 2002:8
Parenting adalah salah satu bentuk dari pendidikan keorangtuaan yang ada di lingkungan PAUD. Dewasa ini kegitan parenting berjalan
dengan dinamika yang cukup tinggi baik secara formal maupun non formal. Kegiatan parenting umumnya dilakukan oleh suatu lebaga
sekolah, baik SMA, SMP, SD maupun PAUD dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi orangtua peserta didik. Pendidikan
tidak hanya untuk peserta didik namun juga untuk orangtua dari peserta didik. Berjalannya program parenting diharapkan terbentuk keselarasan
antara pendidikan yang anak peroleh di sekolah dengan pendidikan yang orangtua terapkan di rumah.
7
Menurut Jerome Kagan seorang psikolog perkembangan yang dikutip
Okvina dalam
Panduwati2013 mendefinisikan
parenting Sebagai:
Serangkaian keputusan tentang sosialisasi pada anak, mencakup apa yang harus dilakukan oleh orangtua pengasuh agar anak
mampu bertanggung jawab dan memberikan kontribusi sebagai anggota masyarakat termasuk juga apa yang harus dilakukan
orangtua pengasuh ketika anak menangis, marah, berbohong, dan tidak melakukan kewajiban dengan baik yang di selengarakan oleh
lembaga baik PAUD maupun TK.
Konsep dalam program parenting adalah memadukan pendidikan yang diperoleh anak di sekolah dengan di rumah. Hal yang seharusnya
menjadi perhatian, utamanya untuk penyelenggara PAUD. Sebagai lembaga pendidikan anak usia dini seharusnya memfasilitasi lebih jauh
untuk terlaksananya kegiatan parenting secara keberlanjutan. Kegiatan ini bertujuan agar orangtua mampu menjalankan tugasnya sebagai pendidik
utama bagi anak dan selaras dengan pendidikan yang diterima anak di sekolah.
Selaras dengan pernyataan diatas mengenai pentingnya kegiatan parenting maka Yayasan Putra Putri Godean mewadahi orangtua peserta
didik dalam kegitan parenting. Kegiatan Parenting menjadi wadah komunikasi antara sekolah dengan orangtua peserta didik. Salah satu
bentuk usaha lembaga bagi orangtua untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan pendidikan anak usia 0-6
tahun dirumah. Perenting yang dilaksanakan oleh Yasayan Putra Putri Godean telah berjalan secara keberlanjutan
8
Kondisi dari program parenting yang dilaksanakan di Paud Terpadu Putra Putri Godean telah berkelanjutan selama dua tahun terakhir.
Keunikan dari program parenting yang ada Di Paud Terpadu Putra Putri Godean adalah setiap program yang ada berjalan berkesinambungan saling
terhubung dan melengkapi antara program satu dan yang lain. Setiap program melibatkan orangtua untuk berkontribusi baik perencanaan
maupun pelaksanaan. Paud Terpadu Putra Putri Godean memiliki beberpa kegitan
parenting yang telah berjalan antara lain kelas parenting, pojok gizi, hari konsultasi orangtua dan kunjungan rumah. kelas parenting dilakukan
minimal 2 bulan sekali, pojok gizi sepekan sekali tiap hari Jum’at. Konsultasi orangtua dan kunjungan rumah dilakukan apabila dianggap
perlu melihat kondisi yang ada. Kunjungan rumah dilakukan pihak sekolah sebagai sarana silaturahmi, menengok anak yang sakit atau ada hal yang
perlu disampaikan secara pribadi kepada pihak keluarga. Berkaca dari kegitan parenting yang diterapkan di yayasan putra
putri godean layaknya semua lembaga pendidikan anak usia dini khususnya yang ada di Daerah Istimewa melaksanakan program parenting
secara berkelanjutan. Meski tidak bisa dipungkiri dalam program parenting di yayasan putra putri godean masih memiliki keterbatasan.
Namun, untuk saat ini belum semua lembaga pendidikan khususnya anak usia dini yang memfasilitasi orangtua dengan kegitan parenting.
9
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pelaksanaan
kegiatan parenting yang ada di Paud Terpadu Putra Putri Godean. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui
bagaimana faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program parenting yang dilaksanaak oleh lembaga dan bagaimana keterikatan
antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain. Dari beberapa aspek yang ingin diamati maka peneliti mengambil judul penelitian
“Pelaksanaan Program Parenting di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.”