36
pertumbuhan, dan pendidikan mewujudkan diri sebaiknya dialami oleh diri sendiri. Empat ciri pendekatan aktualisasi diri sebagai
berikut: a Proses berpusat pada warga belajar dan proses digerakan oleh
warga belajar Pendekatan ini mirip dengan pendekatan yang di kembangkan oleh
Carl Rogers yang berpusat pada klien. Pendekatan aktualisasi diri lebih menekankan pada kepercayaan yang kuat akan kemampuan
individu dalam mengatur kehidupannya sendiri. b Belajar sejawat belajar antar teman sekelompok peer learning
Proses mewujudkan diri dimulai dengan membina hubungan saling percaya antara fasilitator dengan warga belajar. Rasa saling percaya
merupakan syarat utama untuk memajukan proses pertumbuhan dalam kelompok. Fasilitator hendaknya memposisikan warga
belajar sebagai teman sejawat dan berusaha membina iklim saling menghargai dan saling menerima sepangjang pertemuan belajar.
Harus ada rasa ikhlas dalam bergaul dan tetap konsisten dalam upaya membantu warga belajar memainkan perannya yang
dominan. c Belajar memudahkan menciptakan konsep diri yang positif
Dalam pendekatan aktualisasi diri, faktor kunci yang mempengaruhi pemilihan suatu bagian ialah konsep diri, yaitu cara
individu memandang bahwa dirinya menjadi bagian dari perubahan
37
yang ada. Peendekatan aktualisasi diri berpendirian bahwa perubahan akan sangat efektif bila dimulai dari diri sendiri,
mengandalkan kemampuan diri secara lebih positif yakni lebih percaya akan kemampuan diri sendiri. Oleh dalam proses belajar
fasilitator harus memberikan rangsangan yang mendorong prakarsa dari warga belajar.
d Daya kyayal yang berdaya cipta inovasi yang kreatif Dalam memecahkan suatu masalah perlu sebuah inovasi untuk
menghasilkan hasil yang diatas rata – rata. Tujuan dari strategi ini adalah untuk merubah warga beljar dari penerima pesan menjadi
komunikator dan pembuat keputusan yang aktif. Menurut Maslow yang dikutip oleh Anisah 2011: 27,
menyatakan bahwa seseorang yang pertumbuhannya termotifasi dapat menyelesaikan masalah dan konfliknya dengan usaha sendiri bukan
bantuan dari luar.
f. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajar Orang Dewasa
Anisah basleman 2011: 29, menyatakan bahwa secara umum faktor yang mempengaruhi pembelajaran orang dewasa adalah
internal dan eksternal. Faktor internal adalah yang bersumber dari warga belajar sendiri, sementara faktor eksternal adalah yang
bersumber dari pengaruh luar warga belajar. Berikut urain rinci mengenai faktor faktor yang mempengaruhi interaksi tau proses
belajar sebagai berikut:
38
1 Faktor Fisiologis Metode atau strategi penyampaian apapun yang digunakan
oleh fasilitator peran pendengaran dan penglihatan sangat penting dalam proses belajar. Oleh karena itu fasilitator perlu memiliki
pengetahuan yang
memadai mengenai
penglihatan dan
pendengaran agar strategi belajar dan membelajarkan yang dipilih dapat secara optimal membantu proses interaksi belajar sehingga
hasilnya dapat lebih efektif dan efisien. Berikut beberapa faktor psikologis
yang mempengaruhi
belajar orang
dewasa: pendengaran dan penglihatan.
Pendengarann pendengaran dapat dikelompokan menjadi kejelasan pendengaran dan deskripsi nada. Kejelasan pendengan
akan makin berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Pada usia 20-an tahun dapat mendengar pada jarak antara 8-10 meter
sementara sesudah usia 40-an tahun akan berkurang menjadi 5meter yang terkadang dibantu dengan melihat gerakan mulut
penutur. Deskripsi nada adalah kemampuan seseorang untuk membedakan nada rendah dengan nada tinggi. Sama seperti pada
kejelasan pendengaran,
deskripsi nadapun
akan semakin
berkurang pada skala waktu 20-an tahun dan sesudah 40-an tahun. Kecepatan kata yang dibutuhkan dan dapat dicerna oleh warga
beljar pada usia 20-an tahun adalah 80 – 100 kata permenit.
39
Intensitas penglihatan atau kemampuan seseorang untuk melihat seiring bertambahnya usia akan semakain menurun. Jarak
penglihatan dan kemampuan membedakan warna akan makan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Begitupun dengan
ketelitian penglihatan, orangdewasa dengan umur 20 tahun masih bisa mengalihkan tatapanya dengan jarak satu spasi antara baris
satu dan baris selanjutnta berbeda dengan orang dewasa diatas 40- an tahun minimal jarak antar baris 1,5 – 2 spasi. Kondisi
penglihatan orag dewasa dipengaruhi oleh kondisi fisiologis, yaitu kesegaran jasmanai, kurangtidur atau sakit yang diderita. Dengan
kata lain kondisi fisiologis mempengaruhi proses interaksi belajar. Oleh karena itu strategi dan metode pembelajaran perlu
diperhatikan untuk
mengoptimalkan kegiatan
belajar. Jika
kegiatan dilaksanakan siang atau sore hari maka kita bisa menyikapinya dengan sesuatu yng lebih komunikatif dan
melibatkan warga belajar secara langsung. 2 Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi proses interaksi
belajar pada warga belajar pada garis besarnya dikelompokan atas aspek kecerdasan atau bakat, motivasi, perhatian, berfikir, ingatan
atau lupa dan sebagainya. Kecerdasan atau bakat adalah salah satu faktor yang
menentukan berhasil atau tidaknya seorang dalam mengikuti
40
pembelajaran. Tugas
fasilitator adalah
mengoptimalkan kecerdasan dan bakat yang dimili oleh warga belajar. Daya
kecerdasan seorang meningkat secara tajam sejak lahir hingga usia 20-an tahun, lalu mulai menurun pada usia 35-60 tahun,
kemudian menurun tajam sejalan dengan menurunnya kesehatan seorang di usia tua.
Sejalan dengan Mouli yang dikutip oleh Anisah basleman 2011: 34, perbedaan individual dapat ditunjukan oleh tingkat
kecerdasan dan usia seseorang, perbedaan baik yang memiliki IQ tinggi maupun memiliki IQ rendah cenderung makin bertambah
sejalan dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu fasilitator, tenaga kependidikan maupun dari pihak lembaga harus lebih peka
terhadap kondisi dari masing masing warga belajar. Motifasi
berasal dari
dalam diri
seseorang yang
mendorongnya untuk bertindak melakukan suatu kegiatan dalam mencapai
tujuan. Tujuan
dari motifasi
sendiri adalah:
memberikan semnagat kerja atau belajar untuk meningkatkan kemampuan kerja atau belajar, meningkatkan salaing pengertian
dan interaksi antara subyek dan obyek didik, meningkatkan efektifitas
dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Motivasi seseorang sangat ditentukan oleh kuat lemahnya intensitas
motifnya untuk melakukan kegiatan.