Pembahasan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
140
orangtua akan tugas – tugas pendidik yang cukup berat sehingga dapat lenih menghargai dan meningkatkan dukungan terhadap program yang
dilaksanakan oleh lembaga. c.
Keterlibatan Orang tua dalam Acara Bersama KODAB Keterlibatan Orang tua dalam Acara Bersama KODAB adalah
melibatkan orang
tua dalam
pelaksanaan kegiatan
penunjang pembelajaran yang dilakukan di kelas. Tujuannya untuk mendekatkan
hubungan antar orangtua, anak dan lembaga pendidikan. Kegaiatan yang dilakukan yaitu kegiatan di alam out bond, kegiatan edukasi
seperti perayaan hari besar dan kunjungan ke museum. d.
Hari Konsultasi Orang tua HKO Hari konsultasi orangtua atau yang kita singkat dengan HKO
adalah hari hari tertentu yang di jadwalkan oleh lembaga sebagai hari bertemu antara orang tua dengan pengelola dan atau ahli yang
membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak serta masalah masalah lain yang dihadapi anak. Meningkatkan kesadaran
orangtua tentang pentingnya memperhatikan tumbuh dan kembang anak usia dini dan meningkatkan kemampuan orangtua dalam
melakukan pendidikan anak usiadini di dalam keluarga. e.
Kunjungan Rumah Kegiatan silaturahmi antara orangtua atau pengelola pendidik
kerumah orangtua yang bertujuan untuk mempererat hubungan , menjenguk, atau dalam rangka memberi meminta dukungan tertentu
141
yang dilakukan secara kekeluargaan. Adapun kegiatan ini memiliki tujuan untuk menjalin silaturahmi antara keluarga dan lembaga
pendidikan anak usia dini, mengali informasi tentang pola pola pendidikan orangtua dan keluarga dan menemukan pemecahan msalah
secara bersama terhadap masalah yang dihadapi oleh Lima jenis pendidikan keorangtuaan yang ada ditas empat
diantaranya telah dilakukan oleh pihak Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean. Satu point yang belum dilakukan oleh lembaga yaitu
Keterlibatan Orang tua di Kelompok Kelas Anak KOK, hal ini justru dianggap akan menggangu proses pembelajran. Berbagai macam jenis
pendidikan keorangtuaan yang telah dijabarkan di atas memiliki tujuan untuk mengoptimalkan komunikasi dua arah antara orangtua dan
lembaga. Komunikasi yang baik antara orangtua dan lembaga bertujuan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pada anak.
Pada penjabaran
diatas dapat
disimpulkan bahwasanya
pendidikan keorangtuaan atau parenting adalah pembelajaran yang orangtua
butuhkan untuk
meningkatkan kapasitas
diri guna
mengoptimalkan tumbuh dan kembang anak. Pendidikan keorangtuaan neniliki ciri khas yaitu komunikasi dua arah ang baik antara pihak
sekolah dan orangtua.untuk melengkapi hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya berikut disampaikan pokok – pokok bahasan
sebagai berikut:
142
1. Tahap pelaksanaan program parenting yang ada di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean
Sebelum menganalisis lebih jauh mengenai bagaimana proses plaksanaan yang pendidikan keorangtuaan terlebih dahulu kita perlu
memahami sifat dasar dan karakteristik belajar orang dewasa. Orang dewasa memiliki kecenderungan untuk belajar sesuatu yang benar –
benar mereka butuhkan. Seperti yang di ungkapkan oleh Anisah
basleman 2011: 16 sifat dasar orang dewasa dalam belajar adalah belajar kaitannya dengan tahap perkembangan kedewasaan. Belajar
bagi orang dewasa berbasis pada kebutuhan. Jika hal dipelajari dianggap kurang dibutuhkan oleh orang dewasa atau orang tua, maka
tidak akan timbul kesadaran untuk mempelajari hal tersebut. Berdasarkan hasil peneliatian yang telah di jabarkan sebelumnya
dalam pelaksanaan pelaksanaan program pendidikan keorangtuaan atau parenting yang ada di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean
terdiri dari tiga tahap yaitu: a
Perencanaan Progran Perencanaan program yang dimaksud disini adalah hal –
hal yang perlu direncanakan dalam melaksanakan sebuh program. Seperti yang telah dijabarkan diatas Paud Terpadu
Yayasan Putra Putri Godean memiliki 4 kegitaan keorangtuaan yang rutin dilaksanakan. Dari ke empat kegiatan tersebut
dikategorikan menjadi 2 macam yaitu kegiatan yang terencana
143
dan kegiatan insidental. Begitu pula untuk perencanaan program dikelompokan menjadi dua juga yaitu:
i. Program terencana
Yang dimaksud dengan program terencana disisni adalah kegiatan yang membutuhkan perencanaan khusus sebelum
pelaksanaan. Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean memiliki dua jenis program terencana, yaitu: 1 Kelas
pertemuan orangtua, dan 2 Keterlibatan orangtua dalam kegiatan bersama. Beberapa kegiatan yang mencakup dua hal
tersebut antara lain kelas parenting pertemuan orangtua dan Pojok
gizi yang
menuntuk keterlibatan
orangtua dalam
perencanaan maupun pelaksanaan. Dalam perencanaan kedua program tersebut pendidik dan
pihak sekolah
melibatkan orangtua
untuk turut
serta merencanakan apa – apa saja yang di perlukan. Keterlibatan
orangtua cukup penting karena mereka bisa merencanakan sesuai dengan kebutuhan orangtua secara umum dan tentunya
dengen arahan dan bimbingan dari pihak pendidik maupun sekolah. Hal tersebut sesui dengan pernyataan Suprijanto 2005:
57 bahwa dalam perkembangan pendidikan orang dewasa saat ini lebih banyak menguakan metode partisipatif, dimana semua
pihak yang terkait dalam pendidikan dilibatkan dalam proses pendidikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
144
Pelaksanaan pendidikan
orang dewasa
cukup evektif
mengunakan metode parsitipatif karena oarang dewasa
memiliki pengalaman yang berbeda yang tidak bisa dipukul rata antara satu dan yang lain.
Dengan melibatkan mereka dalam perencanaan program orang dewasa dapat menganalisis kebutuhan apa yang mereka
butuhkan sehingga dalam mempelajari atau mempraktekkannya akan dilakukan tanpa merasa terbebani. Hal tersebut seiring
sejalan dengan yang diungkakan oleh Menurut Anisah basleman 2011: 16 Belajar bagi orang dewasa berbasis pada kebutuhan.
Maka iklim tersebut terus di jaga di lingkungan Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean agar orangtua tidak mereasa
ditekan dalam kegiatan namun mereka berkegiatan karena mereka membutuhkan kegiatan tersebut.
Penjabaran diatas
menunjukan keterlibatan
orangtua dalam merancang apa yang pelu dilakukan dalam pelaksanaan
program. Pihak sekolah bekerjasama dengan orangtua untuk merencanakan
kegiatan seperti apa yang mereka butuhkan bagaimana menentukan waktu, dan tema kegaitan. Keterlibatan
tersebut menjadikan orangtua merasa dihargai sebagai pelaku pendidikan keorangtuaan di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri
Godean. ii.
Program instidental
145
Program insidental yang dilaksanaka di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean ada dua kegiatan
yaitu : 1 Konsultasi orangtua dan 2 Kunjungan rumah. Berbeda dengan program terencana program
insidental dilakukan ketika memang dibutuhkan. Kedua program tersebut dilakukan apabila memang dibutuhkan
untuk mengingatkan
orangtua akan
pentingnya memperhatikan tumbuh kembang anak pada masa usia
dini. Dalam pelksanaan pihak sekolah juga melihat apakah ada masalah yang perlu dibicarakan secara
khusus dengan orangtua siswa, atau sebaliknya ada yang ingin orang tua sampaikan kepihak pendidik secara
khusus. Contoh kasus yang terjadi pada salah satu murid
bernama dani. Kedua orangtua yang bekerja dan mengikutkan
dalam program
full day
dan anak
mengalami kesusahan
dalam menjalin
kominikasi sehingga membutuhkan perhatian ekstra dari pendidik.
Melihat kejadian tersebut pendidik berdiskusi untuk menyampaikan keresahanya kepada orangtua siswa. Hal
ini seiring
sejalan dengan
pedoman yang
telah diluncurkan
pemerintah Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal
146
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional 2012: 17 dijelaskan
bahwa Apabila
ditemukan kasus-kasus
spesifik, pengurus atau pengelola lembaga dapat memberikan
rujukan kepada tenaga profesional, misalnya dokter, bidan, psikiater, psikolog, tokoh agama ulama, pendeta,
biksu, dll, orang tua yang memiliki pengalaman keberhasilan dalam mendidik anak-anak atau pihak-
pihak lain yang kompeten. Penjabaran
diatas menunjukan
bahwa tidak
dibutuhkan perencanaan
dalam pelaksanaan
kedua program insidental. Dalam program insidental hanya
dibutuhkan bagaimana
kita mengamati
lingkungan sekitar dan apabila da yang janggal baru dilaksanakan
kedua program tersebut. Atau ada maksud lain khusus untuk
program kunjungan
rumah semusal
mau menjenguk anak didik atau orangtua yang sakit sebagai
upaya untuk mempererat tali silaturahmi. b
Pelaksanaan Program i.
Program terencana Mengingat
ada dua
kegitan dalam
program terencana yaitu kelas parenting dan pojok hizi maka kita
uraikan satu persatu. Pelaksanaan kelas parenting
147
terlaksana dua kali pertemua sementara pojok gizi adalah kegiatan rutin mingguan. Kegua program tersebut sama
– sama melibatkan orangtua baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan program.
Proses pelaksanaan
kelas parenting
pertama terbilang cukup bagus karena dimulai tepat waktu
mengingat waktu pelaksanaan di jadwalkan cukup pagi. Perisapan untuk sarana prasarana dilakukan 30 menit
sebelum acara dimulai. Beberapa orangtua juga ikut membatu menyiapkan aula menyapu, menyiapkan tikar
dan meja yang digunakan untuk kelas parenting. Sementara bunda yanti menyiapkan pengeras suarua dan
konsumsi dibantu oleh bunda ana koordinator dari pihak orangtua. Kelas parenting dilakukan secara mandiri
maksudnya orangtua tidak berpangku tanggan menunggu pelaksanaan program semata namun saling membatu
dalam pelaksanaan program. Untuk konsumsi tidak dibagi namun orangtua mengambil sendiri di meja yang
telah disiapkan tepat dekat pintu masuk aula sehingga tidak merepotkan pihak sekolah. Hal tersebut berlaku
baik untuk kelas parenting yang pertama maupun kelas parenting yang kedua.
148
Kelas parenting pertama orangtua cukup antusia dengan tema yang dingkat dalam pertemuan kali ini
yaitu ’Mengoptimalkan tumbuh kembang anak, sesuai dengan tahap perkembangannya’. Acara dibuka dengan
penjelasan tentang topik bahasan, memperkenalkan pemateri dan menyampaikan latar belakang dipilihnya
tema tersebut sebagai topik bahasan pada pertemuan kali ini. Orangtau yang hadir juga dibagikan hand out atau
hard copy dari materi yang disampaikan kali ini. Orangtua juga bisa mencatat materi pda hard copy yang
dibagikan sehingga
mempermudah apabila
akan dipelajari lagi dirumah.
Sebelum penyampaian materi ada senam jari untu mengasah otak dan konsentrai orangtua saat kegiatan
akan dimulai. Saat penyampaian materi orangtua begitu antusian mendengarkan, kemudian acara dilanjutkan
dengan dikusi terbuka atau sharing pengalaman terkait dengan tema. Pada tahapan penarikan kesimpulan
peserta sendiri yang meumuskan dan dibantu oleh pemateri. Mengingat masing masing – masing peserta
memiliki latar belakang pengalaman yang berbeda maka dalam penarikan kesimpulan antara orang satu dan orang
yang lain belum tentu sama. Model pembelajaran yang
149
partisipatif menjadikan
orangtua lebih
leluasa menyampaikan aspirasinya. Hal ini seiring sejalan
dengan pendekatan yang digunakan dalam pelatihan adalah partisipatif yang biasanya digunakan dan disebut
juga siklus
belajar dari
pengalaman Suprijanto,
2007:165. Sekolah memanfaatkan kelas parenting sebagai
bahan diskusi dengan orangtua menganai kegiatan – kegitan yang akan dan telah dilaksanakan disekolah
selama satu bulan ini. Kegitan tersebut memakan waktu 15 – 20 menit. Bunda yanti mengingatkan orangtua
untuk tidak masuk kelas saat kegitan belajar mengajar berlangsung karena hal tersebut menggangu konsentrasi
anak yang lain. Pelaksanaan kelas parenting yang kedua tidak jauh
beda dengan yang pertama hanya ada beberapa poin yang membedakan yaitu: tema yang diangkat berbeda
yatu mengenai ‘mengatasi kemarahan pada anak usia dini’, pemateri adalah bunda nunu dari BENISO, jarak
waktu pelaksanaan kelas parenting pertama dan kedua berjarak dua setengggah bulan, kelas parenting kali ini
kurang kondusif karena beberapa anak – anak memasuki aula saat kegiatan berlangsung sehingga konsentrasi
150
orangtua terpecah antara memperhatikan materi dan anak – anak anak yang ribut.
Program terencana lainnya yang dilaksanakan di PAUD Terpadu Putra Putri Godean adalah pojok gizi.
Orangtua yang mendapat jadwal melakukan pojok gizi kali ini berjumlah 5 orang, namun karena alasan
pekerjaan satu orang tidak hadir dalam kegaiatan. Orang tua melakukan persiapkan dengan membersihkan tempat
penitipan anak menyapu, kemudian menata menu menjadi prasmanan hal tersebut dilakukan untuk melatih
anak – anak mengantri saat mengambil makanan. Menu kali ini adalah sayur pokcai dengan bakso, telur puyuh
kecap, agar – agar, dan buah semangka. Begitu
menyenangkan bisa
melihat proses
pelaksanaan pojok gizi, karena semua terlibat dalam pelaksanaan program, justru pemandangan lain terlihat
pada pendidik. Pendidik tidak turun langsung dalam pelaksanaan program melaikan hanya membantu untuk
mengkondisikan anak
– anak,
sebelihnya adalah
orangtua yang beran. Anak anak telah cuci tangan sebelum masuk ruangan tempat penitipan anak kemudian
pendidik mengarahkan untuk berbaris dengan rapi menunggu antrian.
151
Dalam proses pelaksanaan tidak semulus yang direncanakan. Ada anak – anak yang tidak sabar untuk
antri dan minta didahulukan untuk, namun pendidik dengan sabar memberi pengertian kepada mereka.
Namun banyak bisa dipelajari dari kegiatan pojok gizi yaitu belajar sabar belajar berbagi dan belajar adil baik
bagi orangtua yang bertugas maupun bagi anak – anak sendiri.
ii. Program insidental
Beberapa bulan
peneliti memantau
kegiatan keorangtuaan yang ada di PAUD Terpadu Putra Putri
Godean ada kegiatan yang terlaksana tanpa ada
perencanaan yaitu
konsultasi orangtua.
Konsultasi orangtua dilaksanakan melihat kondisi yang dibutuhkan
masing – masing peserta didik atau orangtua peserta didik. Kali ini konsultasi orangtua tertuju pada ibu seorang siswa
bernama dani.
Hal tersebut
dibutuhkan mengingat
interaksi sosial yang ditunjukan dani disekolah sangatlah kurang. Dani hanya bicara seperlunya saja dan jika ditanya
setelah ditelusuri lebih jauh kedua orang tua dani bekerja sementara dani menjalani program fullday di sekolah.
Interaksi antara orangtua dan dani kurang sehingga dani lebih pendiam jika disekolah. Hal – hal tersebut adalah
152
salah satu contoh kasus yang diangkat dalam pendidikan keorangtuaan berbasis konsultasi orangtua.
c Evaluasi
Bentuk evaluasi yang dilakukan di PAUD Terpadu Putra Putri Godean
dilakukan baik dari segi internal lembaga maupun dari eksternal lembaga yaitu pendapat dan masukan
dari pihak orangtua. Berikut evaluasi yang dirumuskan yang oleh pihak
sekolah dalam melihat berhasil atau tidaknya pendidikan keorangtuaan yang dilaksanakan. Diantaranya terdiri dari
beberapa penilaian mengenai: Mengingat ada duan jenis program yang dilaksanakan di
paud maka dalam evaluasipun kita bedakan menjadi dua yaitu: a.
Program terencana Evaluasi yang dilakukan dalam program terencana
adalah evaluasi secara internal lembanga dan external lembaga. Mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki
lembaga sudah cukup memadai dan dapat dioptimalkan dengan baik oleh pihak sekolah. Yang pelu dievaluasi
dalam internal lembaga adalah pendidik dan pihak sekolah kurang berani mengambil sikap dalam menentukan
pelaksanaan kelas parenting sehingga kerepotan ketika ada tugas diluar yang tidak terencana jauh – jauh hari sehingga
153
kekurangan SDM untuk orang yang berada disekolah. Untuk program pojok gizi dari pihak sekolah telah
memfasilitasi dengan baik kebutuhan untuk kegiatan. Faktor external lembga yang perlu di evaluasi yaitu
partisipasi orangtua, ketepatan waktu pelaksanaan, dan keseuaian tema dengan kebutuhan warga belajar atau
orangtua siswa. tingkat partisipasi orang tua di kegiatan keorangtuaan di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri
Godean dirasa cukup baik. Kehadira selalu lebih dari 20 orangtua dari 27 orang. Mengingat partisipasi adalah point
penting yang selama ini menjadi acuan dalam kegiatan parenting. Begitu pula untuk kegiatan parenting lainnya
seperti pojok gizi. Ketepatan waktu pelaksanaan juga merupakan salah
satu bahan evaluasi bagi kami. Pojok gizi adalah yang paling teratur dari semua program. Satu minggu sekali tiap
hari jum’at selalu diadakan, kecuali memang benturan denga kegiatan lain seperti kelar diluar sekolah untuk anak
anak ataupun kelas parenting maka pojok gizi ditiadakan. Kelas parenting menjadi momok bagi Paud Terpadu
Yayasan Putra Putri Godean karena waktu pelaksanaan yang belum ditetapkan secara pasti. Baik ketepatan waktu
154
yang telah ditetapkan antara dua bulan sekali pelaksanaan dan ketetapan waktu di mulainya pelaksanaan pada hari H.
Pelaksanaan kelas yang pertama memilili ketepatan waktu pelaksanaan yaitu tepat dilaksanakan pada bulan
november begitu juga untuk ketepatan waktu saat hari H. Kelas parenting yang kedua mengalami kemunduran
waktu yaitu tepat dua setengah bulan setelah pelaksanaan parenting kelas pertama. Namun untuk palaksanaan saat
acara dapat dilaksanakan tepat waktu mengingat waktu pelaksanaan yang dilakukan pagi hari.
Kesesuaian tema dengan kebutuhan orangtua atau warga belajar juga merupakan bahan evaluasi di Paud
Terpadu Yayasan Putra Putri Godean. Pihak sekolah merumuskan
tema dengan
melakukan pengamatan
lingkungan setelahnya
didiskusikan dengan
pihak orangtua. Hal tersebut untuk dilakukan untuk melihat
kesuaian antara masalah yag dilihat pihat sekolah dengan kebutuhan oangtua.
Dari kedua tema yang diangkat untuk kelas parenting dirasa cukup sesui. Melihat jawaban yang
dilantarkan oleh ibu dani dan ibu ana pratiwi mengenai tema
yang diangkat.
Meskipun tidak
menutup
155
kemungkinan saat pelaksanaan orangtua akan bertanya diluar tema yang telah ditetapkan.
b. Program insidental
Evaluasi pada program insidental yaitu mencakup dari
internal sekolah
itu sendiri.
Sebagai contoh
bagaimana pendidik menetapkan untuk memangil ibu dani untuk melakukan konsultasi orangtua. Hal tersebut di
tetapkan setelah melewati pengamatan yang panjang kepada si anak dan diskusi antar pendidik, apakah perlu
untuk dilakukan ataukah tidak. Melalui penjabaran diatas baik evaluasi program terencana
maupun program insidental dilakukan secara intensif baik latar belakang kegiatan dan kesesuaian dengan kebutuhan orangtua. Hal
tersebut sesui dengan peryataan Djuju sudjana 2008;107 menganai metode kasus dalam evaluasi yaitu, digunakan untuk mempelajari
secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan, baik digunakan untuk semua unit sosial seperti individu,
kelompok, lembaga, komunitas maupun untuk perisriwa keadaan dan sebagainya.
2. Faktor pendukung pelaksanaan program parenting yang ada di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean
Terlaksananya kegiatan keorangtuaan tau parenting di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean tidak lepas dari faktor faktor yang
156
mendukung terlaksanya program. Faktor pendukung disini dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Faktor internal
Semua yang mempengruhi tercapainya tujuan dan berasal dari dalam internal sekolah. Seperti sarana prasarana dan kegiatan
parenting yang sudah terjadwal. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketersediaan sarana dan prasarana akan sangat mendukung
berlangsungnya program. Semua sarana pendukung untuk kegiatan pareting telah tersedia di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri
Godean seoerti tikar, sound sistem, meja, LCD, dan aula dengan kapasitas 150 orang. Hal tersebut memudahkan pihak sekolah
untuk merancang berbagai kegiatan yang dibutuhkan oleh
orangtua. Faktor internal yang lain yaitu keseriusan Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean dalam merancang berbagai kegitan
pendidikan keorangtuan di sekolah antara lain pojok gizi, kelas parenting, konsultasi orangtua, dan kunjuangan rumah. kelas
parenting dan pojok gizi adalah program unggulan dari Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean karena dilakukan secara rutin
dan terencana. Kedua faktor internal pendukung berlangsungnya setiap
program pendidikan keorangtuaan di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean adalah kombinasi antara sumber daya manusia
SDM dan ketersediaan sarana prasarana. Pendidik, tenaga
157
kependidikan maupun orang – orang yang masuk dalam struktur kepengurusan Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean menjadi
SDM penggerak setiap program. Program yang telah terencana dapat berjalan dengan baik dengan dukungan sarana prasarana
yang memadai disekolah. Kombinasi kedua hal tersebut menjadi pilar dalam pelaksanaan setiap progran pendidikan keorangtuaan di
Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean. b.
Faktor external Berlangsungnya setiap program pendidikan keorangtuaan
tidak lepas dari dukungan dari luar lembaga itu sendiri seperti orangtua itu sendiri. Dukungan dari orangtua tidak hanya ikut
berpartisipasipasi dalam
setiap kegiatan
namun juga
menyumbangkan gagasan dalam perencanaan kegiatan maupun memmperi masukan untuk evaluasi program. Orangtua tidak
segan untuk
menyapaikan aspirasinya
kepada pendidik
disekolah terkait dengan isu – isu dimasyarakat terkait misalnya kekerasan terhadap anak dan lain sebagainya. Umunya orangtua
dengan latar belakang terdidik atau telah menempuh strata 1 S1 menjadi motor pengerak bagi orangtua yang lain. Mereka
sadar akan pentingnya pendidikan keorangtuaan sehingga bahu menmbahu dengan pendidik untuk merangkul orangtua yang
laiinya.
158
Orangtua siswa Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean juga memiliki koordinator yang menjembatani aspirasi antara
pendidik dan orangtua lainnya. Dengan adanya koordinator pihak sekolah lebih mudah untuk mewadahi aspirasi orangtua.
Orangtua tidak hanya sebagai obyek namun menjadi subyek dalam pendidikan keorangtuaan karena mereka terlibat lansung
dari perencanaan pelaksanaan dan evaluasi. 3. Faktor – faktor penghambat pelaksanaan program parenting yang ada
di Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean Sejauh ini kendala cukup berarti terdapat pada penentuan
pelaksanaan kelas parenting orangtua. Mengingat waktu pelaksanaan yang belum terjadwal pasti menjadikan tidak sesuai dengan yang
direncanakan. Namun
pihak sekolah
berangapan bahwa
mempertimbangkan waktu yang diusulkan orangtua adalah hal mutlak yang
dibutuhkan. Pihak
sekolah beranggapan
ketika waktu
pelaksanaan ditentukan secara bersama maka akan semakin banyak orang tua yang hadir dalam kelas parenting.
Keberlangsungan kegiatan selama dua tahun Paud Terpadu Yayasan Putra Putri Godean berdiri masih menggunakan cara yang
sama dalam menentukan waktu pelaksanaan kelas parenting. Meskipun banyak yang harus diantisipasi pihak sekolah seperti kekurangan SDM
karena sebagian pendidik harus mengikuti seminar atau pelatihan.
159
Namun hal tersebut masih dirasa efektif untuk mengumpulkan orangtua siswa dalam kegiatan.
160