Hasil uji hubungan tersebut memenuhi syarat untuk uji dengan menggunakan uji
chi square
diperoleh
p value
0,021 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 0,021 0,05, sehingga Ha diterima yang artinya terdapat
hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet DM. Dari hasil analisis diperoleh nilai PR 1 dengan interval
kepercayaan 1,371 – 31,317, sehingga dapat diartikan bahwa dukungan tenaga
kesehatan merupakan faktor risiko kepatuhan diet. Penderita yang kurang mendapat dukungan dari petugas kesehatan mempunyai risiko 1,527 kali tidak
patuh dalam menjalani diet dibandingkan dengan penderita yang mendapat dukungan baik dari petugas kesehatan.
4.2.3 Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk menjelaskan variabel indenpenden yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini,
analisis multivariat yang digunakan adalah uji regresi logistik. Adapun tahapan yang dilakukan dalam analisis multivariat adalah sebagai berikut:
4.2.3.1 Pemilihan Kandidat Variabel Multivariat
. Pemilihan kandidat variabel yang akan diuji multivariat menggunakan
analisis bivariate dengan cara memasukkan variabel independen antara lain: usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, persepsi, motivasi diri, kepercayaan diei,
lama menderita DM, keikutsertaan dalam penyuluhan gizi, dukungan keluarga, dan dukungan petugas kesehatan terhadap veriabel dependen yaitu kepatuhan diet
diabetes mellitus. Variabel yang memiliki nilai
p
0,25 akan dimasukkan dalam analisis multivariat.
Tabel 4.24 Hasil Analisis Bivariat dalam Penentuan Variabel Kandidat Multivariat dengan Kepatuhan dalam Menjalankan Diet Diabetes
Mellitus Variabel
P Value
Usia 0,027
Jenis Kelamin 0,303
Pendidikan 0,046
Pengetahuan 0,028
Persepsi 0,013
Motivasi Diri 0,035
Kepercayaan Diri 0,227
Lama Menderita 0,041
Keikutsertaan Penyuluhan Gizi 0,260
Dukungan Keluarga 0,001
Dukungan Petugas Kesehatan 0,021
= variabel yang memenuhi syarat untuk dilakukan analisis multivariate p0,25
Tabel 4.24 menunjukkan bahwa variabel yang dapat masuk seleksi pada tahap uji multivariat meliputi: usia, pendidikan, pengetahuan, persepsi, moivasi diri,
kepercayaan diri, lama menderita, dukungan keluarga, dan dukungan petugas kesehatan. Sedangkan variabel yang tidak masuk seleksi uji multivariat adalah
variabel jenis kelamin, dan keikutsertaan dalam penyuluhan gizi karena variabel tersebut mempunyai nilai
p
0,25.
4.2.3.2 Pemodelan Akhir Multivariat
Hasil analisis regresi logistik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.25 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik
Variabel Koefisien B
P Value
OR CI 95
Pengetahuan 2.073
.020 7.945
1,387 – 45,507
Persepsi 3.678
.004 39.567
3,313 – 472,476
Lama Menderita 3.082
.009 21.811
2,150 – 221,214
Dukungan Keluarga 3.827
.001 45.915
4,477 – 470,907
Konstanta -8.198
Tabel 4.25 menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, persepsi, lama menderita, dan dukungan keluarga, mempunyai nilai
p
kurang dari 0,05
p value 0,05
, sehungga semua variabel tersebu merupakan permodelan akhir multivariate. Hasil
analisis multivaria dapat disimpulkan bahwa 11 variabel independen terdapat 4 variabel yang mempunyai pengaruh kuat terhadap kepatuhan dalam menjalankan
diet diabetes mellitus. Hasil analisis didapatkan nilai
Odd Ratio
OR terbesar adalah dukungan keluarga OR=45,915, artinya dukungan keluarga adalah
variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan penderita dalam menjalankan diet diabetes mellitus.
Analisis multivariat ini menghasilkan persamaan regresi logistic yang dapat menjelaskan probabilitas kepatuhan dalam menjalankan diet diabetes mellitus,
dengan pemodelan sebagai berikut: Kepatuhan diet diabetes mellitus = -8,198 + 2,073 pengetahuan + 3,678
persepsi + 3,082 lama menderita + 3,827 dukungan keluarga.
Berdasarkan persamaan regresi logistik tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mempengaruhi kepatuhan penderita DM tipe 2 dalam menjalankan
diet diabetes mellitus sebesar 2,073 kali setelah dikontrol oleh faktor persepsi, lamam menderita, dan dukungan keluarga. Persepsi mempengaruhi kepatuhan
penderita DM tipe 2 dalam menjalankan diet diabetes mellitus sebesar 3,678 kali setelah dikontrol oleh faktor pengetahuan, lama menderita, dan dukungan
keluarga. Lama menderita menmpengaruhi kepatuhan penderita DM tipe 2 dalam menjalankan diet diabetes mellitus sebesar 3,082 kali setelah dikontrol oleh faktor
pegetahuan, persepsi dan dukungan keluarga. Dukungan keluarga mempengaruhi kepatuhan penderita DM tipe 2 dalam menjalankan diet diabetes mellitus sebesar
3,827 kali setelah dikontrol oleh faktor pengetahuan, persepsi dan lama menderita.
91
BAB V PEMBAHASAN
5.1 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1.1 Hubungan Antara Usia dengan Kepatuhan Diet Penderita DM Tipe 2
Menurut Rosenstock et al 1988 usia merupakan salah satu faktor demografi yang tidak berhubungan langsung dengan kepatuhan, melainkan
berhubungan langsung dengan persepsi seseorang terhadap suatu tindakan pencegahan penyakit dan persepsi itulah yang berhubungan langsung dengan
perilaku kepatuhan seseorang Lestari, 2012. Usia berkaitan dengan kedewasaan atau maturitas, yang berarti bahwa semakin meningkatnya usia seseorang, akan
semakin meningkat pula kedewasaan atau kematangan baik secara teknis, maupun psikologis serta akan semakin mampu untuk melaksanakan tugasnya. Usia yang
semakin meningkat akan meningkatkan pula kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan, berpikir rasional, toleran dan semakin terbuka terhadap
pandangan orang lain Siagian, 2001 dalam Sumigar et al, 2015. Analisis hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara usia
dengan kepatuhan dalam menjalankan diet dengan
p value
0,207 0,207 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari 2012
yang secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara usia dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes mellitus dengan nilai
p =
0,173. Tidak adanya hubungan antara usia dengan kepatuhan dalam menjalankan diet dikarenakan responden yang memiliki usia dewasa maupun
lansia menunjukkan perilaku ketidakpatuhan. Semakin tua usia seseorang belum