mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang dihadapi, dan mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan mengenai masalah kesehatan
yang dialaminya. Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Lestari 2012 pada pasien DM tipe 2 di RSUP Fatmawati, uji statistik penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan antara
pendidikan dengan kepatuhan diet diabetes Mellitus dengan hasil uji statistic
p=
0,147. Hal ini dikarenakan pada penelitian yang dilakukan oleh Lestari, proporsi ketidakpatuhan diet lebih tinggi pada responden dengan tingkat pendidikan tinggi
sedangkan pada penelitian ini, proporsi ketidakpatuhan diet lebih tinggi pada responden dengan tingkat pendidikan rendah dari pada responden dengan tingkat
pendidikan tinggi.
5.1.4 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kepatuhan Diet Penderita DM Tipe 2
Notoatmodjo mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku baru dari
sesorang dimulai pada domain kognitif dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi objek yang menimbulkan respon batin
dalam bentuk sikap kemudian objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap
stimulus atau objek, sehingga pengetahuan merupakan langkah awal dari sesorang untuk menentukan sikap dan perilakunya Juniarti et al, 2014. Menurut Brunner
dan Sudart 2002, pengetahuan tentang kesehatan dapat membantu individu untuk beradaptasi dengan penyakitnya, mencegah komplikasi dan mematuhi
program terapi dan belajar untuk memecahkan masalah ketika menghadapi situasi baru. Pengetahuan sesorang tentang penyakitnya sangat menunjang kepatuhan
pasien terhadap segala sesuatu yang disarankan petgas kesehatan demi kesembuhan penyakitnya Ismail et al, 2012.
Analisis hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan uji
chi square
yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan
dalam menjalankan diet dengan
p value
0,028 0,028 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari 2012 di RSUP
Fatmawati yang menujukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penderita DM tipe 2 dalam menjalankan diet, responden yang
mempunyai tingkat pengetahuan baik 12,5 kali lebih patuh dalam mejalankan diet dibandingkan dengan responden yang mempunyai pengetahuan kurang Lestari,
2012. Hal ini dikarenakan distribusi responden pada penelitian ini maupun penelitian yang dilakukan oleh Lestari 2012 sebagian besar mempunyai
pengetahuan tinggi, selain itu proporsi kepatuhan diet pada responden yang memiliki pengetahuan baik lebih tinggi dari pada responden yang memiliki
pengetahuan kurang yang cenderung lebih tidak patuh dalam melaksanakan diet. Hali ini terjadi karena pengetahuan yang dimiliki oleh responden mengenai
diabetes dan penatalaksanaan dietnya akan menimbulkan kesadaran bagi mereka dan akhirnya mereka akan berperilaku sesuai dengan apa yang mereka ketahui.
Penderita yang memiliki pengetahuan yang lebih luas memungkinkan pasien tersebut dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang dihadapi,
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman dan mudah mengerti
tentang anjuran petugas kesehatan, sehingga akan dapat mengurangi kecemasan dan akan membantu penderita tersebut dalam membuat keputusan mengenai
masalah kesehatan yang dihadapinya. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra
2015 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan perilaku diet pada penderita DM tipe 2 5.1.5 Hubungan Antara Persepsi dengan Kepatuhan Diet Penderita DM Tipe
2
Menurut Rosenstock et al 1988, persepsi merupakan unsur penting yang membentuk seseorang untuk mengambil tindakan yang baik dan sesuai untuk
melakukan tindakan
pencegahan atau
penyembuhan penyakit.
Proses pembentukan persepsi didasari oleh pengetahuan dan sikap seseorang terhadap
informasi yang diperolehnya, kemudian persepsi akan melahirkan suatu bentuk kepatuhan terhadap instruksi maupun anjuran yang diberikan untuk penyembuhan
penyakitnya Hendro, 2010. Persepsi yang baik akan memotivasi seseorang untuk lebih melakukan suatu tindakan yang baik pula dibandingkan dengan
sesorang yang memiliki persepsi kurang Hasbi, 2012. Analisis hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan uji
chi square
menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas
kedungmundu Kota Semarang tahun 2015 dengan nilai
p =
0,013 0,013 0,05. Hasil analisis
risk estimate
diperoleh nilai
Prevalence Ratio
1 dengan rentang kepercayaan 1,521
– 22,315, sehingga dapat diartikan bahwa persepsi merupakan faktor risiko kepatuhan diet. Penderita yang mempunyai persepsi negatif
mengenai diet mempunyai risiko 2 kali tidak patuh dalam menjalani diet dibandingkan dengan penderita yang mempunyai persepsi positif tentang diet
DM. Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tri Suci Lestari 2012 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
persepsi dengan kepatuhan diet pasien DM tipe 2
p=
0,000. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini maupun penelitian yang dilakukan oleh Lestari 2012
menunjukkan proporsi kepatuhan diet DM lebih banyak pada responden yang memiliki persepsi positif dari pada responden yang memiliki persepsi negatif.
Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien DM tipe 2 yang mempunyai persepsi positif terhadap diet diabetes mellitus.
Akan tetapi penelitian berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hasbi dengan fokus penelitian pada kepatuhan dalam menjalankan
olahraga yang menujukkan tidak adanya hubungan antara persepsi dengan kepatuhan. Hal ini dikarenakan responden pada penelitian yang dilakukan oleh
Mohamad Hasbi merupakan responden yang berasal dari suku Sasak, dimana orang - orang suku Sasak mempunyai kepribadian penurut dan menempatkan
tokoh agama menjadi panutan bagi masyarakat sehingga informasi dan anjuran yang diberikan oleh tenaga medis tidak banyak diperhatikan dan dilaksanakan
dibandingkan dengan anjuran yang disampaikan oleh pemuka agama. Sedangkan responden pada penelitian ini termasuk masyarakat yang modern sehingga
cenderung akan mengadopsi perilaku dari berbagai sumber yang dianggap baik untuk kesehatannya.
5.1.6 Hubungan Antara Motivasi Diri dengan Kepatuhan Diet Penderita DM Tipe 2