Pembahasan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

140 orangtua akan tugas – tugas pendidik yang cukup berat sehingga dapat lenih menghargai dan meningkatkan dukungan terhadap program yang dilaksanakan oleh lembaga. c. Keterlibatan Orang tua dalam Acara Bersama KODAB Keterlibatan Orang tua dalam Acara Bersama KODAB adalah melibatkan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan penunjang pembelajaran yang dilakukan di kelas. Tujuannya untuk mendekatkan hubungan antar orangtua, anak dan lembaga pendidikan. Kegaiatan yang dilakukan yaitu kegiatan di alam out bond, kegiatan edukasi seperti perayaan hari besar dan kunjungan ke museum. d. Hari Konsultasi Orang tua HKO Hari konsultasi orangtua atau yang kita singkat dengan HKO adalah hari hari tertentu yang di jadwalkan oleh lembaga sebagai hari bertemu antara orang tua dengan pengelola dan atau ahli yang membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak serta masalah masalah lain yang dihadapi anak. Meningkatkan kesadaran orangtua tentang pentingnya memperhatikan tumbuh dan kembang anak usia dini dan meningkatkan kemampuan orangtua dalam melakukan pendidikan anak usiadini di dalam keluarga. e. Kunjungan Rumah Kegiatan silaturahmi antara orangtua atau pengelola pendidik kerumah orangtua yang bertujuan untuk mempererat hubungan , menjenguk, atau dalam rangka memberi meminta dukungan tertentu 141 yang dilakukan secara kekeluargaan. Adapun kegiatan ini memiliki tujuan untuk menjalin silaturahmi antara keluarga dan lembaga pendidikan anak usia dini, mengali informasi tentang pola pola pendidikan orangtua dan keluarga dan menemukan pemecahan msalah secara bersama terhadap masalah yang dihadapi oleh Lima jenis pendidikan keorangtuaan yang ada ditas empat diantaranya telah dilakukan oleh pihak Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean. Satu point yang belum dilakukan oleh lembaga yaitu Keterlibatan Orang tua di Kelompok Kelas Anak KOK, hal ini justru dianggap akan menggangu proses pembelajran. Berbagai macam jenis pendidikan keorangtuaan yang telah dijabarkan di atas memiliki tujuan untuk mengoptimalkan komunikasi dua arah antara orangtua dan lembaga. Komunikasi yang baik antara orangtua dan lembaga bertujuan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pada anak. Pada penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan keorangtuaan atau parenting adalah pembelajaran yang orangtua butuhkan untuk meningkatkan kapasitas diri guna mengoptimalkan tumbuh dan kembang anak. Pendidikan keorangtuaan neniliki ciri khas yaitu komunikasi dua arah ang baik antara pihak sekolah dan orangtua.untuk melengkapi hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya berikut disampaikan pokok – pokok bahasan sebagai berikut: 142 1. Tahap pelaksanaan program parenting yang ada di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean Sebelum menganalisis lebih jauh mengenai bagaimana proses plaksanaan yang pendidikan keorangtuaan terlebih dahulu kita perlu memahami sifat dasar dan karakteristik belajar orang dewasa. Orang dewasa memiliki kecenderungan untuk belajar sesuatu yang benar – benar mereka butuhkan. Seperti yang di ungkapkan oleh Anisah basleman 2011: 16 sifat dasar orang dewasa dalam belajar adalah belajar kaitannya dengan tahap perkembangan kedewasaan. Belajar bagi orang dewasa berbasis pada kebutuhan. Jika hal dipelajari dianggap kurang dibutuhkan oleh orang dewasa atau orang tua, maka tidak akan timbul kesadaran untuk mempelajari hal tersebut. Berdasarkan hasil peneliatian yang telah di jabarkan sebelumnya dalam pelaksanaan pelaksanaan program pendidikan keorangtuaan atau parenting yang ada di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean terdiri dari tiga tahap yaitu: a Perencanaan Progran Perencanaan program yang dimaksud disini adalah hal – hal yang perlu direncanakan dalam melaksanakan sebuh program. Seperti yang telah dijabarkan diatas Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean memiliki 4 kegitaan keorangtuaan yang rutin dilaksanakan. Dari ke empat kegiatan tersebut dikategorikan menjadi 2 macam yaitu kegiatan yang terencana 143 dan kegiatan insidental. Begitu pula untuk perencanaan program dikelompokan menjadi dua juga yaitu: i. Program terencana Yang dimaksud dengan program terencana disisni adalah kegiatan yang membutuhkan perencanaan khusus sebelum pelaksanaan. Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean memiliki dua jenis program terencana, yaitu: 1 Kelas pertemuan orangtua, dan 2 Keterlibatan orangtua dalam kegiatan bersama. Beberapa kegiatan yang mencakup dua hal tersebut antara lain kelas parenting pertemuan orangtua dan Pojok gizi yang menuntuk keterlibatan orangtua dalam perencanaan maupun pelaksanaan. Dalam perencanaan kedua program tersebut pendidik dan pihak sekolah melibatkan orangtua untuk turut serta merencanakan apa – apa saja yang di perlukan. Keterlibatan orangtua cukup penting karena mereka bisa merencanakan sesuai dengan kebutuhan orangtua secara umum dan tentunya dengen arahan dan bimbingan dari pihak pendidik maupun sekolah. Hal tersebut sesui dengan pernyataan Suprijanto 2005: 57 bahwa dalam perkembangan pendidikan orang dewasa saat ini lebih banyak menguakan metode partisipatif, dimana semua pihak yang terkait dalam pendidikan dilibatkan dalam proses pendidikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 144 Pelaksanaan pendidikan orang dewasa cukup evektif mengunakan metode parsitipatif karena oarang dewasa memiliki pengalaman yang berbeda yang tidak bisa dipukul rata antara satu dan yang lain. Dengan melibatkan mereka dalam perencanaan program orang dewasa dapat menganalisis kebutuhan apa yang mereka butuhkan sehingga dalam mempelajari atau mempraktekkannya akan dilakukan tanpa merasa terbebani. Hal tersebut seiring sejalan dengan yang diungkakan oleh Menurut Anisah basleman 2011: 16 Belajar bagi orang dewasa berbasis pada kebutuhan. Maka iklim tersebut terus di jaga di lingkungan Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean agar orangtua tidak mereasa ditekan dalam kegiatan namun mereka berkegiatan karena mereka membutuhkan kegiatan tersebut. Penjabaran diatas menunjukan keterlibatan orangtua dalam merancang apa yang pelu dilakukan dalam pelaksanaan program. Pihak sekolah bekerjasama dengan orangtua untuk merencanakan kegiatan seperti apa yang mereka butuhkan bagaimana menentukan waktu, dan tema kegaitan. Keterlibatan tersebut menjadikan orangtua merasa dihargai sebagai pelaku pendidikan keorangtuaan di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean. ii. Program instidental 145 Program insidental yang dilaksanaka di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean ada dua kegiatan yaitu : 1 Konsultasi orangtua dan 2 Kunjungan rumah. Berbeda dengan program terencana program insidental dilakukan ketika memang dibutuhkan. Kedua program tersebut dilakukan apabila memang dibutuhkan untuk mengingatkan orangtua akan pentingnya memperhatikan tumbuh kembang anak pada masa usia dini. Dalam pelksanaan pihak sekolah juga melihat apakah ada masalah yang perlu dibicarakan secara khusus dengan orangtua siswa, atau sebaliknya ada yang ingin orang tua sampaikan kepihak pendidik secara khusus. Contoh kasus yang terjadi pada salah satu murid bernama dani. Kedua orangtua yang bekerja dan mengikutkan dalam program full day dan anak mengalami kesusahan dalam menjalin kominikasi sehingga membutuhkan perhatian ekstra dari pendidik. Melihat kejadian tersebut pendidik berdiskusi untuk menyampaikan keresahanya kepada orangtua siswa. Hal ini seiring sejalan dengan pedoman yang telah diluncurkan pemerintah Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal 146 Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional 2012: 17 dijelaskan bahwa Apabila ditemukan kasus-kasus spesifik, pengurus atau pengelola lembaga dapat memberikan rujukan kepada tenaga profesional, misalnya dokter, bidan, psikiater, psikolog, tokoh agama ulama, pendeta, biksu, dll, orang tua yang memiliki pengalaman keberhasilan dalam mendidik anak-anak atau pihak- pihak lain yang kompeten. Penjabaran diatas menunjukan bahwa tidak dibutuhkan perencanaan dalam pelaksanaan kedua program insidental. Dalam program insidental hanya dibutuhkan bagaimana kita mengamati lingkungan sekitar dan apabila da yang janggal baru dilaksanakan kedua program tersebut. Atau ada maksud lain khusus untuk program kunjungan rumah semusal mau menjenguk anak didik atau orangtua yang sakit sebagai upaya untuk mempererat tali silaturahmi. b Pelaksanaan Program i. Program terencana Mengingat ada dua kegitan dalam program terencana yaitu kelas parenting dan pojok hizi maka kita uraikan satu persatu. Pelaksanaan kelas parenting 147 terlaksana dua kali pertemua sementara pojok gizi adalah kegiatan rutin mingguan. Kegua program tersebut sama – sama melibatkan orangtua baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan program. Proses pelaksanaan kelas parenting pertama terbilang cukup bagus karena dimulai tepat waktu mengingat waktu pelaksanaan di jadwalkan cukup pagi. Perisapan untuk sarana prasarana dilakukan 30 menit sebelum acara dimulai. Beberapa orangtua juga ikut membatu menyiapkan aula menyapu, menyiapkan tikar dan meja yang digunakan untuk kelas parenting. Sementara bunda yanti menyiapkan pengeras suarua dan konsumsi dibantu oleh bunda ana koordinator dari pihak orangtua. Kelas parenting dilakukan secara mandiri maksudnya orangtua tidak berpangku tanggan menunggu pelaksanaan program semata namun saling membatu dalam pelaksanaan program. Untuk konsumsi tidak dibagi namun orangtua mengambil sendiri di meja yang telah disiapkan tepat dekat pintu masuk aula sehingga tidak merepotkan pihak sekolah. Hal tersebut berlaku baik untuk kelas parenting yang pertama maupun kelas parenting yang kedua. 148 Kelas parenting pertama orangtua cukup antusia dengan tema yang dingkat dalam pertemuan kali ini yaitu ’Mengoptimalkan tumbuh kembang anak, sesuai dengan tahap perkembangannya’. Acara dibuka dengan penjelasan tentang topik bahasan, memperkenalkan pemateri dan menyampaikan latar belakang dipilihnya tema tersebut sebagai topik bahasan pada pertemuan kali ini. Orangtau yang hadir juga dibagikan hand out atau hard copy dari materi yang disampaikan kali ini. Orangtua juga bisa mencatat materi pda hard copy yang dibagikan sehingga mempermudah apabila akan dipelajari lagi dirumah. Sebelum penyampaian materi ada senam jari untu mengasah otak dan konsentrai orangtua saat kegiatan akan dimulai. Saat penyampaian materi orangtua begitu antusian mendengarkan, kemudian acara dilanjutkan dengan dikusi terbuka atau sharing pengalaman terkait dengan tema. Pada tahapan penarikan kesimpulan peserta sendiri yang meumuskan dan dibantu oleh pemateri. Mengingat masing masing – masing peserta memiliki latar belakang pengalaman yang berbeda maka dalam penarikan kesimpulan antara orang satu dan orang yang lain belum tentu sama. Model pembelajaran yang 149 partisipatif menjadikan orangtua lebih leluasa menyampaikan aspirasinya. Hal ini seiring sejalan dengan pendekatan yang digunakan dalam pelatihan adalah partisipatif yang biasanya digunakan dan disebut juga siklus belajar dari pengalaman Suprijanto, 2007:165. Sekolah memanfaatkan kelas parenting sebagai bahan diskusi dengan orangtua menganai kegiatan – kegitan yang akan dan telah dilaksanakan disekolah selama satu bulan ini. Kegitan tersebut memakan waktu 15 – 20 menit. Bunda yanti mengingatkan orangtua untuk tidak masuk kelas saat kegitan belajar mengajar berlangsung karena hal tersebut menggangu konsentrasi anak yang lain. Pelaksanaan kelas parenting yang kedua tidak jauh beda dengan yang pertama hanya ada beberapa poin yang membedakan yaitu: tema yang diangkat berbeda yatu mengenai ‘mengatasi kemarahan pada anak usia dini’, pemateri adalah bunda nunu dari BENISO, jarak waktu pelaksanaan kelas parenting pertama dan kedua berjarak dua setengggah bulan, kelas parenting kali ini kurang kondusif karena beberapa anak – anak memasuki aula saat kegiatan berlangsung sehingga konsentrasi 150 orangtua terpecah antara memperhatikan materi dan anak – anak anak yang ribut. Program terencana lainnya yang dilaksanakan di PAUD Terpadu Putra Putri Godean adalah pojok gizi. Orangtua yang mendapat jadwal melakukan pojok gizi kali ini berjumlah 5 orang, namun karena alasan pekerjaan satu orang tidak hadir dalam kegaiatan. Orang tua melakukan persiapkan dengan membersihkan tempat penitipan anak menyapu, kemudian menata menu menjadi prasmanan hal tersebut dilakukan untuk melatih anak – anak mengantri saat mengambil makanan. Menu kali ini adalah sayur pokcai dengan bakso, telur puyuh kecap, agar – agar, dan buah semangka. Begitu menyenangkan bisa melihat proses pelaksanaan pojok gizi, karena semua terlibat dalam pelaksanaan program, justru pemandangan lain terlihat pada pendidik. Pendidik tidak turun langsung dalam pelaksanaan program melaikan hanya membantu untuk mengkondisikan anak – anak, sebelihnya adalah orangtua yang beran. Anak anak telah cuci tangan sebelum masuk ruangan tempat penitipan anak kemudian pendidik mengarahkan untuk berbaris dengan rapi menunggu antrian. 151 Dalam proses pelaksanaan tidak semulus yang direncanakan. Ada anak – anak yang tidak sabar untuk antri dan minta didahulukan untuk, namun pendidik dengan sabar memberi pengertian kepada mereka. Namun banyak bisa dipelajari dari kegiatan pojok gizi yaitu belajar sabar belajar berbagi dan belajar adil baik bagi orangtua yang bertugas maupun bagi anak – anak sendiri. ii. Program insidental Beberapa bulan peneliti memantau kegiatan keorangtuaan yang ada di PAUD Terpadu Putra Putri Godean ada kegiatan yang terlaksana tanpa ada perencanaan yaitu konsultasi orangtua. Konsultasi orangtua dilaksanakan melihat kondisi yang dibutuhkan masing – masing peserta didik atau orangtua peserta didik. Kali ini konsultasi orangtua tertuju pada ibu seorang siswa bernama dani. Hal tersebut dibutuhkan mengingat interaksi sosial yang ditunjukan dani disekolah sangatlah kurang. Dani hanya bicara seperlunya saja dan jika ditanya setelah ditelusuri lebih jauh kedua orang tua dani bekerja sementara dani menjalani program fullday di sekolah. Interaksi antara orangtua dan dani kurang sehingga dani lebih pendiam jika disekolah. Hal – hal tersebut adalah 152 salah satu contoh kasus yang diangkat dalam pendidikan keorangtuaan berbasis konsultasi orangtua. c Evaluasi Bentuk evaluasi yang dilakukan di PAUD Terpadu Putra Putri Godean dilakukan baik dari segi internal lembaga maupun dari eksternal lembaga yaitu pendapat dan masukan dari pihak orangtua. Berikut evaluasi yang dirumuskan yang oleh pihak sekolah dalam melihat berhasil atau tidaknya pendidikan keorangtuaan yang dilaksanakan. Diantaranya terdiri dari beberapa penilaian mengenai: Mengingat ada duan jenis program yang dilaksanakan di paud maka dalam evaluasipun kita bedakan menjadi dua yaitu: a. Program terencana Evaluasi yang dilakukan dalam program terencana adalah evaluasi secara internal lembanga dan external lembaga. Mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga sudah cukup memadai dan dapat dioptimalkan dengan baik oleh pihak sekolah. Yang pelu dievaluasi dalam internal lembaga adalah pendidik dan pihak sekolah kurang berani mengambil sikap dalam menentukan pelaksanaan kelas parenting sehingga kerepotan ketika ada tugas diluar yang tidak terencana jauh – jauh hari sehingga 153 kekurangan SDM untuk orang yang berada disekolah. Untuk program pojok gizi dari pihak sekolah telah memfasilitasi dengan baik kebutuhan untuk kegiatan. Faktor external lembga yang perlu di evaluasi yaitu partisipasi orangtua, ketepatan waktu pelaksanaan, dan keseuaian tema dengan kebutuhan warga belajar atau orangtua siswa. tingkat partisipasi orang tua di kegiatan keorangtuaan di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean dirasa cukup baik. Kehadira selalu lebih dari 20 orangtua dari 27 orang. Mengingat partisipasi adalah point penting yang selama ini menjadi acuan dalam kegiatan parenting. Begitu pula untuk kegiatan parenting lainnya seperti pojok gizi. Ketepatan waktu pelaksanaan juga merupakan salah satu bahan evaluasi bagi kami. Pojok gizi adalah yang paling teratur dari semua program. Satu minggu sekali tiap hari jum’at selalu diadakan, kecuali memang benturan denga kegiatan lain seperti kelar diluar sekolah untuk anak anak ataupun kelas parenting maka pojok gizi ditiadakan. Kelas parenting menjadi momok bagi Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean karena waktu pelaksanaan yang belum ditetapkan secara pasti. Baik ketepatan waktu 154 yang telah ditetapkan antara dua bulan sekali pelaksanaan dan ketetapan waktu di mulainya pelaksanaan pada hari H. Pelaksanaan kelas yang pertama memilili ketepatan waktu pelaksanaan yaitu tepat dilaksanakan pada bulan november begitu juga untuk ketepatan waktu saat hari H. Kelas parenting yang kedua mengalami kemunduran waktu yaitu tepat dua setengah bulan setelah pelaksanaan parenting kelas pertama. Namun untuk palaksanaan saat acara dapat dilaksanakan tepat waktu mengingat waktu pelaksanaan yang dilakukan pagi hari. Kesesuaian tema dengan kebutuhan orangtua atau warga belajar juga merupakan bahan evaluasi di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean. Pihak sekolah merumuskan tema dengan melakukan pengamatan lingkungan setelahnya didiskusikan dengan pihak orangtua. Hal tersebut untuk dilakukan untuk melihat kesuaian antara masalah yag dilihat pihat sekolah dengan kebutuhan oangtua. Dari kedua tema yang diangkat untuk kelas parenting dirasa cukup sesui. Melihat jawaban yang dilantarkan oleh ibu dani dan ibu ana pratiwi mengenai tema yang diangkat. Meskipun tidak menutup 155 kemungkinan saat pelaksanaan orangtua akan bertanya diluar tema yang telah ditetapkan. b. Program insidental Evaluasi pada program insidental yaitu mencakup dari internal sekolah itu sendiri. Sebagai contoh bagaimana pendidik menetapkan untuk memangil ibu dani untuk melakukan konsultasi orangtua. Hal tersebut di tetapkan setelah melewati pengamatan yang panjang kepada si anak dan diskusi antar pendidik, apakah perlu untuk dilakukan ataukah tidak. Melalui penjabaran diatas baik evaluasi program terencana maupun program insidental dilakukan secara intensif baik latar belakang kegiatan dan kesesuaian dengan kebutuhan orangtua. Hal tersebut sesui dengan peryataan Djuju sudjana 2008;107 menganai metode kasus dalam evaluasi yaitu, digunakan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan, baik digunakan untuk semua unit sosial seperti individu, kelompok, lembaga, komunitas maupun untuk perisriwa keadaan dan sebagainya. 2. Faktor pendukung pelaksanaan program parenting yang ada di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean Terlaksananya kegiatan keorangtuaan tau parenting di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean tidak lepas dari faktor faktor yang 156 mendukung terlaksanya program. Faktor pendukung disini dibedakan menjadi dua yaitu: a. Faktor internal Semua yang mempengruhi tercapainya tujuan dan berasal dari dalam internal sekolah. Seperti sarana prasarana dan kegiatan parenting yang sudah terjadwal. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketersediaan sarana dan prasarana akan sangat mendukung berlangsungnya program. Semua sarana pendukung untuk kegiatan pareting telah tersedia di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean seoerti tikar, sound sistem, meja, LCD, dan aula dengan kapasitas 150 orang. Hal tersebut memudahkan pihak sekolah untuk merancang berbagai kegiatan yang dibutuhkan oleh orangtua. Faktor internal yang lain yaitu keseriusan Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean dalam merancang berbagai kegitan pendidikan keorangtuan di sekolah antara lain pojok gizi, kelas parenting, konsultasi orangtua, dan kunjuangan rumah. kelas parenting dan pojok gizi adalah program unggulan dari Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean karena dilakukan secara rutin dan terencana. Kedua faktor internal pendukung berlangsungnya setiap program pendidikan keorangtuaan di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean adalah kombinasi antara sumber daya manusia SDM dan ketersediaan sarana prasarana. Pendidik, tenaga 157 kependidikan maupun orang – orang yang masuk dalam struktur kepengurusan Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean menjadi SDM penggerak setiap program. Program yang telah terencana dapat berjalan dengan baik dengan dukungan sarana prasarana yang memadai disekolah. Kombinasi kedua hal tersebut menjadi pilar dalam pelaksanaan setiap progran pendidikan keorangtuaan di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean. b. Faktor external Berlangsungnya setiap program pendidikan keorangtuaan tidak lepas dari dukungan dari luar lembaga itu sendiri seperti orangtua itu sendiri. Dukungan dari orangtua tidak hanya ikut berpartisipasipasi dalam setiap kegiatan namun juga menyumbangkan gagasan dalam perencanaan kegiatan maupun memmperi masukan untuk evaluasi program. Orangtua tidak segan untuk menyapaikan aspirasinya kepada pendidik disekolah terkait dengan isu – isu dimasyarakat terkait misalnya kekerasan terhadap anak dan lain sebagainya. Umunya orangtua dengan latar belakang terdidik atau telah menempuh strata 1 S1 menjadi motor pengerak bagi orangtua yang lain. Mereka sadar akan pentingnya pendidikan keorangtuaan sehingga bahu menmbahu dengan pendidik untuk merangkul orangtua yang laiinya. 158 Orangtua siswa Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean juga memiliki koordinator yang menjembatani aspirasi antara pendidik dan orangtua lainnya. Dengan adanya koordinator pihak sekolah lebih mudah untuk mewadahi aspirasi orangtua. Orangtua tidak hanya sebagai obyek namun menjadi subyek dalam pendidikan keorangtuaan karena mereka terlibat lansung dari perencanaan pelaksanaan dan evaluasi. 3. Faktor – faktor penghambat pelaksanaan program parenting yang ada di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean Sejauh ini kendala cukup berarti terdapat pada penentuan pelaksanaan kelas parenting orangtua. Mengingat waktu pelaksanaan yang belum terjadwal pasti menjadikan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Namun pihak sekolah berangapan bahwa mempertimbangkan waktu yang diusulkan orangtua adalah hal mutlak yang dibutuhkan. Pihak sekolah beranggapan ketika waktu pelaksanaan ditentukan secara bersama maka akan semakin banyak orang tua yang hadir dalam kelas parenting. Keberlangsungan kegiatan selama dua tahun Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean berdiri masih menggunakan cara yang sama dalam menentukan waktu pelaksanaan kelas parenting. Meskipun banyak yang harus diantisipasi pihak sekolah seperti kekurangan SDM karena sebagian pendidik harus mengikuti seminar atau pelatihan. 159 Namun hal tersebut masih dirasa efektif untuk mengumpulkan orangtua siswa dalam kegiatan. 160

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan program parenting di Paud Terpadu Putra Putri Godean dikelompokan menjadi dua jenis program yaitu program terencana dan program insidental. Program terencana yaitu kelas parenting dan pojok gizi, sementara program insidental mencakup kunjungan rumah dan konsultasi orangtua. Prores pelaksanaan program parenting diawali dengan perencanaan yang mencakup menentukan waktu pelaksanaan, tema dan nara sumber khusus untuk program kelas parenting, sementara untuk program insidental dilakukan ketika ada indikasi yang dianggap perlu untuk di tindaklanjuti. Pada pelaksanaan orangtua terlibat dalam setiap kegitan dan untuk evalusi ada empat indikator yaitu pertisipasi orangtua, ketepatan waktu pelaksanaan, kesesuaian tema dan pertanyaan yang diajukan orangtua. Pihak sekolah melibatakn orangtua dalam dari perencanaan hingga evaluasi program. 2. Faktor pendukung pelaksanaan program parenting yang ada di Paud Terpadu Putra Putri Godean dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Faktor internal antara lain komitmen pendidik dan tenaga kependidikan dalam menjalakan program didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Faktor ekternal yaitu adanya koordinator dari pihak orangtua untuk menjembati aspirasi anatara sekolah dan orangtua. 3. Faktor yang menghambat pelaksanaan program parenting yaitu terjadi pada program terencana kelas parenting. Waktu pelaksanaan yang belum pasti dan hanya di tetapkan 161 dua bulan sekali sebagi acuan menjadikan keterlambatan pelaksanaan. Beberapa waktu pihak sekolah kekurangan SDM karena waktu kegitan berbenturan dengan jadwal diluar seperti pelatihan atau woorkshop bagi pendidik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan beberapa saran dalam pelaksanaan program parenting yaitu: 1. Waktu pelaksanaan kelas parenting disosialisasikan di awal semester, sehingga baik pendidik ataupun orangtua dapat mempersiapkan hal tersebut 2. Setiap kegiatan parenting, baik berupa foto maupun tertulis perlu di dokumentasikan agar terarsip dengan baik. 3. Perlu di buat buku panduan untuk kegiatan parenting agar lebih terarah dan terencana. 157 DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Abdul Aziz Wahab. 2012. Metode Dan Model Model Mengajar. Bandung: Alfabeta Abdul Majid. 2013 Stategi Pembelajaran. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya. Abdul Rahmat. 2008. Ilmu Dan Seni Belajar Orang Dewasa. Suka Bumi Potlot Cendekia Press, Adhim Fauzil. 2004. Adventures In Parenting, Bagaimana Sukses Berperan Sebagai Orangtua Yang Baik. Jogjakarta: Alenia. Anisah Basleman dan Syamsu Mappa 2011 Teori Belajar Orang Deasa. Bandung: Pt Remaja Posdakarya. Darwin Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif: Rancangan Metode, Presentasi Dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa Dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu Ilmu Sosial, Pendidikan Dan Humaniora. Bandung: Pustaka Setia. Didi Supriadie Dan Deni Darmawan. 2013. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya. Dimyati Dan Mujiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Pt Rineka Cipta. Eveline Siregar. 2011 Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. 158 Heri Rahyubi. 2012. Teori Teori Belajar Dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Deskripsi Dan Tinjauan Kritis. Jawa Barat: Referens. Mathias Finger Dan Jose Manuel Asun. 2004. Quo Vadis Pendidikan Orang Dewasa. Yogyakarta : Pustaka Kendi. Megawangi Ratna. 2007 Character Parenting Space Menjadi Orangtua Cerdas Untuk Membangun Karakter Anak. Bandung : Read Publishing House. Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. 2013. Belajar Dan Pembelajaran Pengembangan Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Mukhtar Latif Dkk. 2014. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Munif Chatib. 2013. Orangtuanya Manusia Melejitkan Potensi Dan Kecerdasan Dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak. Bandung: Pt Mizan Pustaka Partini. 2010. Pengantar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Litera Madia. Paulina Pannen dan Ida Mlati Sadjati. 2001. Menajar Di Perguruan Tingggi Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Pau Ppai Ut. Paul Eggen Dan Don Kauchak. 2012. Stategi Dan Model Pembelajaran, Mengajar Konten Dan Ketrampilan Berfikir. Jakarta: Pt Indeks Permata Putri Media. Pradana Imam Teguh. 2012. Screaming-Free Parenting Mengasuh Anak Dengan Energi Dan Emosi Positif. Bandung: Pt Mizan Pustaka. Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori – Teori Belajar Pembelajaran. Jakarta: Erlangga