Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

American Diabetes Association ADA tahun 2010 mendefinisikan diabetes mellitus DM sebagai suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia karena adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua – duanya Perkeni, 2011: 4. Diabetes Mellitus ditandai dengan peningkatan glukosa dalam darah melebihi normal 70 – 140 mgdL. Gejala lain yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliphagi sering merasa lapar, polidipsi rasa haus yang berlebihan, poliuri sering kencing Kemenkes, 2013: 122. Diabetes mellitus dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu diabetes mellitus tipe 1 Insulin Dependent Diabetes Mellitus akibat dengan kurangnya produksi insulin dan diabetes mellitus tipe 2 Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus yang disebabkan karena gangguan insulin yang kurang efektif oleh tubuh Kemenkes, 2014. Pada tahun 2000, jumlah penderita diabetes mellitus di dunia tercatat sebanyak 171 juta orang, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 366 juta orang pada tahun 2030 Moser, et al, 2008: 1. Di Indonesia, jumlah penderita diabetes pada tahun 2000 sebanyak 8,4 juta orang dan diprediksi akan mengalami kenaikan 3 kali lipat pada tahun 2030 menjadi 21,3 juta orang Hartayu, et al, 2012: 2. Pada tahun 2007, jumlah kasus diabetes sebanyak 1,1, meningkat menjadi 2,1 pada tahun 2013 Kemenkes, 2014. Dari semua kasus diabetes tersebut 90 – 95 merupakan Diabetes Mellitus tipe 2 Depkes, 2005. 1 2 Diabetes melitus tipe 2 merupakan intoleransi karbohidrat yang ditandai dengan resistensi insulin, defisiensi relatif insulin, kelebihan produksi glukosa oleh hepar dan hiperglikemia Brasher, 2007: 157. Di Jawa Tengah jumlah kasus diabetes mellitus tipe 2 pada tahun 2012 sebanyak 181.543 kasus dan tahun 2013 sebanyak 142.925 kasus Dinkes Jateng, 2012; Dinkes Jateng, 2013. Di kota Semarang, distribusi penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 tahun 2013 mencapai 13.112 kasus. Diabetes Mellitus tipe 2 tergolong 10 besar penyakit di puskesmas dengan kasus tertinggi terdapat di wilayah puskesmas Kedungmundu yakni sebanyak 2576 kasus pada tahun 2013 meningkat menjadi 3354 kasus pada tahun 2014. Kematian akibat Diabetes Mellitus tipe 2 dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 kematian akibat diabetes mellitus sebanyak 37 orang, tahun 2012 sebanyak 180 orang dan pada tahun 2013 menigkat menjadi 237 orang DKK Semarang, 2013. Hal ini menggambarkan bahwa pengendalian DM tipe 2 oleh penderita belum dilakukan secara optimal sehingga perlu mendapatkan prioritas pelayanan kesehatan akibat dari perilaku masyarakat. Secara umum prinsip pengendalian dan penanganan Diabetes Mellitus meliputi pengaturan makan diet, latihan jasmani, perubahan perilaku, dan konsumsi obat antidiabetik Bustan, 2007: 114. Pola makan diit merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan DM tipe 2 Depkes, 2005. Penelitian yang dilakukan Fadli Maine dan Ismail menunjukkan bahwa semakin baik pola makan diet seseorang maka kecenderungan glukosa darah sewaktunya akan semakin rendah. Pola makan bertujuan untuk membantu penderita Diabetes Mellitus tipe 2 memperbaiki kebiasaan makan sehingga dapat mengendalikan kadar glukosa, 3 lemak dan tekanan darah Waspadji, 2004 dalam Tera, 2010: 4. ADA 2010 dan Perkeni 2011 mengharuskan kepada setiap penderita Diabetes Mellitus tipe 2 untuk melakukan diet pola makan secara baik setiap harinya namun pada kenyataannya banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi kepatuhan diet penderita DM yang rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Lestari dkk, terhadap pasien DM tipe 2 memperlihatkan bahwa 89,7 tidak patuh mengkonsumsi jumlah kalori, 100 responden tidak mematuhi jadwal makan, dan 65,5 tidak patuh mengkonsumsi jenis makanan. Hasil penelitian Winda Widyastuti menunjukkan bahwa 60,1 pasien DM tipe 2 tidak patuh terhadap program diet. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nasrul Hadi memperlihatkan bahwa 58,3 responden tidak patuh dalam pelaksanaan diet. Menurut Metz 1997, penyebab terbesar dalam meningkatnya komplikasi pada penderita DM tipe 2 adalah rendahnya kepatuhan diet Maine dan Ismail, 2014: 79-80. Organisasi Kesehatan DuniaWHO 2003 mengemukakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus antara lain penyakit, jenis kelamin, stress, konsumsi alkohol dan lingkungan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gibney 2003 menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus antara lain kepercayaan diri, pengetahuan tentang diabetes, dukungan keluarga dan pendidikan nutrisi Budiyani, 2011: 83. Menurut Rowley 1999 kepatuhan atau yang dikenal dengan adherensi merupakan tindakan untuk mengikuti aturan atau prosedur dalam upaya perubahan sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh 4 petugas kesehatan, sosiodemografi, faktor psikososial dalam bentuk kepercayaan terhadap perubahan perilaku, dan gaya hidup termasuk pola makan Hendro, 2010. Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan maret dengan melakukan wawancara kepada 15 penderita, pertanyaan yang diajukan meliputi pertanyaan mengenai pengelolaan penyakit diabetes mellitus tipe 2 yang meliputi pengetahuan responden tentang diabetes mellitus tipe 2, aktifitas fisik, perencanaan makanan, dan konsumsi obat antidiabetik. Dari 15 penderita, 26,7 4 penderita mempunyai pengetahuan kurang, 66 10 orang tidak patuh mengkonsumsi obat, 60 9 penderita tidak melakukan olahraga secara teratur, dan hampir semua responden 86 13 penderita menjalankan diit namun tidak sesuai dengan diet yang dianjurkan sebagian besar hanya mengurangi porsi nasi dan tidak mengikuti jadwal makan yang disarankan. Upaya untuk meningkatkan kepatuhan diet DM di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu telah dilakukan, antara lain konseling gizi penderita DM tipe 2 oleh dokter, diadakannya kegiatan Prolanis Program Pengelolaan Penyakit Kronis yang dilakukan sebulan sekali dengan kegiatan sosialisasi secara luas kepada penderita mengenai pentingnya pengaturan pola makan terhadap tingkat kadar glukosa darah, sosialisasi mengenai konsumsi makanan yang harus dibatasi oleh penderita, cek kadar glukosa darah dan, namun pada kenyataannya masih banyak penderita DM tipe 2 belum dapat melaksanakannya sesuai dengan anjuran diit yang diberikan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap usaha antisipasi terhadap masalah kesehatan masih kurang. 5 Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merasa bahwa studi mengenai faktor –faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang perlu dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah